Home / Ekobis / Duh! RI Kini Cuma Punya 2 Tulang Punggung Ladang Minyak

Duh! RI Kini Cuma Punya 2 Tulang Punggung Ladang Minyak

Duh! RI Kini Cuma Punya 2 Tulang Punggung Ladang Minyak

Jakarta,REDAKSI17.COM – Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto membeberkan tulang punggung produksi minyak nasional saat ini semata-mata sekali berasal dari dua blok besar, yakni Blok Cepu pada Bojonegoro dan juga juga Blok Rokan di area tempat Riau.

Ia pun mencatat, produksi minyak dalam dalam Blok Rokan saat ini berada dalam level 164 ribu barel per hari (bph). Sementara untuk Blok Cepu sudah dalam bawah 160 ribu bph. Blok Rokan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 2 tahun lalu, Agustus 2021, setelah diambil alih dari Chevron Pacific Indonesia. Sementara Blok Cepu dikelola perusahaan migas dengan syarat Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu Ltd.

“Dua blok inilah yang digunakan yang menjadi tulang punggung dari lifting minyak kita dalam asumsi makro kita pada area APBN tahun 2023 yang tersebut yang sedang berjalan ini,” kata Sugeng dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).

Sugeng pesimistis target produksi terangkut (lifting) minyak dalam APBN 2023 sebesar 660 ribu bph calon tercapai. Apalagi produksi minyak nasional hingga pada masa pada masa kini belum mengalami kenaikan yang digunakan mana cukup signifikan.

Sugeng memperlihatkan rata rata produksi lifting minyak nasional dalam tempat 2022 cuma sekali mencapai 612 ribu bph.

“Bahkan dengan berbagai persoalan menyangkut sifatnya technical maupun non technical memang tampaknya berat untuk mencapai target APBN yang digunakan dimaksud sudah kita tetapkan dalam APBN tahun 2023,” katanya.

Oleh sebab itu, ia pun bersyukur nilai minyak mentah global saat ini belum di area area atas nilai minyak mentah Indonesia (ICP) yang digunakan hal itu dipatok US$ 90 per barel. Adapun tarif minyak saat ini masih berada dalam area level US$ 80-85 per barel.

“Harga hari ini misalnya menyentuh US$ 80 per barel untuk WTI kemudian juga Brent US$ 85 per barel artinya masih dalam dalam bawah ICP yang dimaksud kita tetapkan di tempat tempat APBN 2023,” katanya.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan, pada saat ini tengah berada di area tempat puncak produksi minyak serta gas (migas) dalam Indonesia. Adapun produksi minyak Blok Rokan berada di dalam area level 172.000 barel per hari (bph).

EVP Upstream Business Edwil Suzandi mengatakan, capaian tertinggi produksi Blok Rokan yang digunakan disebut diraih bertepatan dengan peringatan dua tahun alih kelola Chevron ke PHR. Selain itu capaian hal itu juga bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Provinsi Riau.

“Alhamdulillah, hari ini PHR menjadi momen bersejarah bagi PHR di area tempat mana bertepatan dengan 2 tahun alih kelola Blok Rokan dan juga juga HUT Riau, produksi PHR di tempat tempat Blok Rokan mencapai bilangan 172.710 bph, di area tempat mana ini merupakan nomor tertinggi sejak alih kelola lalu juga insya Allah menjadi bilangan produksi migas tertinggi di tempat dalam Indonesia saat ini,” kata Edwil berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (9/8/2023).

Data produksi minyak. (Dok. ESDM)Foto: Data produksi minyak. (Dok. ESDM)
Data produksi minyak. (Dok. ESDM)

Mengutip data Kementerian Energi kemudian Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi minyak nasional harian per 5 November baru mencapai 586.110 barel per hari (bph). Sementara pemerintah memasang target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 di tempat area level 660 ribu bph. Artinya, produksi minyak nasional baru 89% dari target tahun ini.

Bila dirunut ke belakang, produksi minyak nasional ini bahkan di dalam area bawah produksi pada 1968 pada dalam mana produksi pada tahun ini baru sebesar 599.000 bph.

Produksi minyak RI pada 1968, berdasarkan data BP Statistical Review, tercatat mencapai 599.000 bph, sebelum mengalami kenaikan terus-menerus yang tersebut hal tersebut mencapai masa puncak produksi pada 1977 sebesar 1.685.000 bph, lalu puncak produksi ke-2 sebesar 1.669.000 bph pada 1991, hingga kemudian terus mengalami penurunan secara bertahap.

Adapun sebelum 1968, produksi minyak RI masih berada di dalam area level 400 ribuan barel per hari. Berikut datanya:
1965: 486.000 bph
1966: 474.000 bph
1967: 510.000 bph
1968: 599.000 bph
1969: 642.000 bph
1970: 854.000 bph.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *