Yogyakarta (20/11/2025) REDAKSI17.COM – Pemda DIY terus berkomitmen melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka menata dan merumuskan upaya penanggulangan kemiskinan secara tepat. Dan dari realisasi berbagai upaya tersebut, angka kemiskinan DIY turun, sehingga diharapkan agar tahun depan kemiskinan di DIY mencapai angka satu digit.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X dalam Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) DIY pada Kamis (20/11). Bertempat di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Sri Paduka menyampaikan, kemiskinan DIY masih di atas nasional, terpaut 1,76%, yakni di 10,23 per Maret 2025.
“Meski masih lebih tinggi dari angka nasional, tetapi DIY berhasil mencapai penurunan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem tertinggi dalam 10 tahun terakhir di pulau Jawa. Untuk tingkat kedalaman kemiskinan, trennya juga mengalami penurunan atau mendekati garis kemiskinan, serta tingkat keparahan (kesenjangan) kemiskinan semakin berkurang,” ungkap Sri Paduka.
Sri Paduka mengatakan, sampai triwulan ke-3 tahun 2025, realisasi program kegiatan penanggulangan kemiskinan DIY mencapai 77,97% dari total anggaran yakni lebih dari Rp548miliar. Sedangkan capaian program kegiatan kemiskinan ekstrem DIY telah mencapai 41,02% dari total anggaran yang lebih dari Rp538miliar.
“Besar harapan kami, pada triwulan ke-4 ini program kegiatan (penanggulangan kemiskian) dapat direalisasi agar tahun depan kemiskinan di DIY mencapai angka satu digit. Saya juga mengapresiasi kinerja Kabupaten/Kota yang telah mencapai target dalam penurunan kemiskinan, serta secara konsisten mengalami penurunan jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan, dan keparahan kemiskinan,” paparnya.
Guna mencapai angka satu digit di tahun 2026, Sri Paduka menegaskan perlu kiranya semua pihak berupaya keras untuk mengidentifikasi akar permasalahan atau karakteristik berbasiskan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Dalam hal ini, perlu dilakukan pula memastikan ketepatan sasaran (bantuan sosial) untuk meminimalisir kesalahan inklusi dan eksklusi.
“Kita juga perlu melakukan langkah-langkah intensif dan inovatif, terutama penghapusan kemiskinan ekstrem dengan berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Selain itu, perlu pula upaya meningkatkan kapasitas kelembagaan dan menyusun agenda kerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK),” papar Sri Paduka.
Sementara itu, Kepala Bapperida DIY, Danang Setiadi mengatakan, angka kemiskinan DIY memiliki tren yang selalu turun, hingga data terakhir di Maret 2025 menunjukkan angka kemiskinan DIY berada pada 10,23%. Dan untuk mencapai angka satu digit di tahun 2026 tentu perlu upaya lebih untuk setidaknya menurunkan lagi sekitar 0,24%.
“Selain itu, tentu kita juga masih menunggu perilisan angka kemiskinan dari BPS untuk periode per September 2025. Angka ini kemungkinan kita dapat di awal 2026 nanti. Mudah-mudahan di data yang per September nanti paling tidak kita bisa semakin mendekati satu digit, sehingga target satu digit akan lebih mudah lagi tercapainya,” paparnya.
Guna mengentaskan kemiskinan, Danang mengungkapkan, Pemda DIY memiliki program-program prioritas. Beberapa di antaranya ialah program pengurangan beban masyarakat miskin dan program peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Untuk program pengurangan beban masyarakat miskin, sasarannya ialah lansia miskin yang sudah benar-benar tidak bisa diberdayakan.
“Untuk para lansia miskin ini, yang bisa kita lakukan ialah memberikan bantuan sosial. Setiap tahunnya kami anggarkan sekitar 8.000 penerima. Program ini masih berjalan dan data selalu kami update,” katanya.
Mengenai program peningkatan pendapatan masyarakat miskin, Danang mengatakan jika program ini dikolaborasikan lintas OPD untuk melakukan program-program pemberdayaan masyarakat. Misalnya dengan menggelar pelatihan-pelatihan agar masyarakat miskin dapat semakin meningkatkan pendapatannya.
“Dalam pengentasan kemiskinan, kami juga ada upaya untuk mengurangi lokus-lokus kemiskinan. Sekarang ini kita ada 18 lokus prioritas untuk pengurangan kemiskinan. Dan selalu kami lakukan evaluasi, mudah-mudahan ke depan jumlah lokus kemiskinan ini akan semakin berkurang,” imbuhnya.
HUMAS DIY





