Home / Ekobis / Bapanas Beberkan Kronologi Harga Jagung yang Kini Meroket

Bapanas Beberkan Kronologi Harga Jagung yang Kini Meroket

Bapanas Beberkan Kronologi Harga Jagung yang digunakan Kini Meroket

Jakarta,REDAKSI17.COM – Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto menyebut ketersediaan jagung di tempat area dalam negeri sempat berlimpah sampai menciptakan nilai tukar dalam tempat tingkat petani anjlok ke Rp2.000 per kg. Kini, harganya sudah melonjak jadi Rp5.610 per kg dalam tingkat produsen lalu Rp7.200 per kg pada tempat tingkat peternak, mengutip Panel Harga Badan Pangan, Selasa (5/12/2023, data pukul 18.07 WIB).

“Tahun lalu, bulan September (2022) itu nilai jual jagung pada Rp2.000 (per kg), kemudian para penjual besar silo nya penuh, panen bahkan. Itu sampai Gubernur nya nelpon ‘ini bagaimana petani kita harganya turun’,” ujar Budi dalam press briefing Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) di area dalam Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Padahal, nilai tukar acuan pembelian (HAP) jagung di dalam dalam tingkat petani pada saat itu setiap kilogramnya adalah Rp2.500 (kadar air 35%), Rp2.750 (kadar air 30%), Rp2.850 (kadar air 25%), Rp2.050 (kadar air 20%), lalu Rp3.150 (kadar air 15%).

“Padahal, patokan yang digunakan ditetapkan pemerintah pada saat itu adalah Rp3.150 per kg. Oleh lantaran itu kita berikan kebijakan untuk jagung yang dimaksud diekspor ke Malaysia, yang digunakan dalam dalam silo-silo dikeluarin, kemudian jagung petani masuk,” jelasnya.

Dari situ, lanjutnya, Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Harga Acuan Pembelian di area dalam Tingkat Produsen juga Harga Acuan Penjualan dalam dalam Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, serta Daging Ayam Ras diterbitkan. Yang menjadi kebijakan payung hukum menaikkan HAP jagung di tempat dalam petani menjadi Rp4.200 per kg, kemudian pada area peternak Rp5.000 per kg.

“HAP (jagung sebelumnya) Rp3.150 per kg, kemudian diubah Perbadan Nomor 5 Tahun 2022 untuk HAP jagung di area dalam petani jadi Rp4.200 per kg, di area tempat peternak Rp5.000 per kg,” ungkap Budi.

Namun, ia mengaku pihaknya bukan menyangka jagung mengalami kenaikan sejak memasuki musim kemarau tahun 2023, naik menjadi dalam atas HAP. Adapun penyebabnya, Budi menduga, pasokan yang digunakan digunakan mulai berkurang dikarenakan ada El Nino atau musim kemarau panjang, sehingga penyertaan jagung menjadi drop juga berkurang.

“Tapi nggak nyangka tahun ini naik sampai tinggi banget. Mulai naik di tempat area atas HAP (saat) musim kemarau tahun 2023. Sebabnya diduga stok mulai berkurang serta juga ada El Nino atau musim kemarau, sehingga penyetoran berkurang, jadi ngedrop,” ujarnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor jagung Indonesia tahun 2022 sebesar US$49,95 juta. Nilai hal yang meroket 1.079,3% dari tahun sebelumnya (2021) yang dimaksud semata-mata sebesar US$4,24 juta.

Menurut negara tujuannya, ekspor jagung Indonesia terbesar tahun 2022 ke Filipina, yakni US$37,10 juta. Kemudian di tempat dalam urutan kedua ada Vietnam, dengan nilai ekspor jagung Indonesia sebesar US$10,95 miliar.

Selanjutnya, Pakistan senilai US$899.987,29. Kemudian, Ekspor jagung ke Singapura senilai US$467.887,21. Sri Lanka turut menjadi negara tujuan ekspor jagung Indonesia senilai US$160.300. Lalu, ekspor jagung ke Jepang dengan nilai US$125.223.

Adapun ekspor jagung Indonesia ke Malaysia senilai US$112.469,25. Sedangkan, Timor Leste menjadi negara tujuan ekspor jagung Indonesia yang tersebut mana kedelapan dengan nilai US$81.865,97.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *