Jakarta,REDAKSI17.COM – Di tengah suramnya proyeksi sektor ekonomi global pada 2024, berbagai kalangan sebetulnya sudah dikerjakan tambahan lanjut dahulu melihat sektor perekonomian Indonesia akan terus bergerak stabil. Asian Development Bank (ADB) misalnya yang dimaksud mempertahankan proyeksi pertumbuhan kegiatan kegiatan ekonomi Indonesia tetap pada level 5% hingga 2024, meskipun negara-negara tetangga dia revisi ke bawah proyeksi pertumbuhannya.
Dalam dokumen Asian Development Outlook (ADO) December 2023, ADB memperkirakan pertumbuhan perekonomian negara-negara kawasan Asia Tenggara belaka hanya akan dalam dalam level 4,7% pada 2024, sedikit turun dari proyeksi September 2023 yang tersebut mana perkiraannya 4,8%. Sedangkan Indonesia tetap dalam level 5%.
Terjaganya laju pertumbuhan itu menurut ADB terutama oleh sebab itu konsumsi rakyat yang tersebut dimaksud masih kuat ditopang oleh inflasi yang mana yang disebut terjaga rendah, hingga belanja untuk kebutuhan pemilihan umum oleh pemerintah juga partai politik.
“Investasi tetap juga akan terus meningkat seiring dengan percepatan proyek-proyek infrastruktur dalam Program Strategis Nasional kemudian juga Ibu Kota Baru untuk memenuhi target “tahun politik”,” kata ADB dikutip Rabu (20/12/2023).
Lembaga Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) juga memperkirakan kegiatan ekonomi Indonesia akan tumbuh stabil di tempat area nomor 5% pada 2023 juga 2024. Sementara itu, Bank Dunia atau World Bank memperkirakan pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pada 2024-2026 sebesar 4,9%, sedikit turun dari proyeksi 2023 sebesar 5%.
“Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada tahun 2024. Investasi perusahaan maupun belanja penduduk juga diperkirakan akan meningkat sebagai dampak dari reformasi juga juga proyek-proyek baru pemerintah,” kata Bank Dunia.
Khusus untuk inflasi, ADB, IMF, serta World Bank sama-sama meyakini pada tahun ini hingga tahun depan masih akan terus terkendali dikarenakan harga-harga yang tersebut hal itu cenderung stabil. ADB memperkirakan inflasi Indonesia 2024 sebesar 3%, turun dari 2023 sebesar 3,6%, IMF sebesar 2,5% dari tahun ini 3,6%, kemudian juga World Bank 3,2% dari tahun ini 3,7%.
Pemerintah Indonesia sendiri optimistis pertumbuhan sektor dunia usaha Indonesia pada 2024 sebesar 5,2%, sebagaimana ditetapkan dalam asumsi makro APBN 2024. Sementara itu, untuk inflasi ditargetkan mampu di area dalam bawah 3%, yakni cuma sekadar sebesar 2,8% untuk menjaga daya beli umum lalu stabilitas harga.
“Jadi untuk pertumbuhan 2024, Kementerian Keuangan itu masih melihat prospek kita tumbuh dalam sekitar 5,2%. Kunci dari Indonesia kalau mau tumbuh pada hitungan 5,2% itu adalah dikonsumsi. Konsumsi kita harus sanggup dalam tempat atas 5%,” kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Program Power Lunch CNBC TV Indonesia.
Bank Indonesia pun telah lama lama memperkirakan, pertumbuhan sektor sektor ekonomi Indonesia cukup tinggi pada 2024 mencapai 4,7% -5,5% dari yang dimaksud digunakan pada 2023 diperkirakan sebesar 4,5%-5,3%. Pertumbuhan ini BI yakini akan terus meningkat hingga 4,8% – 5,6% pada 2025. Adapun inflasi BI tetapkan targetnya tahun depan di dalam area level 1,5% sampai dengan 3,5%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini, laju pertumbuhan dunia usaha yang digunakan stabil lalu terjaganya inflasi tahun depan disebabkan oleh konsumsi serta investasi modal umum yang tersebut dimaksud masih terus bergeliat. Didukung oleh kenaikan gaji ASN, Pemilu, hingga pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara atau IKN.
“Dan untuk inflasi terkendali lalu sasaran luas pada 2,5% plus minus 1% pada 2024 lalu 2025 lalu kuatnya gerakan nasional inflasi pangan GNPIP, diikuti nilai tukar rupiah akan lebih banyak banyak stabil,” tegas Perry.
Badan Riset serta Inovasi Nasional (BRIN) juga masih optimistis, kinerja kegiatan ekonomi 2024 masih akan tumbuh positif sekalipun tak mengungkap perkiraan besaran. Perkiraan ini ditopang oleh pengaruh kebijakan moneter bank sentra AS atau The Fed yang dimaksud tiada akan setinggi tahun ini sebab mengindikasikan pelonggaran, lalu permintaan barang-barang Ekspor ke China juga masih akan kuat tercermin dari skor purchasing manager index (PMI) China yang tersebut digunakan masih dalam atas 50 hingga kini.
“Atas dasar itu, pertumbuhan sektor sektor ekonomi Indonesia pada 2024 mendatang diperkirakan tetap tumbuh positif,” ungkap Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro serta Keuangan (PR EMK) BRIN, Zamroni dalam acara Simposium Praktisi lalu Periset Ekonomi (PARETO) 2023.
Selain kabar positif yang digunakan datang dari tren inflasi AS juga PMI Manufaktur Tiongkok, lanjut Zamroni, kinerja positif perekonomian Indonesia pada 2024 mendatang juga bersumber dari dukungan kebijakan fiskal pemerintah pusat yang dimaksud mana tetap ekspansif melalui defisit fiskal sebesar 2,3 persen terhadap PDB.
Faktor penting lainnya adalah pelaksanaan pilpres 2024. Pengalaman pada pemilihan umum 2014 serta 2019 yang dimaksud mana lalu menunjukkan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga (RT) serta lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) mulai meningkat 6 bulan sebelum pilpres berlangsung, lalu mencapai puncaknya pada saat penyelenggaraan pemilu. Pelaksanaan pemilihan umum ia perkirakan mendongkrak tingkat konsumsi RT juga LNPRT selama 9 bulan.
“Menariknya, pilpres 2024 mendatang berpotensi memiliki dampak yang tersebut dimaksud lebih lanjut besar besar dari tahun pilpres sebelumnya, akibat penyelenggaraan pesta demokrasi secara bersamaan,” kata Zamroni.
Dari kalangan ekonom dalam luar pemerintahan, seperti Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF cenderung memperkirakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia 2024 malah akan berada di dalam dalam bawah 5%, tepatnya semata-mata sebesar 4,8%.
Kondisi ini disebabkan faktor tekanan daya beli masyarakat bawah, moderatnya laju pertumbuhan kredit ke sektor riil, serta berakhirnya windfall nilai jual komoditas mentah global menjadi bagian dari gambaran kinerja dunia usaha 2024 mendatang. Di samping itu, stimulasi akselerasi dari sisi fiskal juga masih tak akan maksimal mengingat pola penyerapan anggaran yang tersebut hal itu selalu menumpuk dalam akhir kuartal IV.
“Proyeksi pertumbuhan dunia bisnis pada tempat tahun pilpres adalah 4,8 persen. Sisi kebijakan fiskal penting peranannya dalam menggerakkan perekonomian. Defisit pemerintah perlu dioptimalkan untuk menggerakkan perekonomian. Mudah-mudahan belanja pemerintah tidaklah lagi menumpuk pada akhir tahun,” ucap Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam acara Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024.
Sementara itu, ekonom senior yang digunakan juga mantan menteri keuangan Chatib Basri mengungkapkan Indonesia akan menghadapi risiko berskala kecil lalu menengah pada tahun depan.
Mulai dari tantangan transisi urusan kebijakan pemerintah akibat Pilpres 2024, pelemahan dunia usaha China, prospek resesi juga tingginya suku bunga acuan Amerika Serikat lalu Eropa, hingga rambatan permasalahan sektor keuangan, maupun tingginya nilai komoditas pangan serta energi akibat konflik Ukraina-Rusia kemudian Israel-Palestina. “Jadi kalau kita lihat tantangannya pada situ,” kata Chatib dalam acara BTPN Economic Outlook 2024
Untuk risiko pertama ialah risiko politik, yang dimaksud ia kategorikan ke dalam risiko rendah. Dipicu oleh efek transaksi pemerintahan yang tersebut mana pada saat setiap Pilpres dari tahun ke tahunnya setiap lima tahun sekali menimbulkan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi. “Kalau ada ketidakpastian itu tambahan muncul dari orang itu akan menunggu figur-figur yang dimaksud hal tersebut nanti akan ada di tempat dalam pemerintahan, apalah itu kabinet atau eselon I di dalam dalam birokrasi, lalu selalu itu selalu adjustment dalam pemerintahan baru,” ujarnya.
Risiko kedua yang mana mana rendah terkait perlambatan dunia usaha China, Chatib menjelaskan, ini sebab China sebagai salah satu negara mitra dagang terbesar Indonesia, bahkan di tempat tempat ASEAN, sehingga sangat mempengaruhi kinerja atau permintaan ekspor. Dia pun memperkirakan, setiap perlambatan sektor sektor ekonomi China melemah atau turun sebesar 1%, maka akan memberikan dampak perlambatan hingga 0,3% terhadap perekonomian Indonesia.
“Jadi, kalau misalnya kegiatan sektor ekonomi China melambat dari 5,2% ke 4,5%, turunnya sekitar 0,7%, mungkin dampaknya kegiatan kegiatan ekonomi Indonesia akan melambat tak sampai 0,3%. Kurang dari 0,3%, tapi ada dampak pada perlambatan dunia usaha Indonesia,” tuturnya.
Risiko rendah ketiga, menurutnya ialah prospek resesi lalu kebijakan suku bunga higher for longer suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat kemudian Eropa. Dampaknya ialah pengetatan likuiditas di area dalam pasar keuangan global. Dia menjelaskan, masih melihat ada kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada akhir tahun sebesar 25 basis poin. Meskipun, masih ada sinyal the Fed akan menghentikan sementara kenaikan suku bunga acuan pada paruh kedua 2024.
“Kita tentu berharap bahwa pada tahun depan, 2024, setelah paruh pertama, jadi mulai pada paruh kedua, ada ruang bagi the Fed untuk mulai menurunkan tingkat bunga. Tapi ini sangat tergantung kepada perkembangan yang tersebut terjadi pada tempat sana,” ucap Chatib.
Sementara itu, risiko keempat yang mana digunakan tergolong rendah, tetapi mampu menjadi kesempatan dalam jangka menengah atau hingga 5 tahun ke depan yaitu masih berlanjutnya perang dagang AS lalu China. Kondisi itu menciptakan ekspor dari China tiada akan sanggup mudah masuk ke pasar AS sehingga beberapa penanam modal sudah mulai melakukan relokasi penyertaan modal dari China ke negara-negara lain untuk memitigasi tensi perang dagang yang tersebut dimaksud berlanjut itu.
“Dan ini sebetulnya sebuah kesempatan bagi negara-negara dalam Asia Tenggara. Investasi mulai berpindah ke Vietnam yang dimaksud digunakan menerima manfaat cukup banyak, begitu juga Malaysia, juga juga Singapura. Dalam konteks ini, Indonesia juga punya kesempatan,” kata dia.
Selanjutnya, untuk kategori risiko menengah, yang mana menjadi risiko kelima yaitu dampak rambatan keuangan atau financial spillover dalam tempat AS ke dalam negeri, serta risiko meningkatnya tarif energi kemudian komoditas dipicu oleh memanasnya tensi geopolitik, akibat konflik dalam area Ukraina-Rusia kemudian Palestina-Israel yang dimaksud dimaksud menjadi risiko keenam. “Dari perang pada Ukraina, kemudian apa yg terjadi antara Hamas dengan Israel, serta juga mengenai ketegangan geopolitik antara Amerika dengan Cina yang tersebut itu tentu ini miliki dampak kepada dunia usaha dunia,” ucapnya.
Outlook Perekonomian Indonesia 2024 akan menjadi jadwal besar pemerintah pada akhir tahun 2023. Acara itu digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menavigasi arah kegiatan kegiatan ekonomi tanah air tahun depan dalam tengah tekanan dunia usaha global.
Acara yang digunakan akan dihadiri Presiden Joko Widodo kemudian jajaran menteri ekonominya hingga para pakar serta ahli sektor ekonomi itu akan mengeksplorasi proyeksi dunia usaha global juga domestik tahun depan, strategi kebijakan untuk menggerakkan pertumbuhan dunia bisnis yang dimaksud berkelanjutan, hingga sinergi kebijakan fiskal, moneter, kemudian juga sektor keuangan untuk menjaga ketahanan perekonomian Indonesia dalam tengah dinamika global.