Home / Ekobis / Fed Rate Bisa Turun Hanya Sekali di 2024, Nasib IHSG-Rupiah Gimana?

Fed Rate Bisa Turun Hanya Sekali di 2024, Nasib IHSG-Rupiah Gimana?

Fed Rate Bisa Turun Hanya Sekali dalam 2024, Nasib IHSG-Rupiah Gimana?

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024). Investor mencermati data-data dunia bidang usaha Amerika Serikat yang dimaksud digunakan berpengaruh ke kebijakan moneter bank sentral serta juga terkait isu geopolitik Timur Tengah.

Rupiah kemudian pasar saham mencoba bangkit pada perdagangan Kamis (18/4/2024) setelah tertekan dalam tiga hari perdagangan usai libur panjang.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Kamis (18/4/2024), meski pasar masih cenderungwait and see memantau perkembangan sentimen pasar global hari ini.

IHSG ditutup menguat 0,5% ke posisi 7.166,81. IHSG berhasil konsisten bergerak di tempat dalam zona hijau, meskipun masih bertahan pada area level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 13,8 triliun dengan melibatkan 17,6miliar lembar saham yang mana dimaksud diperdagangkan sebanyak 1,3 juta.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang terbesar IHSG dalam akhir perdagangan yakni mencapai 0,82%.

IHSG menguat pada tempat tengah bangkitnya rupiah pada hari ini. Berdasarkan data dari Refinitiv pada pukul 15:00 WIB, rupiah menguat 0,28% ke posisi Rp 16.170/US$.

Sementara DXY pada pukul 14:57 WIB turun ke hitungan 105,77 atau melemah 0,17%. Angka ini tambahan rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (17/4/2024) yang tersebut berada pada bilangan 105,95.

Para pelaku pasar menantikan rilis beberapa orang data yang dimaksud itu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kebijakan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed.

Sebagai informasi, saat ini ekspektasi pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga mulai bergeser.

Pada akhir 2023, pasar mempunyai proyeksi penurunan suku bunga terjadi pada Maret 2024. Kemudian bergeser menjadi April kemudian hingga saat ini bergeser ke September 2024. Pergeseran ini oleh sebab itu data-data menunjukkan bahwa dunia bisnis Negeri Paman Sam masih kuat.

Senada dengan pernyataan pejabat bank sentral baru-baru ini, Powell mengindikasikan tingkat kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target 2%.

“Data terbaru jelas bukan ada memberikan kita kepercayaan yang dimaksud mana lebih tinggi banyak besar, serta malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu tambahan lama dari yang tersebut digunakan diperkirakan untuk mencapai kepercayaan tersebut,” katanya dalam forum bank sentral.

Powell menambahkan bahwa sampai inflasi menunjukkan kemajuan tambahan lanjut, “Kita dapat mempertahankan tingkat pembatasan saat ini selama diperlukan.”

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu pernyataan yang dimaksud akan disampaikan oleh pejabat The Fed, seperti Bowman, Williams, dan juga juga Bostic.

Hal ini juga menjadi pertimbangan pelaku pasar dalam memproyeksi apakah tahun ini benar-benar akan terjadi pemangkasan suku bunga atau tidak.

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *