Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pendampingan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM (Dinperinkopukm). Beragam kegiatan dilakukan untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan usaha, mulai dari pelatihan pemasaran produk secara digital hingga peningkatan kualitas kemasan dan strategi branding.
Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Dinperinkopukm Kota Yogyakarta, Bebasari Sitarini, menjelaskan bahwa tantangan utama UMKM saat ini bukan lagi hanya soal produksi, tetapi bagaimana produk-produk lokal mampu menembus pasar yang semakin kompetitif di era digital.
“Kami mendorong para pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan. Salah satunya melalui pelatihan digital marketing, penggunaan media sosial untuk promosi, serta pendampingan desain dan inovasi kemasan agar produk mereka lebih menarik di pasar,” ujarnya pada Senin (3/11/2025).
Program pendampingan dilakukan secara menyeluruh melalui kolaborasi lintas sektor. Disperinkopukm menggandeng Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain (STSRD) Visi Indonesia untuk membantu pelaku usaha memperkuat branding produk dan desain visual, serta bermitra dengan hotel, swalayan, dan pengusaha restoran untuk kegiatan kurasi dan pemasaran produk lokal.
“Pendampingannya seputar branding produk, pemanfaatan media sosial untuk pemasaran, upgrade kemasan, hingga konsultasi desain logo agar merek mereka punya ciri khas dan nilai jual yang lebih kuat. Kemudian ada juga kurasi produk dengan beberapa mitra seperti Hotel UIN, Manna Kampus, Waroeng SS dan lainnya. Kami mendampingi pelaku UMKM baik dari perwakilan Forum Komunikasi UMKM Kemantren maupun dampingan dari Dinas,” terangnya.
Melalui kegiatan kurasi, produk-produk UMKM dipilih dan diseleksi, lanjut Sita, agar memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar ritel modern dan industri perhotelan. Dengan demikian, pelaku usaha mendapat kesempatan lebih luas untuk memasarkan produknya melalui jaringan mitra yang sudah mapan, seperti hotel, swalayan, resto dan pusat oleh-oleh.
Secara terpisah salah satu pelaku UMKM dampingan Dinperinkop UKM Kota Yogyakarta, Sumandari dengan produknya Gendhis NR yang menjual gula jawa aneka rasa dan jamu tradisional, menceritakan dirinya mengikuti pendampingan sejak April 2025.
“Saya banyak belajar dari berbagai kegiatan pendampingan, terutama soal pemanfaatan media sosial untuk promosi, pembuatan konten foto dan video, juga kemasan produk. Sekarang jadi paham cara mengambil gambar yang lebih bagus, membuat video singkat, menambahkan latar musik,” ceritanya saat dikonfirmasi pada Selasa (4/11/2025).
Ia mengakui, sebelumnya sempat berpikir bahwa mengelola media sosial harus menggunakan jasa admin khusus. Namun setelah mendapat pelatihan dari tim pendamping, ia merasa lebih percaya diri untuk mengelolanya sendiri.
“Awalnya saya kira harus punya admin untuk mengurus media sosial, tapi ternyata tidak. Dengan pelatihan ini saya belajar caranya, jadi sekarang saya bisa kelola sendiri mulai dari upload foto, buat caption, sampai membalas pesan dari pelanggan,” jelasnya.
Selain itu, pendampingan pada aspek kemasan juga membawa perubahan besar bagi produk Gendhis NR miliknya.
“Untuk kemasan juga banyak dibimbing. Dulu tampilannya masih pakai stiker biasa, sekarang sudah lebih menarik dan ada identitas produknya, ada juga kemasan kardus. Orang jadi lebih mudah mengenali dan tampilan lebih profesional,” katanya.
Pihaknya juga mengapresiasi kesempatan yang diberikan untuk mengikuti berbagai expo dan bazar sebagai bagian dari perluasan pemasaran produk. Ia menilai kegiatan tersebut sangat membantu pelaku UMKM memperkenalkan produk ke masyarakat yang lebih luas. Selain itu, proses kurasi produk yang dilakukan Disperinkopukm dengan beberapa mitra, yang menjadi peluang bagi pelaku usaha agar bisa menembus pasar hotel, restoran, dan swalayan.
“Kami beberapa kali diberi kesempatan ikut sebagai tenant, terakhir saat acara Wisuda STSRD di Hotel Merbabu. Kemarin juga ikut kurasi produk, masih menunggu hasilnya apakah lolos atau tidak. Harapannya kemitraan pemasaran bisa semakin banyak, karena dari sisi produksi kami siap, tinggal bagaimana agar produk lebih cepat terserap pasar,” tutupnya.



