Home / Ekobis / Awas Kering! Dolar AS Lagi Jadi Incaran Warga RI

Awas Kering! Dolar AS Lagi Jadi Incaran Warga RI

Awas Kering! Dolar AS Lagi Jadi Incaran Warga RI

Jakarta,REDAKSI17.COM -Ekonom menilai beberapa faktor dalam negeri bergabung menyumbang pelemahan Rupiah hingga hampir menembus level Rp 16.300. Musim ibadah haji lalu pembayaran utang pemerintah dinilai mengambil bagian berkontribusi.

Senior Executive Vice President Treasury & International BCA, Branko Windoe mengatakan pelemahan Rupiah itu tak semata-mata terjadi lantaran faktor eksternal, seperti indeks dolar yang digunakan digunakan menguat. Dia mengatakan pelemahan Rupiah belakangan ini terjadi dikarenakan permintaan dollar dalam negeri sedang tinggi.

“Kita pada area musim permintaan dolar tinggi,” kata Branko dikutip, Rabu, (12/6/2024).

Branko mengatakan permintaan dolar yang dimaksud mana tinggi itu disebabkan oleh keperluan impor, pembayaran bunga utang pemerintah dari pinjaman luar negeri. Selain itu, kata dia, musim haji juga menyebabkan permintaan dolar dalam negeri meningkat yang tersebut yang disebut bergabung berkontribusi pada pelemahan rupiah.

“Bulan ini adalah pembayaran cicilan atau bunga pinjaman luar negeri, ada pula musim jemaah haji, ini memang perlu dolar,” katanya.

Branko meyakini setelah musim permintaan dolar tinggi ini berlalu, maka rupiah akan berpotensi menguat. Dia memperkirakan penguatan itu akan terjadi pada akhir bulan Juni atau pada kuartal II 2024.

“Harapan kami lewat dari bulan ini atau akhir Q2 mungkin rupiah akan lebih banyak besar supported,” katanya.

Sebelumnya, Rupiah kembali melemah pada area hadapan dolar Amerika Serikat (AS), tertekan indeks dolar (DXY) yang mana masih naik.Melansir data Refinitiv, pada pembukaan pasar Selasa pagi (11/6/2024) pukul 09.23 WIB, rupiah melemah tipis 0,15% ke posisi Rp16.300/US$. Depresiasi ini melanjutkan koreksi dalam kemarin yang mana dimaksud menandai rupiah koreksi dua hari beruntun.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penguatan dollar lebih lanjut besar disebabkan pada pelemahan mata uang utama dunia, seperti Euro. Dia bilang pelemahan Euro menyebabkan mata uang asia dan juga juga global mengambil bagian melemah.

“Belakangan, sebelum data tenaga kerja AS dirilis kita dengar ECB (The European Central Bank) serta juga bank sentral Kanada memangkas suku bunganya,” kata dia.

“Ini memberikan dampak selisih suku bunga antara Eropa kemudian juga US semakin besar. Akhirnya menggerakkan pelemahan Euro,” kata dia.

Josua menjelaskan Euro merupakan mata uang yang tersebut dimaksud bobot kontribusinya pada pembentukan indeks dolar amat besar mencapai 57%. Karena itulah pelemahan Euro pada akhirnya bergabung berdampak pada pelemahan mata uang Asia.

“Dalam basketnya dxy, Euro itu bobotnya cukup besar, sekitar 57%, sehingga dampaknya langsung terasa,” katanya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *