Jakarta,REDAKSI17.COM – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan resmi mencetak sejarah sebagai korporasi pertama yang surat utangnya ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai underlying transaksi repurchase agreement (REPO). Ini berarti bank bisa mendapatkan pinjaman dari bank sentral dengan surat utang sebagai jaminan.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan perluasan underlying REPO BI akan mendorong peningkatan likuiditas di pasar keuangan dan menurunkan biaya (cost of fund) dana pinjaman korporasi tersebut. Perluasan ini diharapkan akan memperdalam pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan ekonomi, termasuk sektor perumahan.
“Ini adalah pertama kalinya BI mau menerima REPO dari surat berharga yaitu dalam bentuk REPO corporate bond ini. Selama ini kita hanya menerima SBN,” kata Destry dalam acara Pengenalan Surat Utang SMF sebagai Underlying Transaksi Repo BI di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2025).
Destry menyebut pemenang lelang repo surat utang SMF sejak hari pertama diluncurkan 10 November 2025 mencapai Rp 290 miliar dari 9 bank. Dalam lelang tersebut, tanggal jatuh tempo ditetapkan selama 7 hari sejak tanggal setelmen 11 November 2025 dengan bunga 4,85%.
“Ada 9 bank sudah melakukan transaksi repo SMF dengan BI dan alhamdulillah sudah masuk Rp 290 miliar. Walaupun outstanding SMF sekitar Rp 25 triliun, kita berharap ke depan ini akan semakin marak,” ungkap Destry.
Destry berharap ke depan akan bermunculan surat utang korporasi lainnya yang dapat direpokan ke BI selain SMF. Hal ini sesuai aturan yang memungkinkan BI menerima instrumen surat utang korporasi berkualitas sebagai underlying repo.
“Ke depan kita akan open untuk corporate bonds. Tentu nanti kita kan lihat quality-nya juga. Market practice kita akan jalankan itu,” imbuh Destry.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo berharap melalui sinergi repo ini kapasitas pembiayaan jangka panjang untuk sektor perumahan dapat terus diperkuat sehingga bisa mendukung program strategis pemerintah terutama dalam pembangunan 3 juta rumah.
“Kami ingin kegiatan ini (pengenalan repo surat utang SMF) akan terus mendorong pendalaman pasar keuangan yang inklusif dan membuka peluang bagi investor untuk semakin yakin pada surat utang SMF,” ujar Ananta.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut penyelesaian repo surat utang korporasi ini sebagai tonggak penting tidak hanya bagi SMF tetapi juga bagi ekosistem moneter Indonesia. Suahasil menilai langkah tersebut menjadi penanda era baru dalam pengelolaan moneter di Indonesia.
“Ini penanda yang sangat baik bahwa sekarang ada era baru dalam pasar obligasi yang dapat direpokan ke BI,” terangnya.





