Home / Daerah / Cegah HIV/AIDS Sejak Dini, Dinas Kesehatan Libatkan Sekolah di Kulon Progo

Cegah HIV/AIDS Sejak Dini, Dinas Kesehatan Libatkan Sekolah di Kulon Progo

Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Dalam upaya memperkuat pemahaman serta menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS sejak dini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo melalui Komisi Penanggulangan AIDS menyelenggarakan kegiatan Penguatan Bahan Ajar ” Pencegahan HIV AIDS di Kalangan Sekolah” di Ruang Rapat Balai Dikmen Kulon Progo, pada Selasa (15/7/25). Kegiatan ini diikuti oleh Perwakilan Sekolah dari 30 SMA/SMK dan 30 SMP/MTS se Kabupaten Kulon Progo.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko menyampaikan keprihatinan sekaligus seruan penting terkait perkembangan perilaku generasi muda di tengah era globalisasi yang terus berubah serta menekankan perlunya sinergi antara orang tua, guru, dan lingkungan sosial dalam membentuk karakter serta menjaga kesehatan generasi penerus.

“Perubahan zaman tidak bisa kita hindari. Dulu anak-anak mudah diarahkan. Tapi sekarang, situasinya berbeda. Dunia luar cepat masuk, dan anak-anak muda kita makin dekat dengan lingkungan yang berisiko baik di kota, pasar, atau wilayah lain,” ungkap Ambar.

Saya selaku bagian dari pimpinan daerah mengajak Bapak Ibu semua untuk bersama-sama menanggulangi penyakit yang membahayakan ini, tambah Ambar.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo menyebutkan bahwa terdapat 229 kasus HIV/AIDS di Kulon Progo, sebuah angka yang cukup mengkhawatirkan di wilayah Kulon Progo.

“Ambar menekankan mencegah HIV/AIDS bukan hanya tugas Pemerintah atau komisi tapi tugas kita semua. Sekolah harus jadi tempat yang aman dan mendidik, bukan cuma ngajarin rumus atau teori tapi juga soal kehidupan. Termasuk soal menjaga diri, menghargai hubungan sendiri, dan bertanggung jawab pada pilihan pilihan kita,” tegas Ambar.

Lebih lanjut Ambar menyerukan kolaborasi antar semua unsurĀ  keluarga, satuan pendidikan, hingga lingkungan sosial. Semua harus bersatu demi menyelamatkan masa depan generasi muda.

“Orang tua bertanggung jawab mengawasi di rumah, guru bertanggung jawab di sekolah. Kalau ini kita lakukan bersama, perubahan besar bisa terjadi. Maka kita bisa membentuk menuju generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter,” harap Ambar.

Dengan mengucap “Bismillahirrohmanirrohim” kegiatan Penguatan Bahan Ajar HIV AIDS untuk sekolah di wilayah Kabupaten Kulon Progo secara resmi saya nyatakan di BUKA.

 

Senada apa yang disampaikan Wakil Bupati Kulon Progo, Kepala Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo Heru Santoso, S.Pd., M.Eng. menyampaikan Angka kasus HIV AIDS yang dipaparkan sebelumnya sangat tinggi dan sungguh memprihatinkan. Kita semua perlu menindaklanjuti secara serius.

 

“Ini menjadi kewajiban kita bersama, khususnya para pendidik, untuk terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada peserta didik di sekolah. Jangan sampai apa yang kita khawatirkan benar-benar terjadi. Kita tidak ingin ada kasus HIV/AIDS yang muncul di lingkungan sekolah,” ujar Heru.

Kegiatan penguatan bahan ajar HIV/AIDS ini sangat relevan untuk mendukung upaya tersebut, terutama di sekolah-sekolah wilayah Kulon Progo. Materi ini perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan kesehatan.

“Mari kita jadikan ini sebagai tanggung jawab bersama. Mari kita pastikan anak-anak kita mendapatkan informasi yang benar, perlindungan yang memadai, dan pendampingan yang konsisten agar mereka terhindar dari risiko HIV/AIDS, “terang Heru.

Dalam Sambutanya Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kulon Progo Drs Nur Wahyudi, M.M menyampaikan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS harus dimulai sejak dini dan menjadi bagian dari pendidikan di sekolah. Menurutnya, jenjang SMP sebagai tanggung jawab langsung dinas, menjadi titik strategis untuk melakukan intervensi pendidikan karakter, mengingat fenomena pergeseran perilaku dan pola pertemanan yang kini semakin kompleks di kalangan remaja.

“Bapak Ibu Kepala Sekolah harus menjadi teladan bagi Bapak Ibu Guru dan demikian juga Bapak Ibu Guru menjadi teladan bagi peserta didik,” jelas Nur.

Materi pencegahan HIV/AIDS tidak hanya disampaikan dalam kegiatan intrakurikuler, namun dapat disisipkan dalam kegiatan ekstrakurikuler serta didukung kerja sama lintas sektor yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan pendidikan.

“Sinergi berbagai pihak diyakini menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan berdaya tahan terhadap ancaman HIV/AIDS di kalangan generasi muda,”pungkas Nur.

Acara kemudian dilanjutkan dengan materi Implementasi Bahan Ajar HIV dan AIDS dengan narasumber Laurencia Ana Yuliastanti dari CLO Yayasan Victory Plus Yogyakarta dan didiskusi bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *