UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyambut positif adanya Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Dinkes turut berperan aktif dengan terus menjaga kualitas dan keamanan makanan yang diberikan. upaya pencegahan terjadinya keracunan makanan dan mempersiapkan langkah ketika terjadi peristiwa siswa mengalami keracunan. Walaupun hingga saat ini belum adanya laporan kejadian keracunan akibat MBG.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, Eko Rahmadi menegaskan pentingnya penerapan sistem keamanan pangan yang optimal dalam upaya memastikan setiap anak di sekolah menerima makanan yang bergizi, sehat dan aman.

Dinas Kesehatan juga telah memberikan pembekalan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), catering dan perwakilan sekolah terkait pelaksanaan MBG di Kota Yogyakarta dalam rangka Sertifikat Laik Higiene Sanitiasi (SLHS) jasa boga.
“Tidak hanya pelatihan untuk seluruh anggota SPPG, catering dan tim sekolah yang sangat penting, tapi termasuk pemilihan logistik yang memenuhi prinsip keamanan pangan. Kami ingin memastikan bahwa makanan yang disajikan di sekolah bebas dari cemaran fisik, kimia, dan biologis/bakteri yang dapat menyebabkan keracunan,” jelas Eko Rahmadi.
Menurutnya, standar bahan baku logistik yang digunakan dalam catering, serta cara memasak yang memenuhi standar hygiene sangat diperlukan dalam pelaksanaan program MBG. Selain itu, packaging atau proses pengemasan dan distribusi makanan hingga waktu dikonsumsi oleh siswa juga harus memperhatikan memenuhi standar keamanan pangan, termasuk menjaga suhu dan rentang waktu penyajian makanan.
“Kami juga terus mengingatkan catering dan SPPG untuk mematuhi standar hygieni dan sanitasi jasa boga/keamanan pangan dengan waktu penyajian makanan maksimal 4 jam. Karena rentang waktu sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan. Semakin bergizi makanan, semakin harus berhati-hati karena kuman dan bakteri berkembang subur di sana,” tambahnya.

Salah satu foto dokumentasi pemberian Makan Bergizi Gratis siswa-siswi di Kota Yogyakarta.

Dengan adanya program MBG ini, harapannya siswa juga menghabiskan makanannya dan tidak ada sisa makanan atau sampah organik yang tertinggal yang dapat meningkatkan penumpukan sampah.
Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, setiap hari diwajibkan untuk menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam untuk sebagai salah satu standar keamanan pangan.
Tambahnya, Dinas Kesehatan juga telah memberikan edukasi terkait prosedur pembersihan yang tepat bagi pihak catering, SPPG dan sekolah untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman.
“Dinas Kesehatan selalu mensupport dan memberikan edukasi kepada SPPG, catering mitra dan tim sekolah untuk mewujudkan keamanan pangan. Selain itu, kami ingin membangun ekosistem keamanan pangan MBG dan harapan kami didukung oleh semua pihak,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Sertifikasi dan Lisensi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Drg. Umi Nur Chariyati mengungkapkan, Dinas Kesehatan juga melakukan pembinaan serta pelatihan keamanan pangan bagi mitra Satuan Penyedia Pengolah Gizi (SPPG) yang terlibat dalam penyediaan jasa pengolahan pangan pada Program Nasional MBG.
Tujuan diadakannya pelatihan keamanan pangan bagi para pelaku usaha pangan/jasa boga adalah untuk memastikan bahwa makanan yang diproduksi, disajikan, dan didistribusikan aman untuk dikonsumsi serta memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku.
“Harapannya setelah diberikan  pelatihan, pelaku usaha pangan/ jasa boga diharapkan semakin profesional dan bertanggung jawab dalam menyediakan makanan  yang aman dan berkualitas bagi masyarakat pada umumnya dan bagi siswa siswi program MBG pada khususnya ,”Senin (24/2).
Diketahui, program MBG ini bertujuan untuk memberikan makanan sehat dan bergizi kepada siswa-siswi di sekolah-sekolah, guna mendukung peningkatan kualitas gizi dan kesehatan anak-anak di Kota Yogyakarta.