Jakarta,REDAKSI17.COM – Awal pekan ini pasar keuangan ditutup dengan penguatan. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta juga rupiah kompak berada pada zona positif pada akhir perdagangan Senin (6/5/2024). Rupiah masih mempertahankan dalam level psikologis Rp16.000/US$1, meskipun sempat menyentuh level terendah pada perdagangan kemarin di dalam area level Rp15.970/US$1.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada haru ini. Pergerakan IHSG lalu rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data juga rencana penting sepanjang pekan ini.
Selengkapnya mengenai sentimen lalu proyeksi pasar hari ini lalu satu pekan ke depan mampu dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para penanam modal juga dapat mengintip jadwal lalu rilis data yang digunakan terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri juga luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Senin (6/5/2024) ditutup menguat 0,02% dalam dalam level 7.315,89. Tercatat turnover IHSG berada dalam hitungan Rp11,65 triliun, turun dibandingkan pada perdagangan sebelumnya sebesar Rp12,07 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 21,36 miliar lembar, dimana 309 saham naik, 261 turun kemudian 209 bukan berubah.
Penguatan IHSG didorong dari kenaikan delapan sektor pada mana sektor properti menjadi sektor dengan kenaikan terbesar sebesar 2,56%, kemudian disusul sektor teknologi sebesar 1,49%.
Kenaikan sektor dalam properti, didorong dari kenaikan saham-saham real estate serta juga properti.
Kenaikan saham-saham properti tiada serta-merta tanpa alasan. Kenaikan nilai tukar saham didorong dari peningkatan kinerja keuangan saham-saham properti pada kuartal pertama tahun 2024.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal I-2024 menjadi Rp483 miliar, dibandingkan kuartal I-2023 sebesar Rp413 miliar.
Adapula, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang digunakan mencatatkan kinerja ciamik dengan membukukan laba pada kuartal I 2024 sebesar Rp441 miliar, melesat dibandingkan pada kuartal I 2023 sebesar Rp272 miliar.
Selain sektor properti, saham-saham pada tempat sektor teknologi juga mencatatkan kinerja keuangan yang dimaksud cukup baik pada kuartal I 2024 yang mana hal itu menggerakkan kenaikan saham-saham pada area sektor teknologi.
Kenaikan IHSG juga didorong dari sentiment positif rilisnya data pertumbuhan dunia perniagaan Indonesia pada kuartal I-2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan dunia usaha Indonesia pada kuartal I 2024 tumbuh 5,11% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sedangkan konsensus pasar yang tersebut digunakan dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi. Konsensus memperkirakan pertumbuhan dunia usaha mencapai 5,09%.
Dari data BPS, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk-produk domestik bruto (PDB) atas dasar nilai berlaku triwulan I 2024 mencapai Rp 5.288,3 triliun lalu atas dasar biaya konstan 2010 Rp 3.112,9 triliun.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Senin (6/5/2024) rupiah masih bertahan di tempat tempat level psikologis Rp16.000/US$1, meskipun sempat menyentuh level Rp15.970/US$1 pada perdagangan intraday. Rupiah kembali berhasil ditutup menguat 0,37% terhadap dolar AS dalam posisi Rp16.020/US$1. Hal ini menjadikan penguatan rupiah tiga hari beruntun.
Euforia pasar keuangan domestik termasuk rupiah terpantau menguat pasca BPS merilis data pertumbuhan perekonomian yang tersebut digunakan lebih lanjut besar tinggi dibandingkan konsensus.
Selain itu, terpantau pula pemodal asing masuk ke pasar keuangan domestik yang tersebut menunjukkan bahwa pemodal asing mulai optimis dengan pasar keuangan domestik.
Bank Indonesia (BI) sudah pernah lama merilis data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, bahwa penanam modal asing dalam dalam pasar keuangan domestik tercatat tercatat beli neto Rp3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di dalam tempat pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,27 triliun di area tempat pasar saham, juga beli neto Rp1,58 triliun dalam Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Mei 2024, pemodal asing jual neto Rp53,76 triliun di area dalam pasar SBN, beli neto Rp6,11 triliun di tempat area pasar saham, kemudian juga beli neto Rp13,87 triliun di tempat tempat SRBI.
Hal ini memberikan angin segar yang digunakan hal itu berujung pada penguatan pada pasar keuangan domestik termasuk rupiah.
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun kembali anjlok sebesar 1,13% dalam tempat level 6,93% pada perdagangan Senin (6/5/2024). Imbal hasil obligasi yang mana melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).





