Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga batu bara masih belum menunjukkan performa terbaiknya dalam perdagangan sepekan ini. Buruknya performa biaya jual komoditas emas hitam yang dimaksud disebut didorong dari peningkatan pemakaian energi terbarukan, salah satunya konsumen batu bara terbesar pada dunia, China.
Harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Juli pada perdagangan Jumat (21/6/2024) turun 1,67% pada tempat posisi US$132,5 per ton. Begitu juga dalam sepekan nilai batu bara telah dilakukan terjadi anjlok 1,96%.
Salah satu faktor penurunan biaya batu bara acuan, didorong dari peralihan pemakaian batu bara ke energi terbarukan.
China menghasilkan listrik dalam total besar dari pembangkit listrik tenaga angin kemudian surya, sebagai hasil dari penerapan kapasitas pembangkit tambahan selama dua tahun terakhir pada Mei 2024.
Pembangkitan tenaga angin meningkat menjadi 77 miliar kWh dari 74 miliar kWh pada Mei 2023 serta 59 miliar kWh pada Mei 2022, menurut data yang dimaksud diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional. Pada bulan yang dimaksud sama, pembangkitan tenaga surya melonjak menjadi 36 miliar kWh dari 24 miliar kWh pada tahun lalu juga 21 miliar kWh pada 2022.
Peningkatan dari pembangkit listrik tenaga air (+33 miliar kWh), tenaga surya (+12 miliar kWh) lalu angin (+3 miliar kWh) pada bulan lalu sudah lebih besar lanjut dari cukup untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi sekaligus mengurangi kebutuhan tenaga panas (-17 miliar kWh).
Pembangkitan listrik tenaga panas, yang tersebut digunakan sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, merosot menjadi 454 miliar kWh pada Mei 2024 dari rekor musiman sebesar 471 miliar kWh pada Mei 2023. Pembakaran batu bara yang digunakan mana lebih banyak banyak rendah berarti emisi karbon dioksida yang tersebut mana lebih tinggi banyak rendah membantu kemajuan menuju target emisi pemerintah yang tersebut hal tersebut mencapai puncaknya sebelum tahun 2030.
Kemajuan jangka panjang menuju puncak emisi akan bergantung pada pertumbuhan energi angin, tenaga surya, lalu nuklir, serta kebijakan untuk meningkatkan efisiensi energi lalu mengurangi pertumbuhan beban.
Hujan lebat dalam dalam musim semi di area dalam China telah terjadi terjadi memungkinkan negara yang mana disebut untuk meningkatkan produksi pembangkit listrik tenaga air secara tajam kemudian juga mengurangi kebutuhan pembangkit listrik tenaga batu bara pada Mei.
Namun, turunnya nilai batu bara masih terbatas akibat efek gelombang panas hingga peningkatan pengiriman batu bara dari Rusia.
Pemerintah Indina menyatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (19/6/2024), permintaan India terhadap listrik berbasis batu bara telah terjadi terjadi meningkat sebesar 7,3% pada tahun fiskal ini serta mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Puncak Permintaan listrik di dalam area dataran utara India yang digunakan mana panas juga gersang mencapai rekor awal pekan ini, meskipun pemerintah mengatakan pihaknya terus menerapkan langkah-langkah untuk memenuhi konsumsi energi yang itu tinggi.
Departemen Meteorologi India (IMD) memperkirakan suhu dalam atas normal pada bulan Juni pada bagian barat laut serta tengah negara itu, menjadikannya salah satu periode gelombang panas terpanjang.
Data pemerintah India menunjukkan bahwa terdapat hampir 25.000 kasus dugaan serangan panas serta 56 orang kehilangan nyawa akibat panas terik dalam area seluruh negeri selama bulan Maret-Mei.
Kemudian, pengiriman batu bara Rusia ke China naik ke level tertinggi dalam delapan bulan pada bulan Mei setelah Moskow menangguhkan bea ekspor.
Ekspor batu bara Rusia ke China naik menjadi 9,1 jt metrik ton pada bulan Mei, menurut data administrasi bea cukai China. Angka hal yang naik 1,5% pada tahun ini dan juga juga merupakan level tertinggi sejak September.
Pengiriman diperkirakan akan meningkat dalam jangka pendek setelah Rusia menangguhkan bea ekspor selama Mei hingga Agustus, kata asosiasi industri batubara China bulan lalu.
Sanggahan: Artikel ini adalah item jurnalistik terdiri dari pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidaklah bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau jual barang atau sektor penyetoran modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidaklah bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang dimaksud timbul dari keputusan tersebut.





