Home / Daerah / Garebeg Mulud Dal 1959 di Pura Pakualaman Meriah Disambut Anstusiasme Warga

Garebeg Mulud Dal 1959 di Pura Pakualaman Meriah Disambut Anstusiasme Warga

Yogyakarta (05/09/2025) REDAKSI17.COM – Dalam rangka Hajad Dalem Garebeg Mulud 2025/Dal 1959, Kadipaten Pakualaman menerima satu gunungan dari Keraton Yogyakarta. Gunungan yang melambangkan rasa syukur dan doa dari Raja Keraton Uogyakarta ini diantar oleh Utusan Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ke Pura Pakualaman pada Jumat (05/09). Prosesi pengantaran berlangsung meriah dengan iringan empat ekor gajah, dan sejak pagi masyarakat tampak antusias menyambut jalannya acara hingga prosesi ngalap berkah gunungan.
Setibanya di Halaman Pura Pakualaman, prosesi serah terima dilaksanakan. Perwakilan dari Utusan Dalem Keraton menyerahkan gunungan kepada KRT Jayeng Taruno dan KRT Projo Anggono sebagai Panampi Pareden Gunungan di Kadipaten Pakualaman. Setelah gunungan didoakan oleh Juru Donga, M.W. Pujolaksito, GKBRAA Paku Alam yang mewakili Kadipaten Pakualaman mengambil ubarampe yang pertama.
GKBRAA Paku Alam menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Garebeg Mulud Dal 1959. “Alhamdulillah, Garebeg Mulud pada tahun ini bisa terlaksana dengan baik, dan ini adalah Garebeg Mulud Dal yang hanya ada delapan tahun sekali,” ujarnya.
Gusti Putri, sapaan akrabnya, kemudian menambahkan bahwa dalam perayaan kali ini ada yang berbeda daripada perayaan garebeg sebelumnya, yaitu para prajurit Kadipaten Pakualaman tampil dengan busana baru. Selain itu, terdapat pula gunungan istimewa yang hanya hadir pada Garebeg Mulud Dal, yaitu Gunungan Bromo. “Semua prajurit punya baju-baju yang baru, dan ada salah satu gunungan atau pareden yang hanya ada di waktu Garebeg Mulud Dal yaitu Gunungan Bromo. Nah kita dapat satu pareden atau gunungan dari Keraton dibawa ke Kadipaten Pakualaman,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan bahwa Garebeg Mulud merupakan peristiwa budaya yang tidak dimiliki semua kerajaan. Karena itu, masyarakat diajak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan berharga ini. “Monggo lah kita sama-sama menguri-uri, melestarikan, dan membuat kegiatan ini menjadi salah satu destinasi wisata dan budaya di Yogyakarta,” pungkas Gusti Putri.
Antusiasme masyarakat tampak jelas dalam prosesi tersebut. Windah dan Mujirah, warga asal Bantul, mengaku senang bisa mendapatkan ubarampe dari gunungan. “Senang sekali baru pertama kali, engga sia-sia jauh-jauh datang ke sini. Rencananya berkah ini mau dimasak karena saya punya usaha rumah makan, harapannya agar diberi rezeki dan kesehatan,” terangnya.
Hal senada disampaikan Esti, warga Yogyakarta, yang sudah berulang kali mengikuti tradisi Garebeg Mulud. Ia menilai perayaan tahun ini lebih meriah dibanding sebelumnya. “Tiap tahun seru, tapi tahun ini lebih seru. Alhamdullilah, kemarin kita juga dapat ngalap berkah dan kita pasang di rumah, ini kepercayaan aja jadi mudah-mudahan diberi keselamatan,” ujarnya.
HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *