Home / Ekobis / Fed Masih Galak: Awas! Tsunami Berlanjut, IHSG-Rupiah Longsor Lagi?

Fed Masih Galak: Awas! Tsunami Berlanjut, IHSG-Rupiah Longsor Lagi?

Fed Masih Galak: Awas! Tsunami Berlanjut, IHSG-Rupiah Longsor Lagi?

 

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar keuangan Indonesia jatuh pada perdagangan hari pertama usai libur panjang lebaran. Kejatuhan pasar saham serta nilai tukar rupiah lantaran penanam modal khawatir dengan serangan Iran ke Israel akan menyebabkan perang lebih besar tinggi luas.

Kekhawatiran sektor sektor ekonomi akan semakin lemah akibat konflik itu juga seiring dengan harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, semakin meredup sebab inflasi yang mana dimaksud meningkat. Ketidakpastian itu menghasilkan penanam modal menarik diri dari pasar berisiko kemudian memilih safe haven seperti emas kemudian juga dolar AS.

Lantas bagaimana dengan gerak pasar keuangan RI hari ini?

Simak beragam sentimen yang digunakan yang mampu sekadar dicermati yang dimaksud hal tersebut diperkirakan akan menjadi motor penggerak rupiah juga pasar saham pada dalam halaman tiga dalam artikel ini.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (16/4/2024) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk. IHSG ditutup jatuh 1,68% ke posisi 7.164,81. IHSG berhasil memangkas koreksinya setelah pada awal sesi I sempat anjlok lebih lanjut lanjut dari 2%.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit ke 2,06% menjadi 7.136,796. Adapun per pukul 14.06 WIB, IHSG turun 1,59% ke level Rp7.170 per saham.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 23 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang dimaksud digunakan diperdagangkan sebanyak 1,8 jt kali. Sebanyak 165 saham naik, 457 saham turun, serta juga 175 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor properti menjadi penekan terbesar IHSG di area area akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 3,25%.

Sementara itu, mata uang Garuda juga mengalami nasib yang dimaksud buruk, sebab mencapai posisi tertinggi sejak pandemi Coronavirus Disease pada 2020.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada hari ini, Selasa (16/4/2024) ditutup dalam hitungan Rp16.170/US$ yang dimaksud merupakan posisi terendah sejak 6 April 2020 atau sekitar empat tahun terakhir.

Hal ini diikuti oleh kenaikan indeks dolar AS (DXY) pada 14:54 WIB sebesar 0,1% ke bilangan 106,31.

Selain lantaran sentimen yang dimaksud mana tak ramah terhadap pasar, rupiah miliki kecenderungan pelemahan setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri yang mana mana mempunyai durasi lebih besar tinggi dari satu minggu. Dalam 10 tahun sejak 2014, rupiah menguat satu hari setelah libur cuma pada 2016,2019, serta 2023.

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *