Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Jerman mengupayakan Israel dalam perang Gaza dikarenakan rasa bersalah atas Holocaust pada masa lalu. Hal itu berbeda dengan Turki, yang tersebut menurutnya mampu berbicara tanpa bias.
“Perang Israel-Palestina tak boleh dievaluasi dengan utang psikologis. Saya berbicara dengan bebas akibat kita tiada berutang apapun kepada Israel,” kata Erdogan dikutip dari Reuters, Sabtu (18/11/2023).
Hal itu ia katakan pada konferensi pers hari Jumat (17/11/2023) waktu setempat, bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Setelahnya, kedua pemimpin itu mengadakan pembicaraan secara pribadi.
|
“Mereka yang dimaksud dimaksud merasa berutang budi kepada Israel tidaklah dapat berbicara dengan bebas. Kami tak ada merasakan Holocaust, kami tidaklah mengalami situasi seperti itu, akibat rasa hormat kami terhadap kemanusiaan berbeda,” kata Presiden Turki.
Erdogan mengatakan awal pekan ini bahwa Israel adalah “negara teror” yang mana melakukan kejahatan perang dalam Gaza lalu juga bahwa kampanyenya melawan Hamas termasuk “serangan paling berbahaya dalam sejarah manusia.”
Komentar Erdogan di area dalam Berlin menyinggung identitas Jerman pascaperang, yang mana hal tersebut berlandaskan penebusan kesalahan atas terjadinya Holocaust. Seperti diketahui, Jerman bertanggung jawab atas kejadian tersebut, yakni secara sistematis membunuh 6 jt orang Yahudi lalu 5 jt korban lainnya selama Perang Dunia Kedua. Negara Israel pun didirikan pada 1948 sebagai tempat perlindungan yang mana mana aman bagi orang Yahudi.
Scholz tak menanggapi secara langsung pernyataan Erdogan, namun menyatakan kembali komitmen Jerman terhadap hak Israel untuk membela diri. Di samping itu, ia menyebut semua nyawa berharga, kemudian penderitaan pada tempat Gaza menghasilkan pihaknya sedih.
“Jika Anda mengenal Jerman, Anda pasti tahu bahwa solidaritas kami dengan Israel tiada ada diragukan lagi,” kata Scholz.
Perjalanan Erdogan ini adalah kunjungan pertamanya ke Jerman dalam empat tahun. Erdogan, yang dimaksud mana partainya akan menghadapi pemilihan umum lokal tahun depan, mampu mendapatkan manfaat dari dukungan Scholz untuk memodernisasi serikat pabean Turki dengan Uni Eropa juga juga bebas visa perjalanan ke Uni Eropa bagi warga Turki.
Sementara itu, Scholz sedang memerlukan bantuan Ankara dalam membendung migrasi ke UE. Sebab, ia sedang menghadapi keputusan pengadilan yang mana menciptakan anggarannya membengkak sebesar 60 miliar euro, perselisihan koalisi mengenai perekonomian lalu meningkatnya imigrasi.
Namun, perundingan yang mana dibayangi oleh konflik Israel-Hamas. Seperti diberitakan sebelumnya kelompok militer Palestina Hamas pada 7 Oktober menyerbu ke Israel, menewaskan 1.200 orang juga menyandera sekitar 240 orang. Sebagai pembalasan, Israel menyerbu Gaza dengan tujuan melenyapkan Hamas, kemudian pihak berwenang Palestina mengatakan tambahan dari 12.000 orang tewas.
Adapun Jerman mengalami peningkatan antisemitisme juga Islamofobia sejak konflik dimulai serta juga mendapat kritik dikarenakan mempersulit menyelenggarakan membantah pro-Palestina.