Home / Ekobis / Chatib Basri: Presiden Baru RI Butuh Perhatikan Kelas Menengah

Chatib Basri: Presiden Baru RI Butuh Perhatikan Kelas Menengah

Chatib Basri: Presiden Baru RI Butuh Perhatikan Kelas Menengah

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Ekonom senior yang tersebut digunakan juga pernah menjabat sebagai menteri keuangan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri mengingatkan agar presiden baru Indonesia yang terpilih kelak untuk tak mengabaikan kondisi kelas menengah.

Chatib mengatakan dirinya fokus pada hambatan menengah bawah. Belajar dari Chili, negara ini gagal menjadi negara maju setelah dilanda menentang besar, Chilean Paradox.

“Mereka tumbuh sangat cepat tapi ada mengecam besar. Kenapa? Karena merek bukan memperhatikan kelas menengah ke bawah,” tegas Chatib dalam wawancara dengan CNN, dikutip, Kamis (15/2/2024).

Oleh akibat itu, presiden terpilih harus memperhatikan nasib kelas menengah ini, akibat data menunjukkan pertumbuhan dunia usaha indonesia memberikan manfaat kepada 20% masyarakat bawah dan juga juga 20% umum atas.

Selama ini, menurutnya, pemerintah telah dilakukan lama melakukan hal tepat dengan memberikan BLT kemudian bantuan sosial. Namun, dia berharap penduduk kelas menengah bawah tak diabaikan.

Selain itu, dia berpesan siapapun presiden yang hal tersebut terpilih, Indonesia butuh akselerasi ekonomi. Ini mutlak harus dikerjakan oleh sebab itu Indonesia akan menuju aging population pada 2050.

“Jadi kesempatan untuk Indonesia belaka tinggal 26 tahun lagi dari saat ini. jadi siapapun presidennya butuh memacu pertumbuhan sektor kegiatan ekonomi mulai dari 6% sampai 7%,” kata Chatib.

Oleh lantaran itu, presiden baru Indonesia harus bisa saja jadi menggerakkan pertumbuhan kegiatan ekonomi ke arah 6%-7%. Pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia saat ini masih di dalam dalam sekitar 5%. Kinerja tersebut, kata Chatib, cukup baik. Namun, dia menjamin tak akan cukup untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.

“Jadi saya percaya siapapun yang digunakan jadi presiden itu butuh mencapai pertumbuhan 6%-7%, mereka itu itu harus mencari jalan keluar untuk itu,” tegasnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *