Home / Ekonomi dan Bisnis / BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga, IHSG dan Rupiah Bakal Rebound?

BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga, IHSG dan Rupiah Bakal Rebound?

BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga, IHSG kemudian Rupiah Bakal Rebound?

 

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar saham lalu juga nilai tukar rupiah berakhir dalam tempat zona merah pada perdagangan kemarin, Selasa (21/5/2024). Pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang dimaksud mana bernada hawkish jadi pemberat pasar keuangan Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles lebih besar lanjut dari 1% pada perdagangan kemarin.

Menurut data Refinitiv, IHSG ditutup ambles 1,11% ke posisi 7.186,04. IHSG terkoreksi kembali ke level psikologis 7.100, setelah beberapa hari sebelumnya sempat bangkit ke level psikologis 7.300.

Aliran dana asing keluar cukup deras pada perdagangan kemarin. Tercatat nilai jual asing dalam pasar reguler senilai Rp1,21 triliun juga di tempat dalam seluruh pasar senilai Rp1,06 triliun.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini sudah mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume transaksi mencapai 15 miliar lembar saham dan juga juga sudah ditransaksikan sebanyak 1,2 jt kali. Sebanyak 211 saham terapresiasi, 350 saham terdepresiasi, lalu 213 sisanya cenderung stagnan.

Saham-saham perbankan raksasa menjadi pemberat utama IHSG pada akhir perdagangan hari ini, dengan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang dimaksud menjadi terbesar yakni mencapai 27,2 indeks poin.

Di sisi lain, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup terdepresiasi 0,13% dalam bilangan Rp15.990/US$ pada hari ini, Selasa (21/5/2024). Pelemahan rupiah ini sejalan dengan depresiasi yang digunakan terjadi kemarin (20/5/2024) yakni sebesar 0,13%.

Sebelumnya para pejabat The Fed mengatakan belum siap untuk mengatakan inflasi sedang menuju target bank sentral sebesar 2% setelah data pekan lalu menunjukkan pelonggaran tekanan biaya konsumen pada bulan April, serta beberapa dalam dalam antaranya pada hari Senin menyerukan kehati-hatian kebijakan yang mana berkelanjutan.

Wakil Ketua Fed Philip Jefferson menggambarkan kebijakan moneter saat ini sebagai kebijakan yang tersebut membatasi juga menolak mengatakan apakah ia memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai tahun ini, semata-mata menyatakan bahwa ia akan dengan hati-hati menilai data dunia usaha yang digunakan dimaksud masuk, prospek, juga juga keseimbangan risiko.

Berbicara secara terpisah pada konferensi yang diadakan oleh Fed Atlanta, Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr memperkuat pesan umum The Fed bahwa penurunan suku bunga yang dimaksud sangat diantisipasi oleh pasar, akan ditunda sampai jelas bahwa inflasi akan kembali ke target The Fed sebesar 2%.

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *