Home / Nasional / AS Minta Israel Pemilu Baru, Singkirkan Netanyahu

AS Minta Israel Pemilu Baru, Singkirkan Netanyahu

AS Minta Israel pemilihan umum Baru, Singkirkan Netanyahu

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat (AS), Chuck Schumer, memohonkan Israel untuk dapat menyelenggarakan pemilihan umum segera. Hal ini terjadi saat negara itu masih dalam perangnya melawan milisi Hamas dalam Gaza, Palestina.

Dalam pernyataannya, Schumer mengatakan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu “tidak lagi memenuhi kebutuhan Israel”. Ia bahkan menyebut bahwa Netanyahu sudah menjadi penghalang besar bagi perdamaian.

Schumer juga menegaskan kembali pandangannya bahwa Solusi Dua Negara antara Israel kemudian Palestina merupakan sesuatu yang digunakan digunakan terbaik bagi kedua negara. Ini bertentangan dengan sikap Netanyahu, yang mana dimaksud seringkali menolak mengakui eksistensi Palestina.

“Sebagai negara demokrasi, Israel mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya sendiri, kemudian kita harus membiarkan hal ini terjadi. Namun yang mana dimaksud penting adalah bahwa Israel diberi pilihan. Perlu ada dinamika baru mengenai masa depan Israel setelah 7 Oktober,” kata Schumer, yang dimaksud dimaksud juga politisi Partai Demokrat, dikutip Reuters, Senin (16/3/2024).

“Menurut saya, hal itu paling baik dijalani dengan mengadakan pemilu,” ujarnya.

Di sisi lain, ia juga menyalahkan warga Palestina yang dimaksud mengupayakan Hamas. Ia menambahkan bahwa pemimpin Palestina Mahmoud Abbas juga harus mundur dari jabatannya.

“Agar ada harapan perdamaian pada dalam masa depan, Abbas harus mundur juga juga digantikan oleh pemimpin Palestina generasi baru yang dimaksud digunakan akan berupaya mencapai perdamaian dengan Negara Yahudi,” kata Schumer.

Schumer juga tokoh Demokrat lainnya, termasuk Presiden Joe Biden, menghadapi kritik keras dari internal partai atas dukungan Washington terhadap Israel. Diketahui, AS terus memberikan beberapa bantuan terhadap Israel saat pemboman Tel Aviv di dalam dalam Gaza sudah pernah menewaskan 31 ribu warga sipil.

Pidato Schumer juga menekankan rasa frustrasi yang dimaksud hal itu semakin besar di dalam area Washington terhadap Netanyahu, manajemen perangnya, perlindungan terhadap warga sipil Palestina, serta terkait terhambatnya pengiriman bantuan ke Gaza.

“(Netanyahu) terlalu bersedia untuk menoleransi korban sipil pada Gaza, yang mana mana menggalakkan dukungan bagi Israel pada seluruh dunia ke titik terendah dalam sejarah. Israel bukan dapat bertahan jika dia menjadi paria,” tambah Schumer.

Selain Schumer, pemerintahan Biden juga mulai melontarkan bola panas kepada Israel. Ini utamanya terkait rencana Tel Aviv untuk terus memperbanyak pemukiman Yahudi ilegal dalam area Tepi Barat, Palestina.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan kebijakan ini menjadi hambatan dari perdamaian. Sumber dari pemerintahan AS juga menyebut bila Israel terus melakukannya, Washington mempertimbangkan akan mencapnya sebagai ‘tidak konsisten’ dengan hukum internasional.

“Sudah menjadi kebijakan lama AS dalam bawah pemerintahan Partai Republik lalu Demokrat bahwa permukiman baru adalah kontra-produktif untuk mencapai perdamaian abadi. Mereka juga tidaklah sejalan dengan hukum internasional,” kata Blinken kepada wartawan akhir bulan lalu.

Sementara itu, mengenai pidato Schumer, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pihak Schumer telah dilakukan terjadi memberikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Gedung Putih. Namun tidaklah ada pandangan setuju serta menolak dari kantor kepresidenan itu.

“Kami sepenuhnya menghormati haknya untuk menyampaikan pernyataan yang mana juga memutuskan sendiri apa yang mana akan dia katakan dalam Senat,” kata Kirby kepada wartawan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *