Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta mencatat perolehan zakat semester I tahun 2024 mencapai Rp4,85 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp4,05 miliar telah disalurkan berdasarkan asnaf. Hingga Agustus 2025, total penghimpunan zakat bahkan telah menembus lebih dari Rp6 miliar atau sekitar 60 persen dari target tahunan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua II BAZNAS Kota Yogyakarta, Abdu Samik saat melakukan jumpa pers di Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogya, Kamis (4/9).

Pihaknya menyebutkan target penghimpunan zakat tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp11,7 miliar. Dengan capaian saat ini, ia optimistis target tersebut akan terlampaui sebagaimana pencapaian di tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, perolehan zakat hingga Agustus sudah lebih dari 60 persen dari target. Kami yakin target Rp11,7 miliar tahun ini bisa tercapai, bahkan terlampaui,” ujar Abdu Samik.

Ia menambahkan, meningkatnya penghimpunan zakat menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap BAZNAS Kota Yogyakarta. Tidak hanya dari warga Kota Yogyakarta, dukungan juga datang dari luar daerah.

 

Kepercayaan tersebut, menurutnya, tidak lepas dari transparansi dan digitalisasi yang diterapkan oleh BAZNAS. Sistem digital membuat layanan penghimpunan dan penyaluran zakat lebih mudah diakses, akuntabel, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.

“Alhamdulillah, dengan dukungan masyarakat dan sinergi pemerintah kota, penghimpunan zakat di Yogyakarta terus tumbuh positif. Ke depan, kami akan memperkuat peran zakat untuk mendukung program pengentasan kemiskinan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Yogyakarta, Misbachrudin, menegaskan bahwa prinsip penyaluran zakat tetap mengutamakan warga Kota Yogyakarta.

“Kalau lembaga lain bisa menyalurkan zakat ke luar kota dengan bebas, BAZNAS Kota Yogyakarta berbeda. Prinsip kami adalah mendahulukan masyarakat Kota Yogyakarta sendiri. Karena di setiap daerah sudah ada BAZNAS dengan kewenangannya masing-masing,” jelasnya.

Ia mengakui, tantangan muncul karena sebagian muzakki yang membayar zakat di Kota Yogyakarta berdomisili di luar kota. Mereka sering berharap agar manfaat zakat juga dirasakan oleh tetangganya sesuai domisili muzakki. “Pernah ada kasus zakat kita salurkan sampai ke luar kota, kami ditegur. Maka dari itu, sekarang kita lebih disiplin sesuai regulasi,” ujarnya.

Ketua Tim Kerja Humas dan Publikasi, Anna Fardiana, Kepala Pelaksana Baznas Kota Yogya, Misbachrudin dan Wakil Ketua 2 Baznas Kota Yogya, Abdu Samik

Terkait pendistribusian zakat, Misbachrudin menyebut ada dua jenis. Pertama, konsumtif, untuk kebutuhan darurat seperti bantuan paket bahan pangan. Kedua, produktif, misalnya untuk pengembangan ekonomi masyarakat dan beasiswa.

Beasiswa diberikan bagi siswa SD dan SMP, terutama untuk penguatan spiritual, program keagamaan di sekolah, dukungan penghafal Al-Qur’an, kader remaja masjid, serta bantuan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Selain itu, BAZNAS juga memberikan dukungan untuk guru, khususnya guru honorer sekolah swasta dan non-ASN, berupa bantuan PPG. Program lainnya adalah pembiayaan iuran BPJS Ketenagakerjaan.

“Kemarin, kita menyelesaikan pembayaran 500 premi untuk marbot masjid. Kuotanya kemudian kita tambah menjadi 800 peserta untuk pekerja sosial keagamaan, termasuk ustaz, karyawan pondok pesantren, dan aktivis dakwah, terutama yang kurang mampu,” terang Misbachrudin.