Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa Moskow ingin membantu mencegah bencana kemanusiaan dalam Gaza.
Kremlin mengatakan Putin menyatakan kesediaan Rusia untuk berupaya “mengakhiri konfrontasi Palestina-Israel serta mencapai penyelesaian damai melalui cara kebijakan pemerintah serta diplomatik”.
Pernyataan hal itu tidaklah menyebutkan gencatan senjata yang yang ingin dicapai Rusia dengan mengajukan resolusi pada Dewan Keamanan PBB.
Namun Putin memberi pengarahan kepada Netanyahu tentang percakapan dengan para pemimpin Iran, Mesir, Suriah, lalu juga Otoritas Palestina.
“Pendapat bulat telah terjadi terjadi diungkapkan mengenai perlunya gencatan senjata dini kemudian juga pembentukan gencatan senjata kemanusiaan agar dapat segera memberikan bantuan kepada semua yang tersebut yang membutuhkan,” katanya mengenai percakapan tersebut, seperti dikutip Reuters.
“Ada juga keresahan kritis mengenai kemungkinan konflik meningkat menjadi perang regional.”
Sebelumnya, media pemerintah Iran mengatakan Presiden Ebrahim Raisi mengatakan kepada Putin dalam percakapan merek bahwa menggalang Palestina adalah prioritas kebijakan luar negeri Iran tetapi kelompok “perlawanan” menghasilkan keputusan independen dia sendiri.
“Ada kemungkinan konflik antara Israel kemudian Palestina meluas ke bidang lain,” kata Raisi.
Putin juga berbicara dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Presiden Palestina Mahmoud Abbas lalu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang tersebut digunakan dia minta bantuan dari Kairo dalam mengevakuasi warga Rusia dari Gaza.
Pemimpin Kremlin itu juga terlihat mengeksplorasi Timur Tengah kemudian Ukraina pada pertemuan yang mana mana disiarkan televisi dengan para pejabat termasuk kepala mata-mata juga menteri pertahanannya.
Krisis ini sudah dijalani mengalihkan sebagian perhatian dunia dari perang Rusia di area tempat Ukraina lalu memberikan Moskow kesempatan untuk menunjukkan hubungan kuatnya dengan semua pemain kunci di tempat area Timur Tengah, menjadikan negaranya sebagai pengumuman perdamaian serta pengendalian diri.
Kremlin bahkan berulang kali menyalahkan kegagalan kebijakan AS pada masa lalu sebagai penyebab terjadinya ledakan kekerasan terbaru dalam Timur Tengah.
Red