Yogyakarta (04/09/2025)REDAKSI17.COM – DIY berhasil meraih predikat provinsi terbaik pertama dalam Penghargaan Pemerintah Daerah Inklusif Disabilitas Tahun 2025 pada ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kinerja pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan yang partisipatif dan ramah disabilitas.
Kepala Bapperida DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti, menjelaskan bahwa penghargaan inklusif disabilitas merupakan bagian dari penilaian kinerja pembangunan daerah. Proses penilaian mencakup perencanaan, penganggaran, implementasi, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Jadi, sebenarnya penghargaan untuk inklusif penyandang disabilitas bagi pemerintah daerah ini sebagai bagian dari penghargaan pembangunan daerah PPD yang merupakan penilaian kinerja. Ini berkaitan dengan proses penyelenggaraan perencanaan pembangunan. Khususnya bagaimana perencanaan secara keseluruhan berjalan,” ungkap Ni Made pada Kamis (04/09) di kantor Bapperida DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI yang berkolaborasi Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia. Ada empat kategori yang menjadi titik tekan dalam penilaian. Pertama, perencanaan dan penganggaran.
“Jadi, tidak hanya sekedar kasihan atau mungkin kewajiban kita harus support disabilitas. Tapi sudah menjadi komitmen pemerintah daerah untuk kemudian ini menuangkan dan menganggarkan dalam dokumen perencanaan,” jelasnya.
Kedua, integrasi dan keterlibatan stakeholder. Dalam proses perencanaan, DIY melibatkan unsur-unsur penyandang disabilitas, bukan hanya di tahap perencanaan, tetapi juga saat pelaksanaan program. Ketiga, penyediaan ruang dan fasilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk kesempatan kerja.
“Kemarin sempat juga ditanyakan kepada kami pada saat penilaian akhir itu. Dari sisi, ada tidak sih ASN kita yang kemudian diakomodir? Alhamdulillah, pada saat wawancara itu ada teman kita juga. Jadi, langsung kemudian, oh saya hadir di sini,” tutur Ni Made.
Keempat, inovasi. Salah satu yang menjadi sorotan tim pusat adalah program open the gate, hasil kerja sama dengan Dinas Sosial, Yayasan Yakkum, dan LSM. Program ini mendampingi penyandang disabilitas psikososial agar dapat diterima kembali di keluarga dan masyarakat. Selain itu, kolaborasi juga dilakukan dalam penyediaan bantuan peralatan, seperti kursi roda dan alat bantu dengar.
Menurut Ni Made, keberhasilan ini tidak lepas dari regulasi yang telah dimiliki, mulai dari Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Gubernur (Pergub), hingga Rencana Aksi Daerah (RAD). Dokumen tersebut disusun dengan melibatkan banyak pihak, termasuk organisasi penyandang disabilitas.
“Jadi, kami sudah punya Perda, kami juga sudah punya Pergub, dan punya juga Rencana Aksi Daerah. Itu pun kami buat tidak cuma dengan kita saja, tim kita itu. Jadi, kami juga melibatkan dari semua pihak,” jelasnya.
Ia menambahkan, pembangunan inklusif bukan tanggung jawab satu OPD saja, melainkan seluruh OPD. “Apapun itu, kami rasa ini bagian dari seluruh OPD untuk terlibat. Termasuk dari stakeholder-stakeholder yang terkait bagian dari proses. Jadi, perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi itu terlibat. Sehingga kita mendapatkan apresiasi,” ujarnya.
Meski demikian, DIY tidak ingin berpuas diri. Tahun depan, DIY bersama DKI Jakarta tidak lagi diikutsertakan dalam penilaian karena dianggap sudah advance. “Ini menjadi satu semangat ya. Ini bukan berarti bahwa oke pencapaian kita sudah di sini. Ini justru tantangan yang lebih besar lagi ya. Bagi kita bagaimana kita meningkatkan kualitas dan mutu layanan juga,” tegas Ni Made.
Dalam proses penilaian, ada tiga tahapan yang dilalui, yakni shortlist daerah, verifikasi dokumen, dan wawancara. Tahap wawancara melibatkan berbagai dinas, mulai dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BKD, Dinas Tenaga Kerja, hingga BPBD. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa program tidak bisa dicapai sendirian.
“Saya kira ini yang wujud nyata dari kolaborasi bahwa satu program itu tidak bisa sukses kalau dicapai. Jadi dengan kolaborasi malah ketercapaiannya itu bisa cepat,” tutup Ni Made.
Humas Pemda DIY