Jakarta,REDAKSI17.COM – Bacawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sekaligus Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak ) menilai pernyataan Menag s seperti manusia buzzer alias pendengung pada dalam media sosial.
Hal itu dia ucapkan untuk merespons pernyataan Yaqut yang dimaksud mana mengimbau agar tak memilih pemimpin yang digunakan digunakan pandai bicara, bermulut manis lalu berwajah tampan dalam tempat Pilpres 2024.
“Itu omongan buzzer ha ha ha,” kata Cak Imin disertai gelak tawa di area area Jakarta Pusat, Minggu (1/10).
Senada Cak Imin, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid turut mengungkapkan pendapatnya perihal Yaqut yang dimaksud yang disebut dia anggap seperti buzzer, bahkan provokator.
“Buang-buang statement menurut saya, buang-buang omongan yang mana dimaksud enggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang hal itu seperti itu,” ujar Jazilul.
Ia memohonkan Yaqut yang dimaksud digunakan merupakan menteri agama berhati-hati dalam menghasilkan pernyataan. Menurutnya, Yaqut yang juga kader PKB itu harus menjaga suasana harmonis.
“Dia digaji pajak negara untuk memproduksi suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang tersebut digunakan enggak perlu,” ucapnya.
Jazilul lantas menyayangkan pernyataan Yaqut yang dimaksud seharusnya bertanggung jawab atas kerukunan umat beragama. Ia menilai pernyataan Yaqut mengarah pada urusan urusan politik pecah belah.
Sebelumnya, diberitakan detikcom, Yaqut mengajak peserta doa bersama Wahana Nagara Rahaja pada tempat Hotel Alila, Solo, Jumat (29/9) tak memilih pemimpin yang dimaksud yang pandai berbicara dan juga juga bermulut manis.
“Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau enggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang digunakan dimaksud tidaklah mempunyai perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut.
Pria yang yang juga dikenal sebagai Ketua Umum GP Ansororganisasi kepemudaan sayap PBNUitu turut mengingatkan agar tak memilih pemimpin yang mana hal tersebut menggunakan agama demi kepentingan politik. Meski ia meyakini kebijakan pemerintah tak akan terlepas dari agama.
Dia juga mengungkit Pilgub DKI Jakarta 2017, pilpres 2014 serta juga 2019 yang dimaksud digunakan ia anggap menggunakan agama sebagai alat politik. Menurutnya, kejadian itu merupakan sejarah yang digunakan digunakan tiada baik.
“Kita punya sejarah tiada baik beberapa waktu yang tersebut lalu ketika pemilihan Gubernur DKI Jakarta kemudian dua Pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” ujar adik dari Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf itu.
PKB pun lantas menyiapkan langkah pendisiplinan bagi Yaqut buntut pernyataannya tersebut.
“Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisplinan,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Minggu (1/10).
Sebelum menjabat Menag, Yaqut sendiri merupakan Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PKB. Usai dilantik menjadi Menag, posisi itu digantikan oleh Luqman Hakim. Jazilul menegaskan cepat atau lambat pendisiplinan terhadap Yaqut itu akan dilakukan.
Sementara tu, Wakil Sekretaris Jenderal GP Ansor Wibowo Prasetyo membela Yaqut dan meyakini pernyataan hal itu merupakan sekolah kebijakan pemerintah untuk masyarakat.
“Pernyataan Menteri Agama itu normatif, memberikan lembaga institusi belajar urusan urusan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidaklah dari penampilan sekadar tapi juga dari track record-nya, dari jejak rekamnya,” kata Wibowo, Minggu (1/10).
“Track record capres kemudian cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam pengaplikasian agama sebagai alat politik. Sebagai Menteri Agama, Gus Men tentu harus menyampaikan hal ini ke rakyat sebagai lembaga sekolah politik,” imbuhnya.
Red