Home / Ekobis / Bantah Tom Lembong Soal Nikel, Bahlil: Jangan Omon-Omon Saja!

Bantah Tom Lembong Soal Nikel, Bahlil: Jangan Omon-Omon Saja!

Bantah Tom Lembong Soal Nikel, Bahlil: Jangan Omon-Omon Saja!

Jakarta, REDAKSI17.COM – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa nikel masih digunakan bagi materi baku sel mobil listrik.

Pernyataan Bahlil ini meluruskan pernyataan Thomas T. Lembong, Co-Captain Timnas AMIN, yang mana menuturkan bahwa nikel tak lagi dipakai sebagai materi baku penyimpan daya oleh produsen electric vehicle, Tesla.

“Ini sumber polemik, saya ingin katakan tidaklah benar kalau ada individu mantan pejabat atau pemikir atau siapapun yang mana dimaksud katakan nikel ga lagi jadi material yang mana digunakan dikerja pemodal untuk buat sel mobil,” kata Bahlil, dalam konferensi pers Realisasi Investasi Tahun 2023, Rabu (24/1/2024).

Menurut Bahlil, lithium ferrophosphate (LFP) ini dipakai Tesla oleh sebab itu mobilnya masih tergolong standar. Kualitas terbaik tetap dimiliki oleh nikel. Bahlil menekankan elemen penyimpan daya dengan komposisi nikel tambahan bagus secara kemampuan jarak tempuh dibandingkan dengan LFP.

“Tesla sebagian juga masih memakai elemen penyimpan daya mobil yang dimaksud dimaksud material baku nikel. Jadi jangan omon-omon saja!” ungkapnya.

Bahlil menilai nikel adalah komoditas penting serta sering kali banyak pihak yang tersebut itu menekan Indonesia oleh sebab itu mempunyai komoditas nikel yang mana terbesar di area tempat dunia. Dia mengatakan beberapa negara maju tak ada ingin Indonesia melakukan ini.

Bahlil pun menyinggung persoalan data IMF pada 2023 yang tersebut hal itu pernah mengeluarkan laporan bahwa merek mengakui pertumbuhan perekonomian Indonesia di area dalam atas 5% kemudian inflasi terjaga serta transisi perekonomian ke arah industrialisasi. Namun, IMF merekomendasikan agar Indonesia melakukan pelarangan ekspor barang mentah. Hal ini, kata Bahlil, adalah bentuk ketidaksukaan terhadap perkembangan diversifikasi pada Indonesia.

“Jangan sampai bangsa ini ada antek asing dalam pengaruhi kebijakan publik,” tegasnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *