Home / Daerah / DIY-Hungaria Bahas Potensi Pengembangan Kerja Sama Pendidikan dan Sister Province

DIY-Hungaria Bahas Potensi Pengembangan Kerja Sama Pendidikan dan Sister Province

Yogyakarta (05/11/2025) REDAKSI17.COM– Duta Besar (Dubes) Hungaria untuk Indonesia, H.E. Lilla Karsay mengunjungi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Rabu (05/11). Kunjungan Lilla diterima Sri Sultan di Gedhong Willis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, yang didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Imam Pratanadi dan Koordinator Bidang Kerja Sama Luar Negeri DPMPTSP DIY, Fathi Mustaqim.

Ditemui usai audiensi, Imam mengungkapkan, kunjungan Dubes Lilla bertemu dengan Sri Sultan, yakni utamanya membahas tentang potensi pengembangan kerja sama di sektor pendidikan. Selain itu, Dubes Lilla pun mengusulkan mengenai kemungkinan pembangunan kerja sama untuk sister province.

Terkait pengembangan kerja sama di sektor pendidikan, Imam menyebut, Sri Sultan menekankan pada pengadaan program-program pendidikan yang bisa sekaligus memberikan Certificate of Competence bagi para pesertanya. “Jadi mereka di sana tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga sekaligus memperoleh Certificate of Competence, sehingga kemudian datang kembali ke Jogja, tidak hanya sekadar pengalaman saja, tetapi juga memiliki Certificate of Competence. Ini nanti akan dijajaki lebih jauh,” ucap Imam.

Sementara, terkait rencana sister province, Imam menyampaikan bahwa kedua belah pihak baru melakukan penjajakan awal. Dubes Lilla, telah mengusulkan beberapa nama daerah yang berpotensi untuk menjadi sister province DIY, namun akan digali lebih dalam lagi, daerah mana yang paling cocok dengan DIY.

“Memang ada kota yang memiliki kesamaan, akan tetapi tetap nanti akan dieksplor dulu, mana yang kemudian terbaik menjadi sister province dari DIY. Akan dicari kira-kira daerah mana yang memiliki banyak kemiripan dalam hal potensi dan matching-nya ya dengan Jogja,” ucap Imam.

Senada dengan Imam, Koordinator Bidang Kerja Sama Luar Negeri DPMPTSP DIY, Fathi Mustaqim menjelaskan pentingnya certificate of competence ini di mata Sri Sultan. Sertifikat kompetensi ini dipandang menjadi gerbang yang dapat memperbesar kesempatan bekerja bagi penerimanya.

“Beliau (Sri Sultan) itu mencermati kampus-kampus kita itu kan kebanyakan menyediakan program-program akademis untuk menjadi akademisi gitu ya. Bukan yang lulus kemudian punya certificate of competence gitu ya. Nah, misalnya kita kerja sama di Hungaria, kemudian kita bisa masuk di area sertifikasi kompetensi, ketika pelajar kita atau warga kita itu dapat certificate of competence Hungaria. Certificate dari Hungaria itu berlaku untuk semua Eropa misalnya. Jadi kesempatan kerjanya di Eropa kan bahkan mungkin dunia ya,” terang Fathi.

Selain itu, Fathi mengatakan, Hungaria juga tertarik untuk mengembangkan kerja sama di sektor industri khususnya terkait tenaga kerja. Menurut Fathi, Hungaria memiliki peningkatan sektor industri yang baik namun mengalami krisis tenaga kerja.

“Mereka kan selama 10 tahun terakhir ini, peningkatan manufacturing industry-nya itu 250%. Sementara workforce-nya tidak memadai. Jadi jumlah tenaga kerja dari dalam negerinya kurang memadai. Sehingga mereka pengen ngambil dari luar, tetapi mereka sangat selektif. Alhamdulillahnya Indonesia itu masuk radar karena berdasarkan TKI-TKI yang ada di sana itu reputasinya cukup baik,” tutur Fathi.

Fathi memaparkan, Hungaria tertarik untuk menyerap tenaga kerja dari Indonesia karena mereka melihat bahwa para pekerja mudah beradaptasi. Pun tidak neko-neko, dan memiliki tingkat kerajinan yang baik.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Hungaria untuk Indonesia, H.E. Lilla Karsay memandang bahwa pendidikan menjadi salah satu prioritas terpenting bagi Indonesia saat ini. Demikian pula dengan skilled workers atau pekerja terampil yang menjadi bagian esensial dari sektor pendidikan.

Untuk itu, Dubes Lilla menyatakan pihaknya siap untuk membantu pengembangan kerja sama pada beberapa aspek pendidikan. Seperti program Level 1 untuk politeknik atau skilled workers in applied science, program pertukaran pelajar, bahkan mungkin program magang di Hungaria.

Dubes Lilla juga tertarik untuk melakukan pertukaran kebudayaan dan kolaborasi seni dengan DIY. Dirinya yakin, kedua belah pihak memiliki peluang kolaborasi seni yang dapat dilakukan, mengingat Keraton Yogyakarta memiliki Yogyakarta Royal Orchestra.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *