Home / Nasional / Gedung Putih Saja Takut, Awas AI Bikin Pemilu Chaos

Gedung Putih Saja Takut, Awas AI Bikin Pemilu Chaos

Gedung Putih Saja Takut, Awas AI Bikin pemilihan umum Chaos

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemerintah Amerika menyatakan bahwa AI memberikan ancaman nyata terhadap meningkatnya disinformasi selama pemilihan umum AS berlangsung tahun depan.

Gedung Putih menyebut, banyak konten beredar mulai dari gambar palsu penangkapan Donald Trump hingga video yang digunakan menggambarkan masa depan dystopian dalam dalam bawah kepemimpinan Joe Biden.

Mereka menyebut pemilihan presiden pada tahun 2024 menghadapi gelombang disinformasi yang digunakan dimaksud didukung teknologi AI, bahkan menyebutnya sebagai pemilihan umum AI pertama dalam Amerika.

Kedua kubu urusan urusan politik AS memanfaatkan alat-alat canggih yang tersebut mana didukung oleh kecerdasan buatan, yang digunakan itu oleh banyak pakar teknologi dipandang sebagai pedang bermata dua.

Program AI dapat mengkloning kata-kata tokoh kebijakan pemerintah dalam sekejap lalu juga menimbulkan video serta teks yang dimaksud dimaksud tampak nyata sehingga pemilih kesulitan memahami kebenaran dari fiksi. Kehadiran Ai dinilai akan merusak kepercayaan terhadap proses pemilu.

Pada saat yang dimaksud sama, kampanye cenderung menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam segala hal mulai dari analisis basis data pemilih hingga penyusunan email penggalangan dana.

Sebuah video yang digunakan hal itu dirilis pada Juni oleh kampanye kepresidenan Gubernur Florida Ron DeSantis dimaksudkan untuk menunjukkan mantan presiden Trump merangkul Anthony Fauci, target favorit Partai Republik selama pandemi virus Corona.

Pemeriksa fakta AFP menemukan bahwa video yang dimaksud disebut menggunakan gambar yang dimaksud digunakan dihasilkan AI.

Setelah Biden secara resmi mengumumkan pencalonannya kembali, Partai Republik pada April merilis sebuah video yang tersebut digunakan dikatakan sebagai pandangan yang tersebut dimaksud dihasilkan AI tentang kemungkinan masa depan negara tersebut, jika ia menang.

Video menunjukkan gambaran foto rekayasa yang mana dimaksud realistis mengenai kepanikan di tempat area Wall Street, invasi China ke Taiwan, gelombang imigran yang digunakan dimaksud menguasai agen perbatasan, juga pengambilalihan San Francisco oleh militer di area dalam tengah kejahatan yang dimaksud mengerikan.

“AI generatif mengancam akan meningkatkan kampanye disinformasi online,” kata lembaga nirlaba Freedom House dalam sebuah laporan baru-baru ini, dikutip dari AFP, Jumat (3/11/2023).

Mereka memperingatkan bahwa teknologi itu sudah dilaksanakan digunakan untuk mencemarkan nama baik lawan pemilihan umum pada Amerika Serikat. Mereka yang digunakan memproduksi disinformasi menggunakan gambar, audio, juga teks yang digunakan dihasilkan oleh AI, memproduksi kebenaran tambahan mudah untuk diputarbalikkan juga lebih lanjut besar sulit untuk dipahami.

Menurut jajak pendapat yang dimaksud diterbitkan grup media Axios dan firma intelijen industri Morning Consult, ada lebih banyak banyak dari 50 persen warga Amerika memperkirakan kebohongan yang dimaksud dimaksud disebabkan oleh AI akan berdampak pada hasil pilpres tahun 2024.

Sekitar sepertiga warga Amerika mengatakan merek akan kurang mempercayai hasil pemilihan umum oleh sebab itu AI.

Dalam lingkungan kebijakan pemerintah yang dimaksud mana hiperpolarisasi, para pengamat memperingatkan sentimen-sentimen seperti itu berisiko memicu kemarahan rakyat terhadap proses pemilu.

“Melalui template (AI) yang digunakan hal tersebut mudah serta tiada mahal untuk digunakan, kita akan menghadapi klaim kampanye serta kontra-klaim yang dimaksud mana sangat beragam, dengan kemampuan terbatas untuk membedakan materi palsu lalu asli, serta ketidakpastian mengenai bagaimana permohonan ini akan mempengaruhi pemilu,” kata Darrell West dari Brookings Institution.

Semua berubah berkat AI

Pada saat yang dimaksud mana sama, kemajuan AI juga menjadikannya sumber daya yang dimaksud yang “mengubah permainan” atau game changing untuk memahami pemilih serta tren kampanye.

Staf kampanye sebelumnya mengandalkan konsultan mahal untuk mengembangkan rencana penjangkauan lalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyusun pidato, pokok pembicaraan, juga postingan pada media sosial. Namun dengan AI memungkinkan pekerjaan yang mana dimaksud sejenis dalam waktu yang sangat singkat.

Tapi perlu digaris bawahi tentang prospek penyalahgunaan. Seperti yang mana mana dijalankan dicoba oleh AFP ketika memberi pertanyaan yang digunakan salah tentang Trump kepada ChatGPT, malah menghasilkan sebuah kampanye yang apik lengkap dengan data dari dokumen yang dimaksud dimaksud salah tersebut.

Ketika AFP lebih lanjut menggerakkan chatbot dari OpenAI itu untuk menghasilkan buletin, merek itu menyebarkan kebohongan yang tersebut dimaksud serupa dengan nada yang yang lebih lanjut tinggi apokaliptik.

Pihak berwenang berusaha keras untuk menciptakan batasan bagi AI, dengan beberapa negara bagian AS seperti Minnesota mengeluarkan undang-undang untuk mengkriminalisasi deepfake yang digunakan digunakan bertujuan merugikan kandidat kebijakan pemerintah atau mempengaruhi pemilu.

Pada Senin (30/10) Biden menandatangani perintah eksekutif ambisius untuk memasarkan pengaplikasian AI yang mana aman, terjamin, serta dapat dipercaya”

“Pemalsuan mendalam menggunakan audio lalu video yang tersebut mana dihasilkan AI untuk mencoreng reputasi menyebarkan berita palsu, kemudian melakukan penipuan,” kata Biden saat penandatanganan perintah tersebut.

Dia menyuarakan keresahan bahwa penipu dapat merekam ucapan seseorang selama tiga detik untuk menghasilkan audio deepfake.

“Saya sudah menonton (deep fake) diri saya,” katanya. “Saya berpikir, ‘Kapan saya mengatakan itu?”


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *