Jakarta,REDAKSI17.COM – Serangan brutal pesawat tak berawak atau drone pada Kamis (5/10/2023) yang dimaksud menghantam akademi militer Suriah di area dalam Homs menewaskan 112 orang. Pemerintah menyalahkan “organisasi teroris” atas serangan tersebut.
Secara terpisah, serangan udara Turki pada timur laut negara yang dimaksud dikuasai Kurdi menewaskan sedikitnya 11 orang, setelah Ankara mengancam akan membalas serangan bom.
Menurut sebuah pernyataan militer yang dimaksud dimaksud dimuat kantor berita SANA, di tempat dalam pusat kota Homs, “organisasi teroris bersenjata” menargetkan “upacara wisuda para perwira akademi militer”.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga pemantau yang dimaksud berbasis di area tempat Inggris, melaporkan “112 orang tewas termasuk 21 warga sipil, 11 di area dalam antaranya perempuan juga juga anak perempuan”. Dikatakan sedikitnya 120 orang terluka.
Menteri Kesehatan Hassan al-Ghobash mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa “jumlah korban awal” adalah 80 orang tewas “termasuk enam wanita serta enam anak-anak” serta sekitar 240 orang terluka.
Belum ada pihak yang dimaksud mengaku bertanggung jawab.
Serangan itu dikerjakan dengan “drone bermuatan materi peledak”, menurut pernyataan militer, yang tersebut mana bersumpah untuk “membalas dengan kekuatan penuh”. Pemerintah mengumumkan tiga hari berkabung mulai Jumat (6/10/2023).
Di wilayah Idlib yang digunakan itu dikuasai pemberontak, warga melaporkan pemboman besar-besaran yang digunakan mana dijalani pasukan pemerintah sebagai tindakan pembalasan. Observatorium mengatakan delapan orang tewas serta sekitar 30 lainnya luka-luka.
Sebagian besar provinsi Idlib dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham, yang digunakan dipimpin oleh bekas cabang Al-Qaeda di tempat tempat Suriah. Kelompok jihad ini sudah pernah menggunakan drone untuk menyerang wilayah yang dimaksud dikuasai pemerintah dalam masa lalu.
Sekjen PBB Antonio Guterres melalui juru bicaranya Stephane Dujarric mengatakan “sangat prihatin” atas serangan pesawat tak berawak tersebut.
Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Pemandangan mengerikan hari ini adalah pengingat akan perlunya segera mengurangi kekerasan, menuju gencatan senjata nasional kemudian pendekatan kooperatif untuk melawan kelompok teroris yang dimaksud yang disebut terdaftar pada Dewan Keamanan.”
Semalam, penembakan pada Suriah menewaskan seseorang wanita tua kemudian empat anaknya pada daerah yang dimaksud dikuasai pemberontak dalam provinsi Aleppo, kata pekerja penyelamat kemudian Observatorium.
Drone Turki
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam bahwa pasukan Ankara telah terjadi dijalankan melakukan serangan udara di area tempat Suriah utara, menghancurkan 30 sasaran, termasuk “tempat perlindungan, depot, juga tempat penyimpanan”.
Pasukan keamanan dalam negeri Kurdi mengatakan Turki sudah melakukan 21 serangan di area area wilayah tersebut, menewaskan “11 orang, termasuk lima warga sipil kemudian enam” personel keamanan.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat tempur F-16 AS di area area Suriah telah terjadi terjadi menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Turki pada Kamis, kemudian menganggapnya sebagai “ancaman potensial” setelah pesawat hal itu mendekati “kurang dari setengah kilometer dari pasukan AS” dalam tempat dekat Hasakeh.
Turki sudah pernah lama melakukan serangan berulang kali terhadap sasaran pada timur laut Suriah yang digunakan dimaksud dikuasai Kurdi.
Pada Rabu, Ankara memperingatkan akan meningkatkan serangan udara lintas batasnya, setelah menyimpulkan bahwa militan yang yang disebut melancarkan serangan akhir pekan di tempat area ibu kota Turki berasal dari Suriah.
Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS memimpin pertempuran yang dimaksud mengusir para pejuang kelompok ISIS dari wilayah terakhir merek dalam dalam Suriah pada tahun 2019.
Turki memandang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang mendominasi SDF sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dimaksud terdaftar sebagai kelompok teror oleh Ankara kemudian juga sekutu Baratnya.
Turki sudah pernah dijalankan melancarkan serangan terhadap posisi PKK dalam Irak utara sejak serangan Minggu pada area Ankara, yang mana mana melukai dua petugas keamanan Turki juga diklaim oleh kelompok Kurdi.
Koresponden AFP di area tempat timur laut Suriah melihat asap mengepul dari lokasi minyak dekat Qahtaniyeh, dekat perbatasan Turki.
Dua pembangkit listrik dalam dalam daerah hal itu juga terkena dampaknya, begitu pula dalam sekitar bendungan.
Respons Kurdi
Farhad Shami, juru bicara SDF, tentara de facto Kurdi, mengatakan serangan hal itu menargetkan lokasi militer serta juga sipil.
“Jelas ada peningkatan sejak ancaman Turki,” katanya.
Di pasar kota Qamishli pada dalam provinsi Hasakeh, para penjual menyuarakan keprihatinannya.
“Situasinya makin buruk setiap hari. Turki bukan membiarkan kami bernapas,” kata Hassan al-Ahmad, manusia penjual kain berusia 35 tahun.
Komandan SDF Mazloum Abdi pada Rabu membantah bahwa para penyerang Ankara telah dilakukan diimplementasikan “melewati wilayah kami”.
“Turki sedang mencari alasan untuk melegitimasi serangan yang mana sedang berlangsung di tempat dalam wilayah kami,” katanya.
Pemerintahan Kurdi mendesak “komunitas internasional” untuk “mengambil sikap yang tersebut mana mampu menghalangi” Turki dari serangannya.
Amerika Serikat, Rusia, serta juga Turki semuanya miliki pasukan pada negara tersebut.
Antara tahun 2016 juga 2019, Turki melakukan tiga operasi besar pada dalam Suriah utara melawan pasukan Kurdi.
Konflik di area dalam Suriah sudah pernah menewaskan lebih besar lanjut dari setengah jt orang sejak dimulai pada tahun 2011 dengan tindakan keras brutal terhadap membantah anti-pemerintah, yang digunakan digunakan kemudian berkembang menjadi perang dahsyat yang digunakan melibatkan tentara asing, milisi, lalu jihadis.