Jakarta,REDAKSI17.COM – Ilmuwan memprediksi badai Matahari dahsyat kemungkinan menyambangi Bumi dalam waktu dekat.
Ini berawal dari teleskop milik NASA yang menangkap solar flare atau kobaran api matahari terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Saat solar flare terjadi beberapa hari yang digunakan lalu, komunikasi radio dalam beberapa bagian Bumi terhenti.
Para ilmuwan pada dalam Badan Kelautan serta Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) mengatakan ledakan yang digunakan digunakan terjadi adalah yang mana terbesar sejak tahun 2017. Semburan radionya bahkan terdeteksi sangat luas hingga memengaruhi frekuensi yang tersebut digunakan tambahan tinggi tinggi.
“Kombinasi yang tersebut disebut menghasilkan salah satu peristiwa radio matahari terbesar yang dimaksud digunakan pernah tercatat,” kata Shawn Dahl dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, dilansir dari NBC, Kamis (21/12/2023).
Menurut pusat prakiraan cuaca luar angkasa AS, saat peristiwa ini terjadi beberapa pilot melaporkan gangguan komunikasi yang mana mana dampaknya terasa dalam seluruh negeri.
|
Para ilmuwan sekarang memantau wilayah bintik matahari juga menganalisis kemungkinan ledakan plasma dari matahari, atau juga dikenal sebagai massa koronal yang digunakan mana dapat mengarah ke Bumi.
Jika hal hal itu terjadi, sanggup semata mengakibatkan badai Matahari dahsyat menimpa Bumi, yang mana digunakan dapat mengganggu sinyal radio frekuensi kemudian memicu cahaya utara atau aurora.
Dikutip dari laman Meteoagent, badai matahari level tinggi akan terjadi pada Jumat (22/12/2023) besok. Selanjutnya, pada 23-24 Desember, badai matahari berada pada dalam level medium. Lalu hingga 31 Desember, badai matahari dikatakan akan berada pada level rendah.
Matahari memang mendekati puncak siklus matahari selama 11 tahun atau lebih. Aktivitas bintik matahari maksimum diperkirakan terjadi pada tahun 2025.
“Hal ini dapat mengakibatkan badai geomagnetik dapat mengganggu sinyal radio frekuensi tinggi di dalam tempat lintang yang dimaksud dimaksud lebih tinggi banyak tinggi lalu memicu cahaya utara, atau aurora, dalam beberapa hari mendatang,” kata Dahl.
Letusan terjadi di area area bagian paling barat laut Matahari. Solar Dynamics Observatory milik NASA menangkap aksi yang dalam sinar ultraviolet ekstrim, dan juga juga merekam gelombang energi yang mana kuat sebagai kilatan cahaya yang dimaksud mana sangat besar kemudian terang.
Diluncurkan pada tahun 2010, pesawat ruang angkasa ini berada pada orbit yang digunakan mana sangat tinggi mengelilingi Bumi, pada mana ia terus memantau matahari.