UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan menggelar peringatan Keistimewaan Yogyakarta bertajuk Babad Siti Kemantren pada 31 Agustus- 1 September 2025. Salah satu kegiatannya adalah pameran etalase penanda Keistimewaan Yogyakarta di kemantren yang diadakan di Taman Budaya Embung Giwangan. Babad Siti Kemantren tahun ini mengusung tema Sayuk Rukun Gregah Gumregah atau semangat kerukunan sosial.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan memperingati 13 tahun Keistimewaan Yogyakarta, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta kembali mengeksposisi Keistimewaan Yogyakarta dengan kegiatan Babat Siti Kemantren. Pada tahun ini Babad Siti Kemantren mencoba untuk mengajak kemantren menampilkan sebuah mini showcase atau etalase penanda keistimewaan di wilayah.

Pembukaan kegiatan peringatan 13 tahun Keistimewaan Yogyakarta Babad Siti Kemantren 2025 ditandai dengan pembunyian lonceng oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.

“Kegiatan ini menunjukan bagaimana keistimewaan di wilayah-wilayah. Keistimewaan itu bagaimana Kraton sebagai pusat kebudayaan ditunjukan, tapi juga diperkuat oleh wilayah-wilayah. Bagaimana penanda keistimewaan berkembang melalui sejarah dan budaya di wilayah,” kata Yetti saat pembukaan Babad Siti Kemantren 2025, Minggu (31/8/2025).
Showcase atau etalase penanda keistimewaan di wilayah yang ditampilkan dalam pameran antara lain di Kemantren Gondokusuman dengan tema Memorabilia Petronella yakni bangunan cagar budaya rumah Sakit Bethesda sebagai rumah sakit pertama yang melayani masyarakat Yogyakarta.

Kemantren Gondokusuman menampilkan tema Memorabilia Petronella berupa bangunan cagar budaya Rumah Sakit Bethesda.

Sedangkan Kemantren Umbulharjo mengusung tema Jejak Luhur Ki Hajar Dewantara Dia tidak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, tetapi juga pejuang kebudayaan dan kemerdekaan. Jejak langkah nya pernah tinggal, berjuang, dan berkarya di Yogyakarta di wilayah Umbulharjo. Selain itu ada Kemantren Kotagede yang mengunggulkan potensi kerajinan perak.
Menurut Yetti bentuk pameran Babat Siti Kemantren membuat msyarakat paham apa yang menjadikan Kota Yogyakarta ini istimewa melalui penanda-penanda keistimewaan di wilayah. Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta juga memfasilitasi bagi masyarakat yang akan hadir mengeksplorasi penanda keistimewan secara langsung di kemantren-kemanren melalui panduan tutorial dan didampingi pemandu.

Pelepasan peserta tour penanda keistimewaan di kemantren rangkaian Babad Siti Kemantren.

“Kami berharap ini berkelanjutan tidak hanya di peringatan keistimewaan. Tapi bagaimana sejarah dan budaya itu bisa dimaknai lebih dalam oleh masyarakat dengan cara melestarikan dan mengembangkan menjadi daya tarik yang bisa dikunjungi,” terangnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan mengapresiasi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang rutin mengadakan kegiatan Babat Siti Kemantren untuk memperingati Keistimewaan Yogyakarta. Wawan berharap dengan 13 tahun Keistimewaan Yogyakarta masyarakat dapat lebih memahami arti keistimewaan. Apalagi Kraton Yogyakarta berada di wilayah Kota Yogyakarta sehingga diharapkan bisa sinergi dan berkolaborasi dengan kraton.

“Satu wajib sejarah, komunikasi harus intens dan nguri-nguri kebudayaan. Hal yang perlu kita tindak lanjuti bagaimana masyarakat memahami kenapa Yogya Istimewa. Kita coba sosialisasikan tidak hanya di acara dan formalitas. Tapi sikap dan perilaku masyarakat Kota Yogyakarta dengan adanya keistimewaan,” pesan Wawan.