Jakarta,REDAKSI17.COM – Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebelum Bank Sentral Eropa (European Central Bank) melakukannya. Hal ini pun bertentangan dengan ekspektasi pasar.
“Saya menduga The Fed akan menjadi pihak pertama yang tersebut mana benar-benar melakukan pemotongan,” DeAnne Julius, anggota pendiri Komite Kebijakan Moneter Bank of England, mengatakan kepada CNBC Internasional, pada hari Selasa (11/4/2024).
Investor memantau dengan cermat langkah-langkah bank sentral sehubungan dengan penurunan inflasi yang tersebut mana signifikan di area tempat negara-negara besar. Ekspektasi penurunan suku bunga telah terjadi terjadi menggalakkan pasar ekuitas sejak akhir tahun 2023.
Sejauh ini, Swiss adalah negara perekonomian besar pertama yang digunakan digunakan menurunkan suku bunga pada akhir Maret lalu. Pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan sebesar 92,8% bahwa ECB akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni dari level tertinggi dalam sejarah sebesar 4%, menurut data LSEG.
Basis data yang digunakan digunakan mirip menunjukkan semata-mata sekali 53,5% prospek pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan bulan Juni.
Julius menjelaskan perkiraannya didasarkan pada mandat ganda The Fed, yang tersebut mana memperhatikan inflasi lalu lapangan kerja dalam perekonomian AS. Angka ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang dimaksud hal itu kuat, serta inflasi juga turun meskipun masih dalam atas target The Fed sebesar 2%.
“Saya pikir segala sesuatunya bergerak lebih banyak banyak cepat pada AS, sejujurnya. Pasar tenaga kerja beradaptasi lebih tinggi banyak cepat,” katanya.
Data dunia usaha yang digunakan dimaksud kuat dari Amerika Serikat sudah pernah menyebabkan para pelaku pasar mengurangi ekspektasi dia terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun 2024. Padahal pada awal tahun, merek memperkirakan akan terjadi enam kali penurunan suku bunga pada tahun 2024, namun pada masa saat ini mereka itu memperkirakan hal yang akan terjadi. belaka semata memperkirakan sekitar tiga pengurangan tersebut.
“Pasar tenaga kerja beradaptasi lebih tinggi tinggi cepat. Saya kira The Fed tak ada akan banyak bergerak, tapi saya menduga akan ada sedikit pergerakan di tempat dalam sana, pada dalam suatu tempat, mendekati paruh kedua tahun ini,” tambah Julius.
“Dan hal ini akan menciptakan sedikit ruang serta mungkin sedikit tekanan bahkan pada Bank of England… yang dimaksud perekonomiannya, tentu saja, terikat dengan perekonomian AS, lalu juga perekonomian Eropa.”
Komentarnya muncul mendekati pertemuan ECB yang mana dijadwalkan pada hari ini (11/4/2024). Meskipun bank sentral kemungkinan tak ada akan mengubah suku bunga pada pertemuan ini, pasar mencari beberapa petunjuk apakah lembaga yang tersebut dipimpin oleh Christine Lagarde akan berada dalam posisi untuk memangkas biaya pinjaman pada bulan Juni.
“ECB, memerlukan waktu beberapa saat untuk mencapai konsensus. Karena situasinya, inflasi masih terlalu tinggi dalam area beberapa negara, juga pada area bawah target 2% pada dalam negara lain. Jadi, tahukah Anda, analisis dia sebenarnya bukan analisis ekonomi, melainkan sebagian merupakan pertimbangan urusan kebijakan pemerintah lalu internal dari negara-negara yang mana itu berbeda kemudian kebijakan pemerintah yang dimaksud hal tersebut berbeda pada tempat negara-negara yang digunakan berbeda,” kata Julius.