Home / Ekobis / Breaking! Harga Emas Cetak Rekor 3 Hari Beruntun, Tembus US$ 2.127

Breaking! Harga Emas Cetak Rekor 3 Hari Beruntun, Tembus US$ 2.127

Breaking! Harga Emas Cetak Rekor 3 Hari Beruntun, Tembus US$ 2.127

Jakarta,REDAKSI17.COM – Lagi-lagi biaya emas mencetak rekor baru. Rekor didorong optimisme pasar akan pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) hingga peningkatan permintaan safe-have akibat perang pada Timur Tengah.

Pada perdagangan Selasa (5/3/2024) tarif emas pada dalam pasar spot ditutup menguat 0,59% pada dalam posisi US$ 2.127,54 per troy ons. Harga penutupan yang tersebut disebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Sebelum penutupan, nilai emas bahkan sempat menyentuh level US$ 2.141,59 per troy ons, mengalahkan rekor intraday tertinggi pada 4 Desember 2023 di area dalam level US$ 2.135,4 per troy ons.

Harga emas sudah mencetak rekor selama tiga hari beruntun yakni pada Jumat pekan lalu, Senin kemarin, juga perdagangan kemarin.

Pada perdagangan Senin (5/3/2024) tarif emas pada pasar spot ditutup menguat 1,52% dalam posisi US$ 2.114,99 per troy ons. Pada perdagangan Jumat (1/3/2024) tarif emas dalam pasar spot ditutup pada posisi US$ 2083,39 per troy ons. Rekor dalam tiga hari terakhir mengalahkan catatan sebelumnya yakni US$ 2.077,16 per troy pada 27 Desember 2023.

Harga emas sudah pecah rekor sebanyak lima kali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir yakni pada pada awal Desember 2023 pada tempat US$ 2.070,9 per troy ons kemudian pada 27 Desember 2023, Jumat pekan lalu, Senin pekan ini, serta perdagangan kemarin.

Sementara, hingga pukul 06.15 WIB Rabu (6/3/2024), nilai tukar emas pada pasar spot bergerak tambahan rendah atau turun 0,03% pada posisi US$ 2.126,83 per troy ons.

Emas mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Selasa dipicu oleh meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS pada bulan Juni 2024 lalu juga permintaan safe-haven akibat konflik pada Timur Tengah.

“Alasan utamanya adalah kita melihat pasar semakin percaya bahwa penurunan suku bunga The Fed akan segera terjadi,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas dalam dalam TD Securities, kepada Reuters.

“Pasar harus sedikit lebih besar besar yakin agar emas sanggup bergerak tambahan tinggi, namun pada kuartal kedua, kami pikir tarif bisa saja semata mencapai lebih banyak lanjut dari US$ 2.300,” tambah Melek.

Emas, yang dimaksud digunakan sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang tersebut mana aman selama masa ketidakpastian urusan urusan politik serta keuangan, telah dilakukan dijalankan naik lebih besar lanjut dari US$ 300 dolar sejak dimulainya perang Israel-Hamas.

“Risiko geopolitik yang mana digunakan muncul dari Laut Merah serta tahun dengan kalender pemilihan umum yang tersebut digunakan padat secara global kemungkinan akan menunjukkan berlanjutnya penguatan permintaan ritel terhadap emas,” ujar Nitesh Shah, ahli strategi komoditas pada WisdomTree, kepada Reuters.

“Kami tak ada akan terkejut jika emas mengembalikan sebagian dari keuntungannya oleh sebab itu The Federal Reserve AS sedang membicarakan penurunan suku bunga dalam waktu dekat, namun ketika penurunan suku bunga terlihat pasti, kami memperkirakan emas akan diperdagangkan lebih banyak besar tinggi secara signifikan,” tambah Shah.

Kesaksian Ketua The Fed Jerome Powell pada Kongres pada hari Rabu lalu Kamis akan diawasi dengan ketat untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut besar lanjut mengenai jalur suku bunga AS. Rilis dunia perniagaan utama AS berikutnya adalah laporan ketenagakerjaan bulan Februari yang mana dimaksud akan dirilis pada Jumat.

Menurut alat CME FedWatch, para pelaku pasar saat ini melihat kesempatan 70% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Juni 2024.

Emas tertekan ketika suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi, meningkatkan imbal hasil aset pesaing seperti obligasi serta meningkatkan nilai dolar, sehingga menyebabkan logam mulia menjadi lebih banyak banyak mahal bagi pembeli di area area luar negeri.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan menimbulkan dolar AS lalu juga imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas dikarenakan dolar yang mana mana menguat menghasilkan emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tiada menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury memproduksi emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang mana dimaksud lebih lanjut tinggi rendah akan memproduksi dolar AS lalu imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih besar tinggi menarik untuk dikoleksi.

CNBC Indonesia Research

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *