UMBULHARJO,REDAKSI17.COM — Rangkaian kegiatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 di Kota Yogyakarta tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pengalaman langsung bagi para Kepala Daerah dari seluruh Indonesia mengenai warisan budaya dunia yang ada di Kota Yogyakarta, salah satunya Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Melalui agenda Fun Bike and City Tour JKPI 2025, puluhan peserta diajak bersepeda menyusuri jalur Sumbu Filosofi. Kegiatan ini juga diikuti Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo beserta istri dan Wakil Wali Kota Yogyakarta beserta istri yang dimulai pukul 07.00 WIB mulai dari Hotel Tentrem Yogyakarta menuju beberapa titik jalur Sumbu Filosofi.
Dimana pada kesempatan ini mencakup landmark ikonik seperti Tugu Yogyakarta, Jalan Malioboro, dan Kraton Yogyakarta. Jalur ini bukan hanya sekedar rute wisata, tetapi juga memiliki makna filosofis mendalam yang menghubungkan aspek kosmologis, budaya, dan spiritual masyarakat Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta sendiri telah resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2023. “Ya, kita ingin mengenalkan pada mereka bahwa Jogja ini punya yang namanya sumbu filosofi. Banyak juga dari peserta yang bertanya, ‘Mana sih sumbu filosofi? Nah, dengan fun bike ini, mereka bisa melihat dan merasakan langsung maknanya,” jelas Hasto Wardoyo saat ditemui, Kamis (7/ 8).
Lebih dari sekadar city tour, kegiatan fun bike ini juga membuka wacana baru mengenai pentingnya budaya bersepeda di Yogyakarta. Hasto menambahkan, budaya bersepeda akan menjadi bagian dari strategi pembangunan kota yang berkelanjutan nantinya. Gerakan ini terinspirasi oleh gerakan “Sego Segawe” (sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe) yang pernah diinisiasi oleh Wali Kota Yogyakarta sebelumnya.
“Saya itu jujur mengapresiasi ide dari program Sego Segawe. Saya ini baru akan merencanakan, mungkin nanti di Hari Jadi Kota Yogyakarta bisa kita jadikan momentum untuk menghidupkan budaya bersepeda,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku tidak ingin gerakan ini hanya bersifat euforia sesaat. “Saya ingin merealisasikannya secara bertahap dan berkelanjutan. Supaya tidak cepat hilang. Kita harus pikir strategi yang matang,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur, Wiwik Lestari, menilai pelaksanaan JKPI sangat bermanfaat bagi penguatan sektor pariwisat.
“Ke depan, kami berharap JKPI tetap digelar setiap tahun. Selain sebagai ajang pertemuan antar daerah, kegiatan ini juga membangkitkan pariwisata di kota tuan rumah. Kegiatan fun bike ini sangat mendukung pelaksanaan JKPI karena menghidupkan spot tourism di daerah,” ujarnya.