Jakarta,REDAKSI17.COM – Wilayah DKI Jakarta disebut sukses dalam mengendalikan nilai beras di tempat tempat pasar. Bahkan harga jual jual beras dalam area Jakarta disebut barometer untuk tarif jual beras pada wilayah lainnya dalam area Indonesia.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Karyawan Gunarso mengungkapkan tarif beras dalam Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) menjadi barometer kenaikan harga. Di mana ketika serapan beras pada PIBC rendah, maka panen beras dalam dalam wilayah produsen sedang berkurang.
Adapun dalam mengendalikan harga jual jual beras, kata Karyawan, Food Station Tjipinang Jaya menjalin kerja serupa dengan wilayah produsen beras, seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, serta Jawa Tengah.
“Kami menjamin petani, kelompok tani, juga lembaga pembina petani. Kami jadi standby buyer dalam kontrak farming, kemudian dalam 2022-2023 kami menjadi standby buyer itu lebih lanjut banyak dari 10 hektar, kemudian Ini kraung juga harus ditingkatkan,” ungkap dia dalam Rapat Kerja Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama 2024 dengan tema “Sinergi Pemerintah Daerah Mitra Praja Utama Dalam Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan kemudian Ketahanan Pangan yang tersebut digunakan Berkelanjutan” di area tempat Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Kedua adalah dengan membangun kemitraan dalam model corporate farming. Saat ini, Food Station Tjipinang Jaya miliki sebanyak kurang tambahan 900 hektar lahan on farm.
“Jadi on farm baru 1.000 hektar serta juga target 2024 ini 1.500 hektar,” tambah Karyawan.
Dia juga menyebut bahwa Food Station Tjipinang Jaya membuka kerja mirip dengan wilayah produsen beras untuk memberikan pendampingan dalam proses pengembangan budidaya padi pada lapangan. Dalam hal ini Food Station Tjipinang Jaya memberikan pendampingan teknologi, menyediakan pembiayaan, dan juga juga menjamin penyediaan pemasok.
“Kalau harga, kami sanggup jadi jadi tambahan tinggi dari pasar. Itu antisipasi upaya kami, kerja mirip dengan teman-daerah pada daerah,” pungkas Karyawan.