Home / Ekobis / China dan India Siap-Siap Borong! Harga Batu Bara Langsung Bangkit

China dan India Siap-Siap Borong! Harga Batu Bara Langsung Bangkit

China serta India Siap-Siap Borong! Harga Batu Bara Langsung Bangkit

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Harga batu bara mulai kembali menunjukkan penguatan setelah turun dua hari beruntun pada perdagangan sebelumnya. Kenaikan tarif dipicu oleh proyeksi permintaan impor dari China juga India.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Senin (6/5/2024) tarif batu bara acuan ICE Newscastle menguat 0,38% pada level pada tempat US$ 145,95 per ton. Kendati menguat, biaya batu bara belum mampu menembus level US$ 150 per ton.

S&P Global menjelaskan kenaikan nilai batu bara ditopang oleh proyeksi kenaikan nilai batu bara dalam dalam China serta India.
“Permintaan dari China kemungkinan akan naik sebab meningkatnya permintaan (energi) setelah libur Hari Buruh. Pembangkit listrik pada tempat India juga diperkirakan akan melanjutkan pembelian dari luar negeri sebab suhu udara diperkirakan akan melonjak,” tulis S&P Global dalam Market Movers Asia May 6-10: Singapore Coking Coal Conference in focus; Chinese market reopens after Labor Day holidays, dalam website resmi mereka.

Seperti diketahui, kawasan Asia terutama ASEAN dilanda gelombang panas.

Gelombang panas (heat wave) yang digunakan digunakan melanda Asia saat ini mampu menjadi salah satu berkah batu bara. Permintaan batu bara melonjak tajam oleh sebab itu pemakaian listrik meningkat tajam untuk pendingin ruangan.

Seperti diketahui, beberapa jumlah keseluruhan negara Asia tengah berjuang menghadapi gelombang panas. Di antaranya adalah Thailand, Filipina, Myanmar, hingga India. Negara-negara yang mana disebut masih mengandalkan pembangkit batu bara untuk menghasilkan listrik.

India mengandalkan 75% produksi listrik dari batu bara sementara Vietnam sekitar 55%, Myanmar sebesar 50%, serta Filipina sekitar 58%.

India juga bersiap menghadapi musim panas Pemerintah India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncak pada musim panas April-Juni. Permintaan listrik diperkirakan akan menembus 250 Giga Watt (GW). Angka yang tersebut disebut lebih lanjut tinggi tinggi dibandingkan pada puncak musim panas tahun lalu pada September 2023 yakni 243 Gw.

Untuk mengantisipasi lonjakan penyelenggaraan listrik kemudian batu bara di dalam tempat pembangkit, pemerintah India sudah memohonkan pembangkit untuk mengimpor batu bara lebih banyak banyak awal.

India juga sudah menggenjot produksi menjadi 78,69 jt ton pada April. Produksi hal yang naik 7,41% dibandingkan periode yang dimaksud serupa tahun lalu.

India pernah merasakan pengalaman pahit saat mengalami krisis energi pada musim panas 2022 sebab tingginya permintaan listrik di tempat dalam tengah gelombang panas.

Pada Maret lalu, pemerintah India memperpanjang mandatory 6% batu bara impor untuk perusahaan pembangkit batu bara hingga Juni 2024.

Kewajiban itu untuk mengantisipasi lonjakan kenaikan energi pada puncak musim panas mendatang. Pemerintah India sudah menerapkan kewajiban impor batu bara pada 2022. Pada awal kebijakan berlaku, besaran impor ditetapkan sebesar 10%. Besaran mandatory kemudian diturunkan menjadi 6% pada Januari 2023 juga 4% pada September 2023.

Ada Ancaman Pelemahan Harga

Meski naik hari ini tetapi, secara tren, biaya batu bara global masih dalam fase penurunan. Turunnya tarif batu bara didorong dari beberapa negara yang dimaksud digunakan telah lama lama beralih ke energi terbarukan kemudian mulai mengurangi pemanfaatan batu bara.

Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara sekarang ini sudah mulai melakukan uji coba proyek transisi energi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia pada saat ini sedang menyelesaikan paket pensiun dini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) berkapasitas 660 megawatt sebagai proyek percontohan transisi energi.

“Kami sedang dalam tahap finalisasi paket pensiun dini PLTU 660 megawatt yang dimaksud digunakan akan menjadi pilot project kami,” ujarnya pada Sidang Bisnis Dewan Gubernur Asian Development Bank (ADB) di tempat area Tbilisi, Georgia, pada hari Minggu (5/5/2024).

Dalam pertemuan Tahunan ADB ke-57 pada 2-5 Mei 2024, ia mengajak negara-negara serta juga pihak lain untuk menggalang kebutuhan finansial dalam melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan dalam Indonesia.

“Mengingat besarnya kebutuhan finansial untuk transisi energi, kami ingin mengajak negara-negara juga pihak lain untuk mengupayakan kami,” ujar Sri Mulyani.

CNBC Indonesia Research

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *