Home / Daerah / Festival Batik Wujud Eksistensi Jogja Sebagai Kota Batik Dunia

Festival Batik Wujud Eksistensi Jogja Sebagai Kota Batik Dunia

Yogyakarta (18/10/2024) REDAKSI17.COM – Batik merupakan mahakarya nusantara yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Batik Nansional, Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar sebuah event tahunan yaitu Festival Batik 2024, yang diselenggarakan di Atrium Jogja City Mall (JCM), Yogyakarta.

Dengan mengusung tema “Batik Menembus Batas Global” Festival Batik 2024 dapat dikunjungi oleh masyarakat mulai hari Jum’at (18/10) sampai dengan Minggu (20/10). Dalam laporannya, Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengungkapkan, pada gelaran kali ini telah disiapkan berbagai kegiatan untuk mengisi acara pada Festval Batik 2024. Diantaranya, lomba desain batik, lomba desain fashion batik, fashion showlive music, parade tari, business matching, dan pameran batik sebagai acara pokok.

Acara Business matching diikuti oleh 100 (seratus) peserta dari industri kecil menengah (IKM) batik dan instansi yang terkait di DIY dan akan dilaksanakan pada Sabtu (19/10) bertempat di Atrium JCM. Narasumber business matching diantaranya adalah Jogja Pasaraya, Krisna toko oleh-oleh dan Mirota Batik.

Adapun fashion show dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober. Menampilkan karya-karya nominator lomba desain batik sejumlah 17 desain. Fashion show tersebut, hasil Kerjasama antara desainer fashion batik dan IKM Batik dengan Indonesian fashion chamber, dan didukung oleh Sekar Jagad dan sekolah-sekolah kejuruan Batik di wilayah DIY.

Sementara Lomba Desain Batik diikuti oleh 33 (tiga puluh tiga) peserta dengan 20 nominator. Dan Lomba Fashion Batik diikuti oleh 17 (tujuh belas) peserta. Masing-masing lomba akan mendapatkan kategori juara I, II, III dan juara harapan I, II dan III.

Sebagai acara pokok, Pameran Batik dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober 2024. Diikuti oleh 68 (enam puluh delapan) IKM Batik peserta pameran. Disperindag menargetkan transaksi yang terjadi  selama 3 hari, sebesar lima ratus juta rupiah.

“Kami harapkan, Pameran Batik kali ini bisa menjadi tonggak bagi kebangkitan batik di era revolusi digital saat ini. Dan lebih membangun semangat, geliat, serta meningkatkan citra Yogyakarta, yang memperkuat menjadi Kota Batik Dunia,” ucap Syam. Dan ia juga berharap, semoga acara tersebut bisa terselenggara dengan lancar dan memberikan kemajuan bagi industri Batik yang ada di DIY.

Turut hadir pada acara pembukaan Festival Batik 2024, Minister of Tourism, Creative Industry, and Performaing arts Sarawak, Malaysia, Datuk Sri Abdul Karim Rahman Hamzah. Datuk Sri bersama rombangan dari Serawak mengunjungi pameran batik secara langsung untuk mengetahui dan menikmati Jogja sebagai Kota Batik Dunia melalui acara Festival Batik 2024

Sementara Beny Suharsono, Sekretaris Daerah DIY yang hadir pada kesempatan tersebut sekaligus membuka acara Festival Batik 2024, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran serta partisipasi dari Kementerian Pelancongan, Industri Kreatif, dan Seni Persembahan Sarawak, Malaysia dalam acara tersebut. Beny menyampaikan, Penyelenggaraan Festival Batik 2024 di Yogyakarta memiliki makna yang mendalam, tidak hanya sebagai upaya untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya, namun juga sebagai ajang untuk meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap seni batik, menjaga kelestarian seni batik, mengembangkannya sesuai dengan perkembangan zaman.

Festival Batik 2024 memiliki multiplier effect yang luas, tidak hanya di bidang ekonomi kreatif tetapi juga dalam bidang pariwisata dan kebudayaan. Festival ini menjadi wadah yang mempertemukan para pelaku industri kreatif dengan para wisatawan, pengrajin, dan peminat batik, yang semuanya saling berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Beny optimis, bahwa kedepan Festival Batik akan terus berkembang menjadi ajang yang semakin besar dan beragam. Melalui festival ini, kita tidak hanya merayakan keindahan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang baru bagi inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi kreatif. Kehadiran para pengunjung yang tertarik dengan seni batik tentunya akan mendongkrak sektor pariwisata, memberikan manfaat bagi perekonomian daerah, dan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan dan destinasi wisata unggulan.

“Tentunya event ini harus kita dorong terus, dan mungkin akan dievaluasi dan dikembangkan menjadi event yang lebih besar, supaya yang datang tidak hanya dari industri sekitar sini tetapi dari industri menjadi industri kreatif,” ucap Beny.

Pada acara pembukaan Festival Batik 2024, Beny mengajak agar kita bersama-sama menjaga dan mengkembangkan batik sebagai simbol kebanggaan bangsa, serta mendorong kreativitas generasi muda untuk terus menghadirkan karya-karya terbaiknya. Dengan semangat kebersamaan, Beny yakin batik Indonesia akan semakin dikenal dan dihargai di dunia internasional, menjadikan Yogyakarta dan Indonesia sebagai pusat seni dan budaya yang mendunia.

Secara simbolis Acara Pembukaan Festival Batik 2024 dilakukan oleh Sekda DIY, Beny Suharsono bersama Abdul Karim Rahman Hamzah, Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti dan perwakilan dari Dekranasda, Tazbir Abdullah. Acara dilanjutkan dengan peninjauan stand pameran oleh Sekda DIY bersama seluruh tamu undangan.

Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Yuna Pancawati menyampaikan bahwa festival batik dapat menjadi ajang para desainer muda untuk berkreasi mengikuti trend saat ini. “Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Pemda DIY, yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, tentunya menambah banyak UMKM, khususnya IKM Batik yang bergerak dibidang tekstil dan batik. Penjualan batik juga semakin lancar. Banyak desainer fashion terkenal dari DIY yang turut meramaikan acara ini membawa manfaat untuk perekonomian yang ada di DIY. Batik yang beragam dan bisa membawa desainer-desainer muda untuk terus berkarya sesuai dengan potensi-potensi yang ada sesuai trend yang ada” jelasnya.

Tazbir Abdullah, mewakili Dekranasda DIY menyambut positif adanya Festival Batik ini. Ia mengatakan acara ini mampu menjadi ajang tampil para pembatik di ruang publik. Dan juga sebagai wadah pembinaan bagi milenial desainer dan milenial pembatik. Jogja sudah beratus-ratus tahun membatik. Kini saatnya batik menjadi penggerak ekonomi untuk kesejahteraan rakyat. Menurutnya, batik harus terus diperbanyak jumlah produksinya dan terus mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar. Keterlibatan anak muda yang berkecimpung dalam dunia batik saat ini sudah mulai bertambah. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya desain batik yang hampir 70 persen desainnya menggunakan motif kontemporer dan motif-motif baru.

Adapun Almas Azzahra, Putri Batik DIY mengaku memiliki ketertarikan dengan batik sejak kecil. Almas sebagai generasi muda percaya, bahwa batik adalah suatu kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan. “Kita sebagai generasi muda adalah yang memiliki responsibility yang besar untuk bisa melestarikan dan mengharumkan nama Indonesia melalui batik. Festival Batik ini tentunya sangat bagus sesuai taglinenya “Batik Menembus Pasar Global” yang merupakan mimpi kita semua untuk memperkenalkan batik ke tingkat dunia” pungkasnya.

HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *