“Tata kelolanya mesti asimetris, kalau otonomi daerahnya mesti asimetris. Sehingga jangan disamakan seluruh prospek yang mana ada ini berlaku aturan yang mana sama,” ujar Ganjar di tempat Banda Neira, Maluku Tengah, ditulis Rabu (31/1/2024).
Ganjar menyoroti kendala di tempat daerah yang bercirikan pulau-pulau, dalam mana pilihan moda transportasi terbatas pada air, sungai, laut, atau udara.
“Yang bercirikan ke pulauan itu moda transportasinya dua saja. Apakah diambil dari air, sungai, laut, atau udara,” tambahnya.
Dengan menggunakan sebagian afirmasi, Ganjar menjelaskan bahwa penanaman modal dalam pendidikan, pariwisata, dan juga peningkatan pendapatan akan berdampak positif pada daya beli masyarakat.
“Pendidikan yang dimaksud baik, pariwisata yang mana berkembang, kemudian pendapatan yang tersebut meningkat akan menciptakan daya beli yang mana baik. Kemahalan akan digantikan oleh kinerja yang dimaksud baik,” ungkap Ganjar.
Ganjar juga berkomitmen untuk memperhatikan sektor kesehatan, diantaramya dengan adanya puskesmas terapung di dalam wilayah tersebut.
Dengan komitmennya terhadap otonomi asimetris, Ganjar berharap dapat memberikan solusi konkret untuk meningkatkan aksesibilitas lalu kesejahteraan rakyat Maluku melalui pengembangan transportasi yang tersebut sesuai dengan karakteristik wilayahnya.