Home / Teknologi / BMKG Blak-blakan Penyebab RI Dihantam Cuaca “Panas Mendidih”

BMKG Blak-blakan Penyebab RI Dihantam Cuaca “Panas Mendidih”

BMKG Blak-blakan Penyebab RI Dihantam Cuaca “Panas Mendidih”

Jakarta,REDAKSI17.COM   – Badan Meteorologi, Klimatologi, juga Geofisika (BMKG) membeberkan alasan dari penyebab dari Indonesia dihantam suhu panas lebih banyak tinggi beberapa pekan ke belakang.

Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2°C pada dalam stasiun pengamatan BMKG dalam tempat Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang mana digunakan tercatat di dalam area beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C – 36°C hingga saat ini.

BMKG mengatakan gelombang panas dapat dijelaskan melalui dua penjelasan yang digunakan dimaksud saling melengkapi, yaitu penjelasan secara karakteristik fenomena lalu penjelasan secara indikator statistik suhu kejadian.

“Secara karakteristik fenomena, gelombang panas terjadi pada wilayah yang tersebut mana terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di area area belahan bumi bagian utara maupun pada area belahan bumi bagian selatan,” kata BMKG dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (10/5/2024).

Selain itu, gelombang panas terjadi pada wilayah geografis yang tersebut miliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang mana yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.

Sementara itu, wilayah Indonesia terletak di area area wilayah ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang digunakan dimaksud dikelilingi perairan yang mana luas.

Selanjutnya, secara indikator statistik suhu kejadian, gelombang panas dalam ilmu cuaca serta juga iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tersebut yang disebut tak biasa yang digunakan berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih, sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO).

Untuk masuk kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat Celcius tambahan panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

“Apabila suhu maksimum yang dimaksud disebut terjadi dalam rentang rata-ratanya serta tak ada berlangsung lama maka bukan dikategorikan sebagai gelombang panas,” tulis BMKG.

Tidak ada gelombang panas pada area RI

BMKG menjelaskan fenomena cuaca panas yang tersebut digunakan terjadi dalam Indonesia belakangan, jika ditinjau secara tambahan mendalam dengan dua penjelasan di area area atas, tak termasuk kedalam kategori gelombang panas.

“Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang tersebut terjadi pada area wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang tersebut itu merupakan suatu siklus yang itu biasa serta terjadi setiap tahun, sehingga prospek suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang dimaksud serupa setiap tahunnya,” jelas BMKG.

Dan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang tersebut dimaksud mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di area area Ciputat beberapa saat lalu hanya saja sekali terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.

Suhu tinggi yang dimaksud sudah turun juga sekarang suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di tempat area beberapa lokasi.

Variasi suhu maksimum 34°C-36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan saat suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *