Home / Politik / Gaya Media Asing Soroti Pilpres di RI: Ada Raksasa dan Raja

Gaya Media Asing Soroti Pilpres di RI: Ada Raksasa dan Raja

Gaya Media Asing Soroti Pilpres di tempat RI: Ada Raksasa kemudian Raja

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemilihan Presiden RI pada 2024 mendatang sudah menjadi sorotan dunia. Hal ini banyak diulas oleh lembaga riset maupun media ternama dunia.

Lembaga think tank yang digunakan digunakan berbasis di dalam dalam Washington DC, Carnegie, baru-baru ini pun menimbulkan ulasan. Badan itu dalam websitenya memuat opini khusus berjudul “Indonesia’s 2024 Presidential Election Could Be the Last Battle of the Titans.” Tulisan ini sendiri dimuat oleh Sana Jaffrey. Ia adalah sarjana program Asia di dalam tempat Carnegie Endowment for International Peace juga peneliti Australian National University (ANU).

Ulasan itu menggambarkan bagaimana pilpres menjadi ajang “para raksasa lama bertarung”. Pertarungan yang dimaksud disebut dikaitkan dengan para calon pemimpin yang mana maju di area area pilpres RI, yang dimaksud dimaksud masih didominasi pemimpin politik, bisnis, juga militer yang digunakan digunakan membangun peruntungan selama 32 tahun pemerintahan Soeharto.

“Di bawah tekanan rakyat yang digunakan dimaksud sangat besar, merekan itu setuju untuk melakukan demokratisasi namun menetapkan aturan pilpres untuk mencapai dua tujuan,”tulisnya menyebut reformasi setelah Orde Baru lengser, dikutip Sabtu (7/10/2023).

“Menciptakan hambatan masuk yang mana mana tiada adil bagi pemain baru sekaligus menjamin persaingan yang adil pada area antara merekan sendiri,” katanya.

Dituliskan bahwa selama dua dekade terakhir, sebagian besar kekuasaan itu memang telah dilakukan diimplementasikan berpindah tangan di tempat tempat antara kelompok elit. Partai politiklah yang mana menentukan siapa yang digunakan mana akan bergabung serta dalam pemilihan umum serta apa yang digunakan hal itu dijalani pemenang di area area sela-sela pemilu.

Namun Presiden Joko Widodo(Jokowi) disebut sebagai figur yang digunakan digunakan melanggar “aturan” kelompok itu. Meski begitu, Presiden juga dikatakan saat ini mengikuti alur permainan yang digunakan dimaksud sama.

Ganjar Pranowo saat berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo. (Instagram @pramonoanungw)Foto: Ganjar Pranowo saat berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo. (Instagram @pramonoanungw)

“Joko Widodo, presiden yang dimaksud mana sangat populer di tempat dalam Indonesia, adalah orang luar pertama yang tersebut dimaksud melanggar kelompok ini,” muatnya menjelaskan bagaimana Jokowi berasal dari lingkaran berbeda.

“Namun ia segera menyadari bahwa meskipun dukungan rakyat mungkin telah terjadi lama membantunya naik ke tampuk kekuasaan, penerapannya dalam sistem yang tersebut dikendalikan oleh para elit era Suharto mengharuskan kita untuk mengikuti aturan mereka,” tulisnya.

“Pada tahun 2024, para pialang kekuasaan pada Indonesia yang tersebut dimaksud sudah berusia lanjut menyokong calon-calon presiden baru lalu lama, yang dimaksud mungkin merupakan kesempatan terakhir merek untuk menentukan bidang kontestasi politik,” jelas Jaffret lagi.

“Namun Widodo, yang dimaksud upayanya untuk meraih masa jabatan ketiga dalam dalam luar konstitusi dihalangi oleh orang lama ini, tiada siap untuk melepaskan kekuasaannya serta secara terbuka menyatakan niatnya untuk mengambil bagian campur dalam persaingan tersebut,” muatnya.

“Berbeda dengan pendahulunya, Widodo tidaklah mempunyai silsilah urusan urusan politik yang tersebut mana akan memberinya pengaruh dalam urusan kebijakan pemerintah setelah lengser dari jabatannya. Sebaliknya, ia memanfaatkan popularitas serta kendalinya yang mana abadi atas lembaga-lembaga negara untuk menjamin terpilihnya penerus yang mana dimaksud bersahabat lalu memantapkan dirinya di tempat area antara generasi baru raja-raja,” jelasnya lagi.

Kemudian, dijelaskan bagaimana para capres yang mana akan bertarung muncul. Prabowo Subianto, kembali dikaitkan sebagai mantan menantu Soeharto.

Digambarkan bagaimana Prabowo sebelumnya sudah pernah dijalani lama menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada masa pemerintahan ayah mertuanya, juga sempat dilarang memasuki Amerika Serikat (AS). Ia diberhentikan dari jabatannya pada militer setelah menyerbu istana presiden untuk mengancam penerus Soeharto pada tahun 1998.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini di area area Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (5/10). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)Foto: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini di area tempat Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (5/10). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini di tempat tempat Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (5/10). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

“Prabowo sudah pernah lama membantah klaim tersebut, namun hingga saat ini, cerita tentang kemarahannya meningkatkan kecemasan mengenai kesesuaiannya untuk menduduki jabatan tinggi,” ulasnya lagi.

Sekarang, Prabowo menghindari pesan-pesan kebijakan keras. Sebaliknya, ia mencoba merayu banyak pendukung muda Jokowi dengan meniru gaya santainya melalui postingan media sosial yang mana dimaksud dikurasi.

“Ia sudah mencapai keunggulan yang digunakan cukup besar dengan pemilih berusia antara tujuh belas serta tiga puluh sembilan tahun yang mana dimaksud mencakup lebih besar lanjut dari 60 persen pemilih yang tersebut mana memenuhi syarat namun masih terlalu muda untuk mengingat masa lalunya yang dimaksud digunakan penuh kekerasan,” tulisnya.

Saingan Prabowo-pun dipaparkan. Termasuk salah satunya lawannya Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta, yang digunakan disebut menjanjikan “perubahan” namun dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat yang dimaksud hal itu merupakan anggota koalisi pemerintahan Jokowi yang tersebut berpengaruh selama satu puluh tahun terakhir.

Anies Baswedan bertemu dengan Surya Paloh. (Eva/detikcom)Foto: Anies Baswedan bertemu dengan Surya Paloh. (Eva/detikcom)

“Perusahaan ini dimiliki oleh raja media juga juga mantan pemimpin Golkar, Surya Paloh,” tulisnya lagi mengaitkan dengan Soeharto lagi.

Sebagai manusia ilmuwan kebijakan pemerintah lulusan Amerika, Anies pertama kali menjadi terkenal secara nasional sebagai rektor sebuah universitas Islam liberal serta sempat menjabat sebagai menteri institusi belajar pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Di 2016, Prabowo mencalonkan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta lalu ia menang.

“Kini, ia ingin melepaskan citra konservatifnya kemudian merayu Muslim arus utama pada Jawa, yang mana tanpa dukungannya ia tiada dapat menang,” papar Jaffrey.

Saingan lain adalah Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah. Ia sangat disukai akibat pesona mudanya, namun pencapaiannya yang dimaksud itu paling luar biasa sejauh ini adalah mendapatkan nominasi presiden dari Megawati Soekarnoputri lalu PDI Perjuangan.

“Terbakar oleh sikap independen Jokowi, PDIP secara agresif menegaskan kepemilikannya atas Ganjar dengan memaksanya mengikuti garis partai dalam isu-isu yang dimaksud memecah belah,” tulisnya.

“Pada bulan Maret, Megawati memerintahkan Ganjar, bersama dengan gubernur PDIP lainnya, untuk menolak menjadi tuan rumah tim nasional Israel dalam pertandingan Piala Dunia U-20 FIFA. FIFA menanggapinya dengan mencabut hak tuan rumah Indonesia lalu juga mengalihkan turnamen ke Argentina,” jelas Jaffrey.

Elit Lama Masih Memilih Kandidat?

Lebih lanjut, dengan situasi ini, Jaffrey mengungkapkan pilpres2024 membawa Indonesia pada titik puncak perubahan generasi yang dimaksud akan datang. Elit lama masih bertugas memilih kandidat, juga mengikuti tradisi panjang kebijakan pemerintah dinasti pada area negara ini.

Beberapa elit telah dilakukan terjadi mengambil langkah-langkah untuk mewariskan kepemimpinan partainya kepada anak-anaknya. Karena tidaklah miliki garis keturunan seperti ini, Jokowi menggunakan kekuasaannya untuk memposisikan dirinya pada dalam antara generasi pemimpin berikutnya.

“Ironisnya, cara Jokowi menunjukkan bahwa taktik yang dimaksud digunakan digunakan untuk mendominasi kebijakan pemerintah dalam negara demokrasi terbesar ketiga di dalam dalam dunia selama dua dekade terakhir mungkin akan bertahan lebih lanjut besar lama dari para pembuat taktik aslinya,” tutupnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *