Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Bupati Kulon Progo beserta rombongan melakukan silaturahmi dan shalat isya berjamaah di Masjid Al-Taubah Pedukuhan Sigran Kalurahan Tirtorahayu Kapanewon Galur. (19/11/2025).
Silaturahmi Bupati Kulon Progo berselang jam setelah peresmian Jembatan Kabanaran yang diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia sebagai peristiwa penting bagi masyarakat Kulon Progo sebagai sarana konektivitas di wilayah Kulon Progo. Hal ini menjadi momentum integrasi antara nilai kebudayaan dan pembangunan fisik. Jembatan Kabanaran tidak hanya menjadi akses transportasi vital, tetapi juga simbol pengingat akan sejarah yang mendasari identitas dan akar budaya masyarakat.
Penamaan Jembatan Kabanaran memiliki latar belakang historis dan kultural yang mendalam, khususnya bagi sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Nama ini merupakan inisiasi dan pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, menggantikan nama sebelumnya, yaitu Jembatan Pandansimo. Secara etimologis dan historis, Kabanaran merujuk pada sebuah kawasan padepokan kuno yang bersejarah. Kawasan ini dikenal sebagai lokasi Sultan Hamengku Buwono I pernah masanggrah atau madepok (beristirahat/bermukim sementara) sebelum berdirinya Keraton, bahkan sebelum peristiwa di Ambar Ketawang.
Silaturahmi Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan, S.T., M.Sc., M.M., disertai Kepala Kantor Kemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag., M.Pd., Kabag Kesra (Kesejahteraan Rakyat) Kabupaten Kulon Progo, Ridwan Usman., SH. M.M., Wakil Ketua 2 Baznas Kulon Progo, Sugianta, S.Pd.I, Panewu Galur, Drs. Sunarya, M.M. dan Lurah Tirtorahayu, Agus Sujarwo.
Dalam kesempatan silaturahmi tersebut, Bupati Kulon Progo secara simbolis menyerahkan bantuan dana rehabilitasi masjid. Bantuan yang disalurkan ini berasal dari Baznas Kulon Progo sebagai wujud perhatian pemerintah daerah terhadap kemakmuran rumah ibadah.
Bantuan diserahkan langsung kepada Takmir Masjid Al-Taubah, Sigran, Tirtorahayu, dan diharapkan dapat digunakan seoptimal mungkin untuk mendukung peningkatan fasilitas dan kenyamanan jamaah.
Drs. Teguh Wiyono, M.Pd., selaku Takmir, menyampaikan Bahwa malam hari ini merupakan suatu kebahagiaan bagi kami, Jamaah Masjid Al-Taubah. Ini merupakan hal yang sangat menggerakkan bagi kami karena untuk pertama kalinya Masjid Al-Taubah ini dirawuhi oleh Bapak Bupati. Semoga dengan doa Bapak Bupati kali ini, semangat dan kekuatan Jamaah Masjid Al-Taubah akan bertambah, sehingga untuk selanjutnya Masjid Al-Taubah bisa lebih makmur lagi.
Ia melanjutkan bahwa sampaikan bahwa Masjid Al-Taubah berdiri sejak tahun 1951 dan terakhir direnovasi pada tahun 2012 dan mengalami renovasi yang cukup signifikan seperti sekarang ini”, pungkasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, menyampaikan rasa terima kasih dan bangga kepada seluruh jamaah Masjid Al-Taubah dan warga Padukuhan Sigran, Tirtorahayu, yang sudah berkenan menerima rombongan Silaturahmi Bupati Kulon Progo. Rombongan diterima dengan hangat dan ramah serta melaksanakan salat Isya berjamaah di masjid.
Agung melanjutkan, “Tadi siang, kita warga Kulon Progo mendapat apresiasi yang luar biasa atas perubahan nama jembatan yang baru saja diresmikan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Jembatan yang semula bernama Jembatan Pandansimo menjadi Jembatan Kabanaran.”
Nama Jembatan Kabanaran merupakan pemberian dari Sri Sultan H.B. X, yang sudah melalui banyak kajian budaya dan sejarah. “Nama Banaran memiliki kaitan erat dengan cikal bakal berdirinya Keraton Yogyakarta. Kawasan Banaran dulunya merupakan sebuah padepokan yang sangat bersejarah. Kabanaran itu sejarah, dari nama H.B. I yang masanggrah atau madepok di Kabanaran. Ini terjadi sebelum munculnya Keraton Ngayogyakarta, sebelum Ambar Ketawang,” jelasnya.
Bupati menerangkan bahwa Banaran dahulu adalah sebuah padepokan di awal berdirinya Keraton Yogyakarta, tempat berlatihnya Sutawijaya untuk membuat pasukan perang dalam membuat sejarah di keraton. Nama Banaran berasal dari kawasan yang lebih tua, yakni Kabanaran, yang merujuk pada Kawasan Padepokan Banaran.
” Kabanaran itu adalah Kawasan Padepokan Banaran. Namanya Kabanaran dan setelah merdeka menjadi Banaran. Itu dulunya adalah Padepokan Kabanaran,” tambahnya.
Bertolak dari peresmian Jembatan Kabanaran, lebih lanjut Bupati mengajak gelorakan cinta Kulon Progo “Saya mengajak Bapak/Ibu dan adik-adik semua untuk terus membangun Kulon Progo bersama, jangan lelah untuk mencintai Kulon Progo karena Kulon Progo keren,” tutupnya.
Kegiatan silaturahmi ini diakhiri dengan tausiah singkat yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag., M.Pd. Dalam tausiahnya, beliau menekankan pentingnya sinergi seluruh komponen masyarakat untuk secara kolektif membangun Kulon Progo dan mewujudkan cita-cita daerah menuju Baldatun Ṭayyibatun wa Rabbun Ghafūr (negeri yang baik dengan Rabb yang Maha Pengampun).





