Gondomanan,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya memberikan apresiasi tinggi terhadap gelaran pameran seni bertajuk “Data Art: Indonesia Life Behind Data” yang diinisiasi oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Acara yang digelar di Jogja Gallery ini dibuka mulai hari ini Senin 25 Agustus hingga 30 Agustus 2025 mendatang.
Mewakili Wali Kota, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogya, Yetti Martanti, hadir langsung dan menyampaikan penghargaan serta dukungan penuh Pemkot atas terselenggaranya acara tersebut.
Menurutnya, kegiatan semacam ini menunjukkan bahwa Kota Yogya bukan hanya sebagai kota budaya, tetapi juga sebagai kota yang terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi lintas disiplin.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa acara ini merupakan terobosan baru yang menggabungkan kekuatan ilmu pengetahuan dengan ekspresi seni, sehingga mampu menghadirkan pengalaman unik dalam melihat data dari perspektif berbeda.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya gelaran ini. Pameran ini tidak hanya menampilkan kreativitas, tetapi juga mengajarkan bagaimana data yang biasanya kaku dan teknis dapat disulap menjadi sesuatu yang indah, bermakna, serta dekat dengan masyarakat. Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi inspirasi untuk generasi muda dalam mengembangkan seni berbasis sains,” ujarnya.

Yetti berharap gelaran ini dapat menjadi agenda rutin sekaligus ikon baru dalam peta kegiatan seni dan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di Kota Yogya.
“Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas ilmu mampu menciptakan inovasi yang bermanfaat luas, baik bagi dunia akademis maupun masyarakat umum,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia, Daniel Oscar Baskoro, dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 11 dosen, 9 mahasiswa, serta 7 alumni Fakultas MIPA UGM. Dari kolaborasi lintas generasi tersebut, tercipta sebanyak 43 karya yang beragam, mulai dari karya visual, video, audio, hingga karya berbasis interaktif seperti game. Tidak berhenti di situ, karya sastra juga turut dihadirkan untuk memperkaya sudut pandang dalam menafsirkan data.
“Karya-karya ini menunjukkan bahwa data bukan hanya sekadar angka dan grafik, melainkan bisa diolah menjadi bentuk yang lebih ekspresif. Harapannya, pameran ini dapat membuka ruang baru bagi masyarakat untuk memahami data dengan cara yang lebih menyenangkan sekaligus reflektif,” ungkap Daniel.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan event pertama di Indonesia yang menggabungkan sains dengan seni secara komprehensif. Ia menyebutkan bahwa terobosan ini akan membuka jalan baru dalam perkembangan pendidikan, penelitian, sekaligus kreativitas di Indonesia.
“Ini adalah terobosan baru, dan saya bangga bahwa UGM menjadi pionirnya. Sains selama ini dianggap sangat rasional dan terukur, sementara seni adalah ekspresi bebas tanpa batas. Pertemuan keduanya justru melahirkan interpretasi yang sangat liar, imajinatif, sekaligus penuh makna. Sama seperti seni yang selalu dikaitkan dengan kebebasan berekspresi, teknologi pun berkembang bebas, kita tidak bisa memprediksi. Di situlah keduanya saling bertemu dan saling memperkaya,” paparnya.