Jakarta,REDAKSI17.COM – Israel menghadapi tekanan internasional yang dimaksud dimaksud makin besar akibat tindakannya dalam menargetkan mobil-mobil bantuan dalam Gaza, yang tersebut menewaskan tujuh pekerja bantuan asing beberapa waktu lalu.
Tujuh anggota World Central Kitchen (WCK) tewas ketika sebuah drone berulang kali menyerang konvoi tiga mobil merekan itu setelah meninggalkan gudang bantuan dalam pusat kota Deir al-Balah pada Senin (1/4/2024) malam waktu setempat.
Mobil-mobil itu tetap diserang pihak Israel meskipun jelas diidentifikasi sebagai milik badan amal tersebut.
Pendiri WCK, koki Jose Andres, mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah dilaksanakan menargetkan konvoi hal yang “secara sistematis, mobil demi mobil,” meskipun dia berhubungan dengan WCK kemudian juga mengetahui pergerakan pekerja bantuan.
“Ini bukanlah situasi yang digunakan membawa nasib buruk, ‘oops’, kami menjatuhkan bom dalam tempat yang dimaksud digunakan salah,” katanya kepada Reuters.
“Bahkan jika kami bukan ada berkoordinasi dengan IDF, tak ada negara demokratis juga militer yang tersebut yang disebut dapat menargetkan warga sipil juga kelompok kemanusiaan.”
WCK menyebutkan ketujuh korban hal itu adalah WN Palestina Saif Issam Abu Taha (25), WN Inggris John Chapman (57), James Henderson (33), serta juga James Kirby (47) yang dimaksud mana bekerja untuk tim keamanan badan amal.
Selain itu, pekerja bantuan WN Australia Lalzawmi Zomi Frankcom (43), WN ganda Amerika-Kanada Jacob Flickinger (33), serta WN Polandia Damian Sobol (35).
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian juga IDF sudah memohonkan maaf atas pembunuhan tersebut, menyebut bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan pada Selasa bahwa Israel akan membuka “ruang situasi bersama” dengan kelompok internasional untuk memungkinkan koordinasi distribusi bantuan yang mana mana lebih besar banyak baik.
Keadaan seputar pembunuhan itu sudah pernah memperbarui pengawasan terhadap metode penargetan Israel dan juga juga proses pengambilan keputusan dalam memerintahkan serangan udara kemudian drone.
Menurut laporan dalam dalam surat kabar Israel Haaretz, konvoi yang mana disebut bukan berisi satu pun tersangka militan kemudian sudah melakukan perjalanan melalui rute yang digunakan digunakan telah lama dijalankan disetujui sebelumnya juga dikoordinasikan dengan militer Israel.
Lebih dari 200 pekerja bantuan di dalam tempat wilayah hal itu sudah pernah terbunuh dalam hampir enam bulan serangan Israel di tempat area Gaza, bersama dengan beberapa orang staf medis, jurnalis, lalu pekerja tanggap sipil.
The Guardian pada Rabu (3/4/2024) melaporkan bahwa para pejabat IDF sudah mengizinkan banyak besar warga sipil Palestina untuk dibunuh dalam serangan bom “bodoh” yang tersebut menargetkan bahkan militan tingkat rendah Hamas juga juga Jihad Islam Palestina, berdasarkan apa yang mana hal tersebut dikatakan oleh sumber-sumber intelijen.
Korban tewas warga Palestina dalam konflik hal itu mencapai 33.000 orang per Rabu. Dengan banyaknya jenazah yang mana masih terperangkap dalam bawah reruntuhan bangunan, total korban sebenarnya kemungkinan besar akan lebih lanjut besar tinggi.