Jakarta,REDAKSI17.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah pernah mengumumkan hasil evaluasi mayor atau rebalancing terhadap konstituen IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20) yang digunakan efektif berlaku dari periode 5 Februari 2024 hingga 5 Februari 2025.
Diketahui pada IDX High Dividend 20 periode terbaru, terdapat tujuh saham pendatang baru serta tujuh saham yang mana mana harus didepak dari IDX High Dividen 20.
Namun, pada IDX High Dividen 20 periode terbaru ini, banyak keanehan yang dimaksud terjadi yang dimaksud dimaksud dirasakan oleh para pemodal dalam pasar modal. Dari beberapa saham yang mana harus hengkang dari IDX High Dividen 20 justru dividen yieldnya sangat lebih banyak banyak besar dibandingkan dengan para penghuni barunya.
Bukan cuma dari sisi besaran dividen yield, dari sisi konsistensi pembagian dividen juga menjadi perhatian. Lantaran beberapa para penghuni baru IDX High Dividen 20 masih miliki konsistensi pembagian dividen yang digunakan dimaksud sangat sangat jauh lebih tinggi tinggi pendek, dibandingkan penghuni lamanya.
lq45Berikut tujuh emiten yang mana menjadi penghuni baru IDX High Dividen 20 periode 5 Februari 2024 hingga 5 Februari 2025.
Kemudian, berikut tujuh emiten yang dimaksud digunakan hengkang dari IDX High Dividen 20 periode 5 Februari 2024 hingga 5 Februari 2025.
Keluarnya saham defensif lalu favorite para penanam modal seperti MPMX, BJBR lalu BJTM yang digunakan dimaksud memberikan yield besar tentu menjadi pertanyaan pada kalangan investor.
Namun, pihak bursa menggarisbawahi, imbal hasil dividen belaka sekali satu dari sekian prasyarat suatu saham masuk ke dalam IDX High Dividen 20, selain nilai perdagangan hingga kapitalisasi pasar free loat.
IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang digunakan mengukur kinerja nilai tukar dari 20 saham yang digunakan membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir juga mempunyai dividend yield yang mana mana tinggi. Sebagai catatan, BEI meluncurkan IDX High Dividend 20 sejak 17 Mei 2018.
Sanggahan: Artikel ini adalah hasil jurnalistik sebagai pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak ada ada bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau jual komoditas atau sektor perkembangan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang tersebut mana timbul dari keputusan tersebut.
CNBC Indonesia Research
REDAKSI17.COM