Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD fokus dalam pembenahan kesehatan lima tahun ke depan. Salah satunya konstruksi juga revitalisasi Puskesmas/Pusat Kesehatan Masyarakat (Pustu), terutama dalam wilayah 3T serta perbatasan.
“Fasilitas kesehatan menjadi begitu penting, satu desa setidaknya ada satu puskesmas pembantu. Fasilitas kesehatan dengan satu paket, syukur-syukur satu dokter,” kata Ganjar dalam sebuah acara, dikutip Selasa (5/12/2023)
Pasangan itu akan membangun 49.344 puskesmas kelas C/pustu desa yang dimaksud akan dibangun sampai dengan 2029, percepatan penerapan telemedicine kemudian layanan Konsul Keliling, 100% ketersediaan dokter/nakes serta obat esensial di tempat dalam setiap desa, reorganisasi lalu redistribusi tenaga kesehatan, serta institusi belajar dokter serta juga nakes terjangkau kemudian juga kemandirian farmasi.
Tidak hanya sekali hanya sekadar misi juga program kerja, namun perhitungan perihal anggaran pun perlu dijalankan agar misi serta program yang tersebut disebut dapat tercapai.
CNBC Indonesia Research sudah menghitung untuk penyelenggaraan 49.344 puskesmas kelas C/pustu desa sampai dengan 2029 (biaya konstruksi Rp 8,5 miliar per pustu) maka dibutuhkan anggaran sebesar Rp 83,9 triliun (2,5% dari APBN 2024).
Lebih lanjut, dengan memperkirakan gaji Rp 7,5 jt untuk 74.006 dokter (seluruh puskesmas serta pustu saat ini yang dimaksud digunakan tiada memiliki dokter serta seluruh pustu yang dimaksud digunakan akan dibangun) diperkirakan mencapai Rp 6,6 triliun atau setara dengan 0,2% dari APBN 2024.
Bila dibandingkan dengan anggaran kesehatan 2024 yang tersebut yang tercatat Rp 186,4 triliun maka anggaran gaji untuk dokter dalam seluruh Indonesia setara 3,54%.
Sebagai catatan, anggaran kesehatan sudah melonjak radikal Rp 92,17 triliun pada 2017 menjadi Rp 255,39 triliun.
Realisasi anggaran kesehatan dalam lima tahun terakhir mencapai Rp 966,38 triliun. Sementara itu, jika melihat perhitungan perkembangan 49.344 puskesmas kelas C/pustu desa sampai dengan 2029 hanya saja sekali Rp 83,9 triliun,
Kebijakan yang dimaksud diharapkan mampu hanya menyelesaikan persoalan besarnya ketimpangan antara layanan kesehatan dalam wilayah Indonesia.