Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta terus memaksimalkan pengerjaan revitalisasi Saluran Air Hujan (SAH) di Jalan Prof. Dr. Soepomo. Pekerjaan ini merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di kawasan Warungboto dan Pandean saat musim hujan.
Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, menjelaskan bahwa pembangunan ini menjadi langkah strategis dalam mengatasi genangan yang kerap terjadi setiap tahun di wilayah tersebut.
“Pembangunan drainase di Soepomo itu kami laksanakan untuk mengurangi dampak banjir di kawasan Warungboto dan Pandean. Kawasan tersebut setiap tahun selalu terjadi banjir dan sudah beberapa tahun belum bisa kami tangani. Alhamdulillah tahun ini Dinas PU sudah bisa menangani,” ujar Umi saat ditemui di kantornya, Kamis (23/10).
Revitalisasi dilakukan dengan membangun saluran drainase baru menggunakan box culvert sepanjang 800 meter, mulai dari simpang empat Babaran hingga SDN Glagah. Selain itu, juga akan melakukan pengerjaan aspal Jalan Prof. Dr. Soepomo sepanjang sekitar 1.400 meter, dari selatan Jalan Veteran hingga tembus ke Jalan Kusumanegara.
Menurutnya, metode box culvert dipilih untuk mempercepat proses pengerjaan sekaligus menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Dengan menggunakan box culvert, pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat. Setelah dipasang dan ditutup, jalan bisa segera digunakan kembali. Kami sudah menggunakan metode yang paling cepat untuk pembangunan drainase,” terangnya.

Dokumentasi revitalisasi drainase Jalan Prof Dr Soepomo
Selama proses pembangunan berlangsung, DPUPKP menutup sementara sebagian ruas jalan untuk menjaga keamanan pengguna jalan.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat atas penutupan jalan sementara. Ini demi keamanan bersama, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pengguna jalan jatuh ke lubang galian. Kami harap masyarakat bisa memahami,” kata Umi.
Umi menyebutkan pembangunan SAH di Jalan Prof Dr Soepomo ditargetkan selesai pada 15 Desember 2025. Meski demikian, pihaknya terus berupaya dapat menyelesaikan pemasangan box culvert pada bulan November, sehingga masyarakat dapat kembali melintasi ruas tersebut meskipun pekerjaan belum selesai seluruhnya.
“Setelah pemasangan box selesai, nanti bisa segera dilewati. Walaupun belum selesai 100 persen, tapi sudah bisa digunakan masyarakat. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu bahkan selesai lebih awal,” pungkas Umi.

Revitalisasi drainase SAH
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta, Rahmawan Kurniadi menjelaskan, dari total 800 meter panjang saluran yang akan dibangun, saat ini sudah terpasang sekitar 230 meter, atau sekitar 20 persen dari total pekerjaan.
“Masih kurang sekitar 500 meter lagi yang harus diselesaikan. Pekerjaan saat ini sudah sampai depan Kantor AD dari arah selatan, sementara sekitar 50 meter di bagian selatan masih belum dicor sehingga belum bisa dilewati secara penuh, meski kendaraan roda dua masih bisa melintas,” terangnya.
Setelah seluruh pemasangan box culvert selesai, tahap berikutnya adalah pengaspalan jalan. “Setelah semua dicor, baru kami lanjutkan pengaspalan. Pekerjaan pengaspalan biasanya lebih cepat, bisa selesai dalam dua sampai tiga hari,” tambahnya.
Kurniadi menyebutkan pengerjaan hanya sampai SDN Glagah dikarenakan di sisi utara SDN Glagah sudah terdapat saluran drainase dan irigasi, sehingga nantinya hanya akan dibuat saluran penghubung (connecting) ke saluran eksisting yang sudah ada.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa anggaran proyek ini memiliki pagu sebesar Rp5,5 miliar, namun setelah proses lelang, nilai kontraknya menjadi Rp4,18 miliar dari pagu yang sebelumnya diajukan.
Selain membangun saluran air, proyek ini juga diintegrasikan untuk infrastruktur pendukung lain, seperti ducting untuk jaringan fiber optic dari Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian yang dipasang di samping box culvert.
Kurniadi menambahkan, tantangan terbesar dalam pekerjaan drainase ini adalah keberadaan jaringan PDAM dan saluran limbah di bawah permukaan jalan, sehingga pengerjaan harus ekstra hati-hati.
“Di bawah jalan-jalan besar di Kota Yogya, termasuk Jalan Veteran dan Prof. Dr Soepomo, memang banyak saluran baik air hujan maupun limbah. Ada saluran (limbah) induknya yang cukup besar, diameternya bisa mencapai 60 sentimeter jadi pekerja harus hati-hati,” terangnya.
Dengan selesainya pekerjaan drainase ini, pihaknya berharap sistem aliran air di kawasan tersebut menjadi lebih baik, mengurangi potensi genangan, serta mendukung kelancaran mobilitas warga.


