Jakarta,REDAKSI17.COM – Koran harian bidang usaha Israel, Calcalist, mengungkapkan biaya perang Israel dengan Hamas pada Jalur Gaza telah dilakukan terjadi memakan biaya hingga 200 miliar shekels atau US$ 51 miliar, setara Rp 795,04 triliun. Angka itu merekan klaim berdasarkan perhitungan awal Kementerian Keuangan Israel.
Koran harian itu mengungkapkan bahwa perkiraan ini, yang tersebut dimaksud setara dengan 10% dari hasil domestik bruto (PDB) Israel, didasarkan pada perang yang digunakan mana berlangsung antara delapan hingga 12 bulan di dalam dalam Gaza dengan Hamas, tanpa memasukkan perhitungan biaya serangan yang mana itu turut dilancarkan Hizbullah.
“Tanpa memperhitungkna biaya partisipasi penuh dari Hizbullah Lebanon, Iran, atau Yaman, dan sekitar 350.000 orang Israel yang dimaksud mana direkrut sebagai cadangan militer segera kembali bekerja,” sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (5/11/2023).
Calcalist menggambarkan bahwa kementerian itu menganggap 200 miliar shekel sebagai perkiraan yang mana “optimistis”. Kendati begitu, Kementerian Keuangan Israel mengatakan bahwa merek tidaklah membenarkan data Calcalist itu.
Calcalist juga mengungkapkan bahwa setengah dari biaya yang tersebut adalah untuk biaya pertahanan yang mencapai 1 miliar shekel per hari. 40-60 miliar shekel lainnya akan berasal dari hilangnya pendapatan, 17-20 miliar untuk kompensasi bagi industri juga juga 10-20 miliar shekel untuk rehabilitasi.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich sebelumnya memang sudah mengatakan, Pemerintah Israel sedang mempersiapkan paket bantuan sektor kegiatan ekonomi bagi mereka yang tersebut yang terkena dampak serangan Palestina. Paket bantuan itu diklaim akan “lebih besar juga lebih tinggi tinggi luas” daripada selama pandemi Covid-19.
Pada Kamis lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pun sudah pernah terjadi mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk membantu semua orang yang tersebut dimaksud terkena dampak peperangan yang digunakan mana tengah memanas saat ini.
“Arahan saya jelas: Buka keran juga salurkan dana kepada siapa pun yang dimaksud digunakan membutuhkannya,” katanya tanpa memberikan nomor spesifik.
“Sama seperti yang digunakan mana kami lakukan selama Covid. Dalam satu dekade terakhir, kami sudah terjadi membangun kegiatan ekonomi yang digunakan sangat kuat pada di area tempat ini juga bahkan jika perang menuntut nilai tukar perekonomian dari kami, seperti yang digunakan dimaksud terjadi saat ini, kami akan membayarnya tanpa ragu-ragu,” ucap Netanyahu.
Di tengah memanasnya perang Israel dengan Hamas, S&P tercatat sudah pernah lama memangkas prospek peringkat utang Israel menjadi “negatif”, sementara Moody’s serta Fitch menempatkan peringkat Israel dalam peninjauan untuk kemungkinan penurunan peringkat.
Memanasnya peperangan itu terjadi setelah kelompok bersenjata Hamas dari Gaza melancarkan serangan paling mematikan ke Israel dalam sejarah negara itu pada 7 Oktober lalu. Sejak itu Israel membalas dengan membombardir Gaza dengan tujuan untuk melenyapkan kelompok tersebut.