Wates,REDAKSI17.COM – Program Meta Youth Development for Climate Tech (YDCT), yang diluncurkan pada Senin (21/7) di Auditorium Bonaventura, Kampus 3 UAJY merupakan hasil kolaborasi Meta Platforms Inc. dan Sustainable Living Lab (SL2), yang bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan kecerdasan artifisial (AI) untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Peluncuran program dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan, ST., M.Sc., M.M., serta didukung penuh oleh Rektor UAJY, Dr. Gregorius Sri Nurhartanto, S.H., LL.M. dan Country Manager Indonesia dari SL2, Janio Nugraha.
Dalam sambutannya, Bupati Kulon Progo menekankan pentingnya membangun kapasitas generasi muda dalam menghadapi krisis iklim. Dukungan ini sekaligus memperkuat rencana kerja sama antara SL2, UAJY, dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam pemanfaatan data kebencanaan dan pemantauan iklim untuk menciptakan solusi berbasis teknologi.
Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Dr. Gregorius Sri Nurhartanto, S.H., LL.M., yang memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya program ini, Perubahan iklim (climate change) kini menjadi isu yang sangat penting karena kondisi bumi yang semakin memburuk.
Dalam suasana yang berbeda, pembahasan dan pelatihan mengenai perubahan iklim sangat dibutuhkan, terutama di era kemajuan teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI).
Teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Melalui kerja sama dengan Kabupaten Kulon Progo, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Program Meta YDCT tidak hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi juga berjalan paralel di Singapura dan India. Inisiatif lintas negara ini dirancang untuk menciptakan kolaborasi global di antara mahasiswa, agar mereka mampu memahami tantangan iklim dari berbagai perspektif dan merancang solusi yang kontekstual serta aplikatif.
Pelatihan ini difasilitasi oleh 9 (sembilan) dosen UAJY yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan khusus sebagai trainer Meta YDCT.
Kesembilan dosen yang menjadi trainer YDCT antara lain Dr. Benyamin Langgu Sinaga, Dr. Theresia Devi Indriasari, Martinus Maslim, S.T., M.T., Fedelis Brian Putra Prakasa, S.T., M.Kom., Aloysius Gonzaga Pradnya S., S.T., M.Eng., Vinindita Citrayasa, S.Pd., M.Hum., Dr. Yohanes Sigit Purnomo Wuryo Putro, Kusworo Anindito, S.T., M.T., dan Joanna Ardhyanti Mita N., S.Kom., M.Kom.
Pada tahap awal, mahasiswa akan mengikuti pelatihan dasar seputar Generative AI (GenAI), eksplorasi isu iklim lokal, serta pengembangan solusi AI terkait permasalahan seperti banjir, gelombang panas ekstrem, dan polusi udara.
Pelatihan ini difasilitasi oleh sembilan dosen UAJY yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan sebagai trainer YDCT, antara lain Dr. Benyamin Langgu Sinaga, Dr. Theresia Devi Indriasari, dan lainnya.
Selanjutnya, peserta akan memasuki tahap pertukaran virtual pada September 2025 untuk berkolaborasi dengan mahasiswa dari Singapura dan India. Mereka juga akan berdialog dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil untuk memperkaya pemahaman mereka tentang tantangan iklim dari berbagai sudut pandang.
Fase pengembangan purwarupa dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025 dengan pendampingan dari mentor teknologi dan keberlanjutan. Program akan ditutup pada Februari 2026 melalui Final Showcase, di mana mahasiswa mempresentasikan hasil karya mereka di hadapan pemangku kepentingan nasional dan regional.
Country Manager SL2 Indonesia, Janio Nugraha, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari langkah kecil namun penting dalam membekali generasi muda dengan keterampilan masa depan.
“Kami merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan UAJY dan berharap kerja sama ini juga dapat diperluas dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Kami yakin, inisiatif ini akan melahirkan solusi nyata untuk adaptasi perubahan iklim dari kampus ke masyarakat,” ujarnya.
Melalui program ini, Indonesia secara resmi menjadi bagian dari pelaksanaan global Meta YDCT. SL2 dan Meta berharap semangat inovasi ini dapat menyebar ke kota-kota lain di Indonesia, guna memperluas jangkauan dampak dan memperkuat ketangguhan iklim di tingkat lokal dan nasional. (KN)