Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negara-negara mayoritas Muslim tak berbuat cukup untuk menghentikan pasukan Israel membunuh warga sipil Palestina di tempat area Gaza. Pernyataan hal itu disampaikannya saat perang antara Israel juga Hamas sudah terjadi memasuki bulan keenam.
“Kita semua telah dilakukan dijalankan menyaksikan bersama bagaimana Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia cuma menjadi selembar kertas ketika menyangkut hak hidup bagi anak-anak, perempuan, serta warga sipil Palestina yang digunakan hal tersebut tidaklah bersalah,” kata pemimpin Turki itu pada sebuah acara di tempat area Istanbul, dikutip Russia Today, Minggu (10/3/2024).
Erdogan melanjutkan dengan berpendapat bahwa perang dalam dalam Timur Tengah “telah menunjukkan kepada kita bahwa dunia Islam masih memiliki kekurangan yang mana sangat signifikan, terutama dalam hal bertindak dalam kesatuan” ketika mencoba menekan Israel untuk mengakhiri operasinya pada dalam Gaza.
Menurutnya, meskipun “kerja keras juga banyak upaya pada area bidang diplomatik,” negara-negara mayoritas Muslim pada akhirnya “tidak dapat mencegah kematian anak-anak tak berdosa dalam Gaza akibat kelaparan, peluru serta bom.”
Adapun Ankara sudah pernah mengirimkan sekitar 40.000 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui udara kemudian juga laut.
Pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan serangan terhadap Rafah, sebuah kota besar dekat perbatasan Gaza dengan Mesir. Kota kemudian sekitarnya menjadi penuh sesak dengan pengungsi setelah Pasukan Pertahanan Israel menginstruksikan warga Palestina untuk melarikan diri dari bagian utara daerah kantong tersebut.
Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dengan alasan bahwa IDF harus membersihkan “benteng terakhir Hamas” di dalam tempat Rafah.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan itu secara tak terduga menyerang kota-kota dalam Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang juga juga menghasilkan lebih lanjut besar dari 200 tempat berlindung. Lebih dari 30.000 warga Palestina sudah terbunuh dalam Gaza sejak pertempuran dimulai tahun lalu, menurut pihak berwenang setempat.
