Jakarta,REDAKSI17.COM– Gelombang unjuk rasa di dalam area kampus-kampus Amerika Serikat (AS) masih terus memuncak. Mereka terus menuntut agar Israel menghentikan serangannya ke Gaza, Palestina, serta menekan Washington agar berhenti menyokong Tel Aviv dalam serangan-serangan itu.
Hal ini mulai mengundang reaksi tegas dari pihak kampus. Setelah sebelumnya lembaga akademik memanggil polisi untuk mengambil tindakan tegas, kali ini kampus mulai mengancam para siswanya dengan ancaman drop out (DO).
![]() |
|
Kebijakan ini mulai diumumkan oleh Columbia University (CU) dalam New York. Pejabat kampus itu pada Selasa waktu setempat mengumumkan akan mengeluarkan mahasiswa yang mana itu merebut serta menempati gedung kelas dalam aksinya.
“Gangguan pada kampus sudah pernah menciptakan lingkungan yang mana dimaksud mengancam bagi banyak mahasiswa lalu dosen Yahudi kami lalu gangguan bising yang tersebut mana mengganggu pengajaran, pembelajaran, lalu juga persiapan ujian akhir,” kata universitas yang mana dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, dikutip Rabu (1/5/2024).
Pengumuman ini sendiri disampaikan saat mahasiswa mengambil alih sebuah gedung di dalam area Columbia University pada Selasa pagi. Mereka menghentikan pintu masuk juga juga mengibarkan bendera Palestina di dalam dalam luar jendela.
Rekaman video menunjukkan para pengunjuk rasa pada kampus Columbia pada tempat Manhattan bergandengan tangan di dalam dalam depan salah satu gedung legendaris dalam area universitas itu, Hamilton Hall. Mereka membawa perabotan serta barikade logam ke gedung tersebut.
Mereka juga nampak berkeliaran dalam luar pintu barikade, bertepuk tangan. Yel-yel seperti “Rakyat bersatu tidak ada ada akan pernah dikalahkan” kemudian “Bebaskan Palestina!” juga diteriakkan.
Postingan di dalam dalam halaman Instagram penyelenggara mencela mengajak warga untuk melindungi perkemahan lalu bergabung dengan mereka itu di dalam area Hamilton Hall. Di postingan X, para pengunjuk rasa mengatakan merek berencana untuk tetap berada dalam aula sampai universitas menyetujui tiga tuntutan yakni divestasi, transparansi keuangan, juga amnesti.
“Sebuah kelompok otonom merebut kembali Hind’s Hall, yang tersebut digunakan sebelumnya dikenal sebagai ‘Hamilton Hall’, untuk menghormati Hind Rajab, orang martir yang digunakan dibunuh dalam tempat tangan negara Israel pada usia enam tahun,” tulis akun organisasi pengunjuk rasa, CU Apartheid Divest (CUAD), dikutip Associated Press (AP).
Juru bicara Gedung Putih John Kirby pada hari Selasa mengecam bentuk menentang mahasiswa yang tersebut menurutnya bukan damai ini. Ia menyebut pendudukan gedung kampus sebagai “pendekatan yang mana mana salah”.
![]() |
1.000 Orang Ditangkap
Serangan pada 7 Oktober di dalam tempat Israel selatan oleh militan Hamas dari Gaza, dan juga juga serangan Israel berikutnya pada daerah kantong Palestina, sudah lama memicu gelombang aktivisme mahasiswa terbesar sejak mengecam anti-rasisme pada tahun 2020. Para pengunjuk rasa berargumen mengenai serangan Israel kemudian meningkatnya total korban tewas akibat serbuan Tel Aviv ke Gaza.
Di sisi lain, jumlah agregat total penangkapan di area area kampus-kampus dalam seluruh negeri akibat aksi demonstrasi ini mendekati 1.000 orang. Perlu diketahui mahasiswa berdemo hampir pada area seluruh universitas elit AS.
Di Universitas Texas pada Austin, manusia pengacara mengatakan setidaknya 40 demonstran ditangkap pada hari Senin. Konfrontasi itu merupakan peningkatan pada tempat kampus yang digunakan mana mempunyai 53.000 mahasiswa di area area ibu kota negara bagian tersebut, di dalam dalam mana tambahan dari 50 pengunjuk rasa juga ditangkap pekan lalu.
Senin malam, puluhan petugas anti huru hara pada tempat Universitas Utah berusaha membubarkan perkemahan pada luar kantor rektor universitas yang tersebut dimaksud didirikan pada sore hari. Polisi menyeret tangan kemudian kaki para pelajar, mematahkan tiang-tiang yang mana dimaksud menahan tenda serta mengikat merek yang digunakan dimaksud menolak untuk membubarkan diri.
Atas aksi itu, polisi menangkap 17 demonstran. Universitas Utah mengatakan bahwa berkemah semalaman dalam tempat properti sekolah merupakan tindakan yang dimaksud hal itu melanggar aturan lalu para siswa diberi beberapa peringatan untuk membubarkan diri sebelum polisi dipanggil.
Di Universitas Southern California (USC), penyelenggara perkemahan besar duduk bersama Rektor universitas Carol Folt selama sekitar 90 menit pada hari Senin. Folt menolak untuk mengeksplorasi rincian dialog tetapi mengatakan dia mendengar kecemasan para pengunjuk rasa serta pembicaraan akan dilanjutkan pada hari Selasa.
Di Harvard, pengunjuk rasa mendirikan kamp dengan 14 tenda pada hari Rabu pekan lalu. Ini terjadi setelah unjuk rasa menentang penangguhan Komite Solidaritas Palestina Sarjana Harvard pada universitas tersebut.
Akibatnya, Harvard mengunci sebagian besar gerbang pada dalam Harvard Yard. Kampus itu juga membatasi akses bagi merek yang digunakan digunakan tak miliki identitas kesiswaan yang dimaksud dimaksud jelas.
![]() |