Jakarta,REDAKSI17.COM – Istilah “bandar saham” sering terdengar di telinga pelaku pasar modal. Bagi pemula, istilah ini mungkin seringkali dihubungkan dengan konotasi negatif.
Sebenarnya, bandar saham dalam pasar modal mempunyai peran yang digunakan mana berbeda dari bandar judi, meskipun sering dianggap miliki kontrol dana seperti halnya pejudi. Mereka, pada dasarnya, berfungsi sebagai penyedia likuiditas untuk meningkatkan aktivitas perdagangan saham lalu miliki peran penting dalam menciptakan ramainya pasar saham.
Professional Trader lalu Owner Creative Trading System, Argha Jonatan Karo Karo mengatakan, istilah bandar ini sudah lama ada di dalam tempat kalangan komunitas pasar modal Indonesia. Hampir semua saham yang tersebut berpartisipasi atau likuid ditransaksikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) digerakkan bandar.
“Yaa.. tergantung anda ngomong saham apa. Kalau saham-saham blue chip, naik turun tergantung penanam modal asing. Mau laba naik/turun, kalau asing jual besar-besaran, biaya saham turun,” ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Bandar inilah yang digunakan mana disebutnya sebagai penggerak pasar, sehingga nilai tukar jual saham naik atau turun. “Digerakkan oleh yang dimaksud dimaksud punya uang banyak atau punya saham banyak. Orang yang digunakan punya saham banyak dapat punya uang banyak. Itulah market maker. Bisa gabungan individu kemudian institusi,” jelasnya.
Dia menyebut beberapa ciri-ciri saham yang dimaksud dimaksud harganya digerakkan oleh bandar. Ciri yang tersebut pasti adalah kenaikan harga.
Ciri kedua, ada pemain besar yang digunakan itu membeli saham di area tempat nilai tukar bawah, dengan harapan bisa jadi sekadar menaikkan nilai jual saham tersebut. Menurutnya, cara untuk menaikkan nilai saham itu tidaklah sulit.
“Di antrean, dia beli. Tidak butuh laporan keuangan, bukan butuh perusahaannya melakukan aksi apa-apa. Cara menaikkan harga, pada over semua, beli lalu nilai tukar jual sudah naik,” katanya.
Namun, sebagai penggerak saham, memang bukan perkara mudah untuk mengirimkan saham yang tersebut dimiliki. Menurutnya, jika belaka hitungan 1.000 lot sanggup dikatakan mudah. Akan sulit jika saham yang tersebut hal tersebut siap dijual berada pada level ratusan ribu lot.
“Misal jualan, saya harus cari pembeli. Misal ada 500 ribu lot, butuh memancing pembeli. Itulah gunanya pom-pom saham,” katanya lagi.
Bagi pemodal ritel, ada tips bagaimana supaya tidaklah jatuh terlalu dalam. Hal ini terutama agar tidaklah terkecoh dengan saham gorengan yang tersebut dimaksud digerakkan oleh bandar, orang yang digunakan yang menggerakkan pasar modal.
“Tak ada cara mudah menjelaskan. Cara sederhana, kalau ada saham dipromosikan di tempat area mana-mana, jangan beli saham itu. Karena anda disuruh beli artinya ada orang yang tersebut mana jualan,” pungkasnya.
Menuru Arga, sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak pernah mengalami penurunan saat pemodal asing sedang melakukan aksi beli besar-besaran. Sebab saham-saham blue chip memang digerakkan oleh pemodal asing.
Dia juga menjelaskan, tarif saham tak digerakkan oleh pemberitaan media. “Sebab, berita dibuat setelah biaya saham bergerak. Di sinilah peran dari bandar bekerja sehingga biaya saham dapat semata naik atau turun,” jelas Arga.
“Digerakkan oleh yang digunakan dimaksud punya uang banyak atau punya saham banyak. Orang yang mana punya saham banyak sanggup punya uang banyak. Itulah market maker. Bisa gabungan individu juga institusi,” tambahnya.