Home / Daerah / BPBD: Kualitas Udara di Sampit Kalteng Berstatus Berbahaya

BPBD: Kualitas Udara di Sampit Kalteng Berstatus Berbahaya

BPBD: Kualitas Udara di area Sampit Kalteng Berstatus Berbahaya

Kalteng,REDAKSI17.COM – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (), Kalimantan Tengah, Multazam mengimbau penduduk pada Kota Sampit menggunakan masker saat beraktivitas di tempat area luar rumah oleh sebab itu kualitas udara sudah berstatus Berbahaya.

Terus memburuknya kualitas udara ini akibat kebakaran hutan juga juga lahan () yang digunakan kembali marak terjadi. Tidak cuma cuma di dalam area Kota Sampit, kebakaran lahan juga marak dalam dalam wilayah selatan yang tersebut hal itu memang mengalami tingkat kekeringan lebih besar banyak tinggi.

“Sejak pukul 05.00 wib tadi status ini menghitam (berbahaya),” kata Multazam dalam area Sampit, Minggu (1/10).

 

Ia mengatakan berdasarkan laporan aplikasi pemantau pencemaran udara ISPUNET milik Kementerian Lingkungan Hidup juga Kehutanan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kabupaten Kotawaringin Timur pada pukul 08.00 WIB menunjukkan kualitas udara Berbahaya. Angka pencemaran PM 2.5 mencapai 309.

Status yang mana mana diberi penanda dengan warna hitam ini menggambarkan tingkat kualitas yang tersebut digunakan dapat merugikan kesehatan penting pada populasi kemudian perlu penanganan cepat.

Kualitas udara ini terpantau terus memburuk. Pukul 09.00 WIB, bilangan pencemaran PM 2.5 menunjukkan nomor menjadi 313 dan juga juga pada pukul 10.00 WIB meningkat menjadi 317.

Asap pekat juga terlihat pada Sabtu malam hingga Minggu pagi sehingga cukup mengganggu jarak pandang.

Sebagian warga terlihat menggunakan masker untuk mencegah terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan.

Data BPBD, total keseluruhan hot spot pada dua bulan terakhir meningkat tajam. Titik panas pada Agustus sebanyak 1.345 titik serta September sebanyak 1.994 titik. Jumlah ini naik berkali-kali lipat jika dibandingkan biasanya yang dimaksud digunakan semata-mata berkisar maksimal 100 titik.

Sebaran hot spot terbanyak terkonsentrasi pada wilayah selatan yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan kemudian Teluk Sampit. Selama September, hot spot dalam area Mentaya Hilir Selatan tercatat 683 titik lalu Teluk Sampit 424 titik.

Pemadaman kebakaran lahan terus dijalankan oleh tim gabungan bersama relawan dari berbagai kelompok. Pemadaman juga diperkuat melalui udara dengan water bombing atau pengeboman air menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Saat ini Kotawaringin Timur berstatus tanggap darurat bencana kebakaran hutan kemudian lahan (karhutla). Bahkan status itu sudah satu kali diperpanjang selama tujuh hari.

“Senin akan dikerjakan rapat evaluasi kembali terkait kondisi saat ini untuk penetapan status dengan melibatkan semua pihak terkait,” ujar Multazam.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *