Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kulon Progo menggelar rapat koordinasi guna menciptakan kondisi yang aman, tertib dan kondusif menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H yang di pimpin oleh Triyono, SIP.,M.Si Sekretaris Daerah Kulon Progo yang digelar di Ruang Menoreh pada Selasa (18/3/2025).
Dalam Rapat tersebut membahas berbagai aspek penting dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri. Salah satunya perubahan cuaca akhir-akhir ini, yang mengharuskan masyarakat untuk waspada dan memahami mitigasi kebencanaan.
Warjono, Kepala Stasiun Meteorologi YIA (BMKG) menyampaikan perlunya mitigasi bencana alam terlebih di masa mudik lebaran. Mengingat bahwa Kulon Progo merupakan pintu gerbang masuknya pemudik maupun wisatawan dari bandara YIA.
“Untuk wilayah yang diwaspadai di bandara YIA adalah di underpass”, kata Warjono.
Underpass Bandara YIA merupakan lokasi dengan posisi terendah dibandingkan yang lainnya, sehingga menjadi salah satu titik rawan bencana alam yang perlu di waspadai. Terutama saat arus mudik Lebaran, yang mana akan dilalui banyak kendaraan di jalan tersebut. Adanya Potensi bencana alam ini mengharuskan masyarakat untuk memahami rambu-rambu evakuasi.
“Untuk mewaspadai ketika terjadi gempa bumi kita harus sudah siap dengan rambu-rambu evakuasi, kemudian jalur evakuasinya sudah jelas. Sehingga ketika terjadi tsunami kita sudah bisa mengevakuasi ke tempat yang lebih aman”, ujar Warjono.
Sementara itu, di bidang stabilitas harga bahan pokok Ir.Bambang Tri Budi Harsono selaku Plt. Kepala Dinas Perdagangan menyampaikan dalam rangka menindaklanjuti arahan pusat untuk melaporkan stok dan harga bahan pokok per hari, maka dinas perdagangan melakukan pantauan ke enam pasar yaitu pasar wates, bendungan, sentolo, galur, temon dan nanggulan.
“Informasi harga ini, akan dimasukan ke dalam sistem SIKEPOKU (Sistem Informasi Kebutuhan Bahan Pokok Kulon Progo) dan ini bisa di akses oleh siapapun, real time harian”, jelas Bambang.
Kepala Kantor Kemenag (Kementerian Agama) Kulon Progo H. M. Wahib Jamil, M.Pd. turut memberikan pemaparan mengenai peta visibilitas hilal syawwal 1446H. Pemerintah belum menetapkan awal syawwal secara tertulis, masih menunggu sidang istbat tanggal 29 Maret 2025 pukul 19.00 WIB besar kemungkinan tanggal 31 Maret 2025 sesuai dengan data Hisab Rukyat yang telah dilakukan.
“Insyaallah di tanggal 31 Maret sudah masuk di 1 Syawal, sehingga puasa di tahun ini 30 hari”, ucap Jamil.
Paparan mengenai kesiapan Polres Kulon Progo dalam menghadapi pengamanan hari raya idul fitri 1446 H juga disampaikan oleh Kabagops Polres Kompol Sumalugi. Secara umum mudik sudah menjadi tradisi yang melekat di masyarakat, dimana wilayah kulon progo ini menjadi salah satu tujuan maupun kunjungan akhir pelaksanaan kegiatan mudik.
“Ada beberapa potensi-potensi kerawanan yang harus kita waspadai, dan kemudian kita melakukan mitigasi agar kerawanan tersebut tidak menjadi ancaman yang nyata”, tegas Sumalugi.
Wakil Bupati Kulon Progo, H. Ambar Purwoko menghimbau kepada seluruh peserta rakor untuk saling bersinergi dan berkolaborasi demi tercapainya keamanan dan ketertiban di Idul Fitri 1446 H.
“Mulai hari ini juga, mulai tahun ini juga harus kita tunjukkan bahwa pemerintah kabupaten kulon progo turut serta mengamankan dan melayani masyarakat dalam rangka menyongsong idul fitri di tahun 2025”, pungkas Ambar.
Dari rakor yang telah berjalan, Bupati Kulon Progo Dr.R.Agung Setyawan, S.T.,M.Sc.,M.M menyampikan apresiasi terkait kontribusi positif berbagai pihak dalam melayani masyarakat dalam rangka cipta kondisi jelang libur lebaran 2025. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pihak ingin mencapai hasil yang maksimal mulai dari antisipasi kesehatan, antisipasi kerawanan dan antisipasi keselamatan.
“Jadi saya melihat semuanya memberikan kontrisbusi, dan bekerja sama dengan baik dan bersinergi sehingga tidak kurang satu apapun”, ucap Agung.
Sementara itu mengingat bahwa Kulon Progo memiliki destinasi wisata pantai dan air terjun, Agung juga berpesan agar penanggung jawab tempat wisata memasang tanda-tanda bahaya, agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan.
“Terutama tempat wisata, yang sering lolos adalah penanda Rip Current di pantai karena kita mempunyai pantai yang sangat terkenal dengan Rip Currentnya”, jelas Agung.
Source: Media Center